Kompasianer Joko P menulis sajak yang nyentrik berjudul "hit et nune" (di sini dan sekarang). Puisi yang diposting pada (31/12 - pukul 16:59) itu berkisah tentang romantika kehidupan Karto dan istrinya Narsih di tengah hirup pikuk dan riuhnya malam tahun baru.Â
Dan sebuah puisi berjudul "Kupinjam waktu" yang ditulis oleh Erida Pulungan (diposting 31/12 - pukul 15:32), memberi pesan kuat. Erida sekaligus memperingatkan buat kita semua tentang makna perjalanan waktu. Betapa waktu adalah sebuah karunia yang dipinjamkan tuhan. Karenanya harus disyukuri sepenuhnya. Hal itu terlihat dalam sajaknya berikut:
masih adakah waktu yang kau bisa pinjamkam padaku tuham?"
Di puncak semua harapan, impian sesungguhnya buat kita semua adalah seperti dalam sajak seorang Naeni Basri. Dalam puisinya berjudul "Jelang tahun baru" (diposting 31/12 - pukul 16:54), Naeni bertutur demikian espektatif:
Semoga mimpi dan harapan yang telah terenda bisa menjadi nyata di tahun mendatang
Sajak-sajak perihal tahun baru oleh Kompasianer di atas, memberi pesan kebermaknaan yang dalam, betapa perubahan ke arah yang lebih baik mutlak dilakukan. Dan semua harus dimulai dari diri diri sendiri. Semoga momen tahun baru ini, saat yang tepat. Kita mengoreksi kesalahan dan meningkatkan pencapaian positif kita.
Selamat tahun baru, dengan cara apa pun anda merayakannya. Kali ini saya menyambutnya dengan berjelaga di antara sajak-saja di "fiksiana" Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H