"Tentu saja tidak. Tapi ...,"
"Siapa dia?" tanyaku memotong kata-kata mas Ardi.
"Kami bisa menjelaskannya Rasti," balas mas Ardi.
Oh Tuhan! Rasanya seleraku untuk menikah mendadak benar-benar hilang dengan apa yang kulihat hari ini. Kenapa? Kenapa bisa seperti ini?
"Biar aku yang menjelaskannya, Mas," ucap Mbak Ri. Masih dengan senyum tulusnya yang selalu membuatku iri.
Aku melihat genangan di matanya. Aku yakin ini menyakitkan. Tapi apa yang sebenarnya mereka lakukan? Aku benar-benar tak habis pikir.
"Rasti, Mas Ardi tidak bersalah. Mas Ardi bahkan sangat, sangat menyayangiku," ucapnya menggenggam tanganku.
"Tapi kamu tahu sendiri kan, Mbak tidak bisa memberikan kebahagiaan untuknya."
"Kebahagiaan macam apa, Mbak? Kenapa Mbak bisa bicara begitu padahal aku tahu kalian saling mencintai," balasku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.
"Aku tidak bisa hamil Rasti. Selama 5 tahun ini aku tidak pernah bisa hamil. Dan aku yang memaksa Mas Ardi untuk menikah lagi," balasnya menjelaskan.
"Apa? Hanya karena itu?" tanyaku.