Mohon tunggu...
Ani Siti Rohani
Ani Siti Rohani Mohon Tunggu... Buruh - Perempuan penikmat sunyi

Life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah untuk Maria

1 April 2019   08:38 Diperbarui: 1 April 2019   09:09 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Pixabay

"Tenang, Melia. Kau harus tenang," hibur Ardi memelukku dari belakang.

"Kita pulang, Ardi," ucapku penuh emosi.

Aku beranjak dari tempat untuk berdiri. Rasanya percuma aku berada di sini. Yang ada hanya membuat sesak dada.

"Kau tidak ingin menemuinya sebentar, Melia?"

Menemuinya? Tentu saja, aku harus menemuinya. Aku harus melampiaskan seluruh amarahku padanya.
Setelah meninggalkan rumah itu, aku menuju pemakaman. Mencari nisan bernama Maria, wanita keparat yang tega mengabaikanku.

"Seharusnya kakak tidak seperti ini. Seharusnya kakak bicara padaku. Seharusnya kakak tak melukai diri kakak sendiri!"

Amarahku membuncah. Aku memukuli dada, kemudian mengorek-orek tanah merah di hadapanku.

"Kau tidak boleh seperti ini, Melia," hibur Ardi.

Dia berusaha menghentikan apa yang tengah kulakukan.

"Doakan kakakmu, Melia,"ucapnya memelukku.

"Pelacur itu, dia bukan kakakku," balasku terisak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun