Usia dini merupakan usia anak dalam mengeksplor berbagai hal baru, dengan rasa penasaran yang tinggi maka mengembangkan kemampuan anak dalam berbahasa untuk menambah kosakata baru akan sangat mudah. Nah, sehingga untuk mencapai kemampuan tersebut dibutuhkan peran guru dalam membentuk strategi pada pendidikan anak usia dini.
Pada dasarnya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi antar manusia. Bahasa menjadi sumber utama dalam mengekspresikan dan mengolah pemikiran. Bahasa mempunyai peran penting bagi proses berpikir anak. Dengan bahasa anak mampu menyampaikan keinginan dan apa yang dirasakan dengan berbicara, mengajukan berbagai pertanyaan sehingga ini akan meningkatkan berbahasa anak.
Bahasa menjadi sarana komunikasi pada anak usia dini, dengan sifatnya yang egosentris maka rasa keingintahuannya sampai ke titik anak merasa puas. Potensi inilah yang harus dikembangkan pada anak usia dini atau bisa disebut usia prasekolah, dimana anak akan dibiasakan untuk berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan mampu mengontrol diri untuk bersikap.
Menurut Elizabeth G. (2002) proses belajar bahasa merupakan pencapaian intelektual anak yang paling berharga. Pada usia dini, intelektual anak sangat kuat terutama pada bahasa yang diterima anak, jadi jika disejajarkan maka kualitas diri anak akan semakin meningkat. Dengan memberikan pendidikan yang disesuaikan dnegan prosedur tanpa tuntutan ataupun batasan pada anak.
Perkembangan Bahasa pada Anak Usia 4-6 Tahun
Menurut Hutterlocher, perkembangan bahasa paling cepat terjadi anatara 2,5 sampai 5 tahun dibandingkan masa toddler, dan perkembangan bahasa lebih kompleks. Baik dalam kemampuan bahasa akan diterima oleh anak pada usia tersebut. Demikian lingkungan sekolah dapat membangun kegiatan berbahasa yang menyenangkan bagi anak.
Pada usia 4-6 tahun, cara berbicara anak sudah semakin jelas dan dapat dipahami orang disekitarnya, anak pun mulai berbicara dalam kalimat yang misalnya terdiri dari 3 suku kata yaitu “mama, mau minum”, mulai mencari tahu akan keadaan, suasana, sebab-akibat yang terjadi, sehingga kosakata nya dicerna anak semkin bertambah banyak.
Dengan semakin anak banyak memberikan pertanyaan maka sebagai guru ataupun orangtua juga memberi ruang anak untuk bercerita hingga selelsai, lalu dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan cerita yang sudah disampaikan anak. Karena pada usia anak, setiap hari dalam kehidupannya akan melakukan sosialisasi dengan teman-teman atau lingkungannya dan aktivitas bahasa baru dalam tahap menyimak, mendengar serta berbicara. Kemampuan ini juga akan melatih anak untuk ekspresif dan berani dalam mengungkapkan sesuatu, maka aspek perkembangan lainnya juga meningkat terutama dalam bahasa.
Di era sekarang, dengan berbagai bahasa yang menyebar dalam lingkup anak, menjadi hal yang perlu diperhatikan juga, sebagai guru perlu menyaring apakah bahasa yang sudah disampaikan atau diterima anak sudah benar atau kurang baik. Dalam kesehariannya, anak juga merasakan kebosanan jika melakukan kativitas hanya fokus pada satu kegiatan, untuk mengurangi kejenuhan, guru menyiapkan beberapa kegiatan selama proses bermain sambil belajar di kelas.
Guru menajadi peran penting juga dalam perkenbangan bahasa anak usia dini, karena guru jugalah yang mengontrol bagaimana peningkatan diri anak sesuai dengan tahapan usianya. Orangtua dan guru saling bekerjasama untuk mampu menanamkan aspek perkembangan sesuai bahasa pada anak, sehingga tidak hanya sepihak namun juga dalam lingkup kehidupan anak lainnya. Upaya juga tidak akan berhasil jika hanya dalam ucapan saja, maka perlunya suatu penarik yang kuat agar anak juga ikut tertarik untuk berpartisipasi.
Media yang Digunakan untuk Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak
Dari berbagai hasil penelitian, bahwa media menjadi salah satu peran penting dalam mengembangkan aspek bahasa pada anak. Dan ini yang menjadi sarana guru untuk menggunakan media sebagai strategi atau teman belajar bagi anak dalam membersamai kegiatan belajar. Menurut Sudjana & Rivai (dalam Sari & Suryana, 2019:48) media pembelajaran memiliki manfaat dalam menarik perhatian dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, memudahkan siswa dalam memahami informasi terkait pembelajaran, dan membantu menjadikan metode pembelajaran lebih variatif.
Berikut bererapa media yang mungkin dapat diterapkan juga dalam lingkup pendidikan maupun di kehidupan sehari-hari anak :
- Media Fuzzy Felt/ Papan Flanel
Media ini merupakan jenis media grafis yang memiliki ilustrasi menarik, memperluas ide ketika memainkannya, dan juga mudah dipahami anak. Media fuzzy felt memiliki karakteristik yang efektif bagi pola berfikir anak usia dini, karena anak akan merasakan dan melatih anak untuk berucap kata.
Arif Sadiman, dkk (dalam Wahyuningsih, 2016:282) menjelaskan media papan flanel merupakan media grafis yang efektif dalam memperkenalkan pesan tertentu ke fokus tertentu dengan cara kerja medianya yaitu dipasang dan dilepas baik itu gambar, grafik, tulisan, skema dan simbol lain yang hendak diperkenalkan, sehingga media dapat digunakan berulang kali dengan cara melepas pasang.Pada media fuzzy felt lebih mengarah dan cocok untuk usia 3-4 tahun, memiliki konsep berupa berbagai gambarbuah, hewan, benda-benda di kamar, dan gambaran lainnya. Media ini juga memilki bahan yang aman dan tidak mudah rusak jika dimainkan sehingga anak akan merasa nyaman ketika bermain. Media ini digunakan lebih mengarah untuk menambah kosakata dalam pengetahuan anak, usia 3-4 tahun kosakata yang dimilki anak akan semakin banyak jika dikembangkan dengan baik. Dan guru melatih anak dengan beberapa gambaran, tidak hanya fokus pada satu gambaran sehingga kegiatan belajar ini tidak menjadi monoton saja tetapi menarik bagi anak.
Peningkatann kemampuan bahasa didukung dengan strategi yang diberikan guru dalam melakukan komunikasi selama kegiatan berlangsung, tidak membiarkan mereka bermain sendiri namun juga ditanamkan beberpa pertanyaan dan penjelasan, jika anak semakin meningkatkan keterampilan bahasanya maka pemikirannya dalam problem solving juga semakin matang.
- Menerapkan Metode Bernyanyi dalam Kegiatan Pembelajaran
Bernyanyi menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak usia dini, memberikan semangat dan membuat anak gembira dalam melakukan aktivitas. Melalui nyanyian kemampuan individu anak dalam mengekspresikan sesuatu juga ikut berkembang. Bernyanyi dapat mengajarkan berbagai pesan dan kesan yang tersampaikan pada setiap kalimat lagu, dengan adanya kata-kata baru yang di cerna, maka akan mudah diterima anak jika melalui kegiatan bernyanyi, dengan nada dan irama yang ceria membuat suasana belajar pun terasa lebih bewarna dan ceria, dengan metode ini guru dapat memanfaatkan penanaman kosakata baru pada anak, belajar bahasa secara luas, melakukan pengulangan selama proses kegiatan kelas.
