Mohon tunggu...
Ani Siti Rohani
Ani Siti Rohani Mohon Tunggu... Buruh - Perempuan penikmat sunyi

Life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Al

15 Maret 2019   04:55 Diperbarui: 15 Maret 2019   08:08 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia menunduk. Barangkali, menyetujui apa yang kuucap.

"Maafkan aku," lirihnya.

"Maaf? Semudah itu, heh?"

Sakit. Bagaimana tidak. Hari pernikahan sudah tepat di hadapan, tetapi dia seolah itu hanya sebuah permainan. Berusaha membatalkan dengan alasan yang tak masuk akal. Takut aku menderita? Takut aku tak bahagia? Alasan macam apa itu!
Dadaku berguncang. Tangis yang sengaja kutahan sejak tadi akhirnya pecah. Sementara ia, ia hanya menunduk tak berani menatapku walau sejenak.

"Kau tahu, kau bukan saja menyakitiku, Al!" ucapku menatap dirinya yang masih tertunduk.

"Kau menyakitiku, kau menyakiti keluargaku, kau juga menyakiti keluargamu. Kau tahu itu bukan!"

Aku kian berteriak hebat. Meluapkan segala emosi. Mungkin dengan cara ini, perasaanku akan sedikit melega. Tetapi ia, ia masih tetap bungkam tak mampu memberi balasan.

"Pergi!" usirku dengan suara lantang.

Akhirnya dia memberi tanggapan. Dia menatap mataku, menelan ludah mencoba mengucap sebuah kata.

"Maafkan, aku." Dan lagi, hanya itu kata yang mampu terucap dari bibirnya.

"Pergi!" bentakku lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun