"Aku istrinya," balasku masih dengan suara ketus.
"Istri? Jangan ngaco kamu Mbak. Dia itu suami saya. Kami menikah dua bulan yang lalu," balasnya kemudian.
Sementara aku, dadaku semakin memanas. Air di mataku tanpa sadar mengalir. Rudi menikah lagi? Benarkah? Bahkan istri pertamanya saja belum sah ia ceraikan. Pun aku, siapa aku di matanya?
Aku langsung mematikan telepon. Hatiku serasa tercabik-cabik. Rasanya, ingin sekali mengakhiri semuanya. Rasanya ingin sekali aku pergi dari dunia ini.
Selang beberapa menit, aku mendapat foto-foto mesra kiriman dari nomor Rudi. Foto pernikahan, juga foto-foto mesra Rudi dengan wanita itu. Entah siapa yang mengirim. Rudi atau wanita itu, aku tidak tahu.
Rasanya, sudah hancur hidupku. Ini kesalahanku. Terlalu bodoh percaya dengan lelaki keparat seperti Rudi.
"Ibu ...," teriakku.
Aku menangis, meronta. Merasakan sakit di perut secara tiba-tiba.
Kemudian ibu dan ayah membawaku ke rumah sakit. Aku akan melahirkan malam ini. Tepat di malam aku mendapati ayah dari anak yang kukandung ternyata menikah lagi.
"Nak, ibu akan menjadi ibu sekaligus ayah bagimu," lirihku memeluk bayi mungil yang baru lahir.
Kaohsiung, 23 Maret 2019