"Sebentar lagi, sayang," balasku.
"Dedek bayinya nanti perempuan kaya Aira ya, Bu?" tanyanya lagi.
"Iya sayang. Sudah malam, tidurlah," ucapku memeluknya mesra.
Aku berkali mencoba menghubungi Rudi setelah Aira terlelap tidur, tapi tak ada jawaban. Jika saja dia ada di hadapanku, ingin sekali aku menamparnya. Perlakuannya padaku seolah aku bukan siapa-siapa. Padahal jelas-jelas aku tengah mengandung anaknya.
"Halo," sapaku ketika teleponku akhirnya diangkat.
"Ya, halo," balas suara di seberang sana.
Deg.
Jantungku berdegup kencang, ketika yang kudapati adalah suara seorang wanita. Siapa wanita itu? Mengapa berani sekali memegang HP Rudi.
"Maaf ini siapa? Rudinya mana?" tanyaku ketus.
"Oh Mas Rudi sedang di kamar mandi. Ini siapa ya?" tanyanya kemudian.
Kamar mandi? Apa maksud wanita itu?