Mohon tunggu...
Anisa NuradiaRustu
Anisa NuradiaRustu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

Mahasiswi Ilmu Politik di Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Peluncuran Kebijakan Ekonomi Biru: Terjawabkah Kebutuhan Nelayan di Indonesia?

23 Desember 2021   23:19 Diperbarui: 23 Desember 2021   23:27 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kebutuhan sebenarnya oleh para nelayan kurang lebih meliputi bantuan modal dan alat yang memadai, jaminan upah minimum, konservasi nyata kelautan, pemerataan fasilitas yang berkaitan, serta pelatihan komprehensif untuk nelayan. Kelima hal tersebut nyatanya kurang banyak dibahas pada saat peluncuran program ekonomi biru Indonesia. Padahal itu lah kebutuhan sesungguhnya dari para nelayan dan begitu sesuai dengan prinsip ekonomi biru. Pemilihan program prioritas oleh KKP tentu saja memunculkan pertanyaan, benarkah Indonesia ingin mengimplementasikan ekonomi biru? Karena apabila memang menginginkan hal tersebut, setidaknya kelima program yang disebutkan sebelumnya akan masuk ke dalam list program prioritas.

Ekonomi biru yang berusaha diimplementasikan oleh Indonesia belum sepenuhnya merepresentasikan tujuan dari ekonomi biru itu sendiri apabila mengacu kepada program prioritasnya. Sebagai tahap awal seharusnya KKP lebih mengutamakan permasalahan yang sudah mengakar dan butuh untuk segera diatasi seperti polusi plastik di laut Indonesia yang mengakibatkan jumlah stok ikan tangkapan menurun dan ketimpangan akses fasilitas yang dibutuhkan seperti pasar dan lembaga keuangan. Selain itu, perlindungan dan jaminan upah untuk para nelayan kecil seharusnya menjadi sorotan utama untuk memberikan udara segar bagi para nelayan. Serta, program-program inovasi pelibatan anak muda seharusnya bisa menjadi prioritas tahap awal untuk melahirkan kebijakan yang memperkuat daya saing, melestarikan laut, serta memastikan kesejahteraan nelayan kecil.

Kesimpulan

Nelayan merupakan kelompok yang memberikan kontribusi tidak ternilai pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Akan tetapi, kesejahteraan mereka sering kali dilupakan hingga menempatkan nelayan menjadi profesi dengan pendapatan terkecil di Indonesia. Keterbatasan dan ketidakberdayaan nelayan menempatkan mereka di posisi yang rawan ditindas oleh para pengusaha dan juragan. Kesulitan mengakses fasilitas yang seharusnya mereka dapatkan seperti tempat pemasaran yang berkeadilan mengakibatkan kemiskinan nelayan semakin nyata dirasakan. Hal ini diperparah lagi dengan krisis iklim dan polusi lautan yang menurunkan jumlah stok ikan tangkap di laut. Masalah demi masalah membunyikan lonceng darurat untuk inovasi penyelamat hidup mereka. Ekonomi biru dirasa memiliki prinsip yang tepat sebagai jawaban atas kesulitan yang dirasakan para nelayan.

Namun, penerapan ekonomi biru di Indonesia masih sangat jauh dari harapan. Program yang menjadi prioritas selama tiga tahun dinilai masih tidak sesuai dengan prinsip serta ekonomi biru sesungguhnya yang berfokus kepada pelestarian laut beserta peningkatan kesejahteraan nelayan. Diperlukan program inovasi yang dibentuk dengan mendengarkan nelayan secara langsung dari penjuru Indonesia agar program-program di masa mendatang dapat lebih merepresentasikan prinsip ekonomi biru dan kesejahteraan nelayan baik juragan, buruh, maupun perorangan menjadi terjamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun