Al-Qudrah (berketetapan)
As-Sama' (mendengar)
Al-Bashar (melihat)
Al-Kalam (berbicara)
Sedangkan sifat-sifat Allah yang bersifat khabariyah seperti Allah SWT punya wajah, tangan, kaki, betis dan seterusnya, maka beliau masih menta'wilkannya. Maksudnya eliau saat itu masih belum mengatakan bahwa Allah SWT punya kesemuanya itu namun beliau menfsirkannya dengan berbagai penafsiran. Logikanya mustahil Allah SWT yang Maha Sempurna itu punya tangan, kaki, wajah,dan lainnya.
Periode Ketiga
Pada periode ini beliau tidak hanya menetapkan 7 sifat Allah, tetapi semua sifat Allah SWT yang bersumber dari nash-nash yang shahih. Kesemuanya diterima dan ditetapkan tanpa takyif, ta'thil, tabdil, tamtsil dan tahrif. Beliau pada periode ini menerima bahwa Allah SWT itu benar-benar punya wajah, tangan, kaki, betis dan seterusnya. Beliau tidak melakukan:
Takyif : menanyakan bagaimana rupa wajah, tangan dan kaki Allah
Ta'thil : menolak bahwa Allah punya wajah, tangan dan kaki
Tamtsil : menyerupakan wajah, tangan dan kaki Allah dengan sesuatu
Tahrif : menyimpangkan makna wajah, tangan dan kaki Allah dengan makna lainnya.