Secara pelahan-lahan ini akan menjadi pembiasaan bagi anak, baik di sekolah hingga di rumah ia akan selalu mengingat lagu tersebut, misalnya saja ketika lagu yang diberikan guru berisikan mengenai sikap ketika makan dan minum, pastinya anak akan mengingat bahwa pada lagu tersebut tidak boleh makan dan minum sambil berdiri, harus berdoa, dan tidak boleh sisa saat makan. Ketika anak dapat memahami hal tersebut, berarti informasi yang disampaikan dari lagu dan juga infromasi yang disampaikan guru di kelas sudah dapat di serap dan diaplikasikan oleh anak ketika dirumah. Guru juga menerapkan metode demonstrasi walaupun kegiatan bernyanyi dilakukan, agar tidak hanya dari lagu saja tetapi penjelasan mengenai yang disampaikan dalam bait lagu itu lebih jelas dan mampu di pahami anak dengan baik serta diberikan contoh kongkret nya kepada anak.
- Mengajak Anak untuk Bermain Peran dengan Media Boneka Tangan
Media Boneka Tangan memberikan stimulus pada jari-jari anak, serta yang terutama melatih anak dalam mengolah kata ketika berbicara saat memainkan peran yang dimainkannya. Guru mengoptimalkan kegiatan bermain ini dengan berbagai karakter boneka tangan yang biasanya itu karakter lebah, kelinci, kucing, dan lain-lain. Karakter ini juga akan menambah wawasan mengenai siapa nama hewan itu, biasanya makan apa, tinggalnya dimana. Nah, ini menarik perhatian anak untuk lebih menelusuti karakter boneka.Guru pun memberikan kegiatan bermain bersama anak, mengajak akan untuk ikut masuk dalam alur cerita yang sedang dimainkan, membuat anak untuk keluar dari zona nyamanya sehingga berani untuk berbicara dan mengungkapkan apa yang sedang difikirkan. Guru juga menarik minat anak dengan mendorong bagaimana untuk anak dapat berpartisipasi, mengajak dan tidak melabelkan anak jika salah. Kalau pun anak bertindak salah sebaiknya guru mendukung anak namun dengan arahan yang benar secara perlahan-lahan agar anak tidak merasa murung.
Bercerita menggunakan boneka tangan akan lebih efektif untuk menarik perhatian anak, sehingga penyampaian isi atau pesan moral yang ada dalam cerita akan lebih mudah tersampaikan, maka dari itu perkembangan bahasa anak juga akan lebih terasah ketika anak lebih fokus dalam mendengarkan cerita yang guru sampaikan ketika di kelas.
Kesimpulan,
Bahasa pada perkembangan anak usia dini sangat penting bagi komunikasi dan keterampilannya kelak, dengan begitu perlunya juga Dukungan dan Strategi dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak usia 4-6 Tahun. Strategi yang dimiliki guru juga perlu dengan bantuan media agar kegiatan bermain sambil belajar lebih efektif dan suasana kelas menjadi lebih nyaman dan kondusif. Pemeberian media juga disesuaikan dengan usia anak, sehingga perkembangan anak secara maksimal akan menerima banyak informasi dan kosakata baru yang diterima.Daftar Pustaka,
Sari, M. (2018). Peran Orangtua Dalam Menstimulasi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. AULADA: Jurnal Pendidikan dan Perkembangan Anak e-ISSN: 2656-1638, Volume I,(2), 2018. - Syamsiyah, L. Diana., (2022). Efektivitas Media Fuzzy Dirasakan untuk Meningkatkan Kosakata Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Volume 6 Issue 4 (2022) Pages 2700-2710.
- Zahro, M. F., Fiorentisa, I. F. ., & Fatini, A. . (2020). Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita dengan Boneka Tangan. PRESCHOOL: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 14-21. https://doi.org/10.35719/preschool.v1i1.2
- Fertiliana Dea, L., Setiawan, A., & Asmiyati, L. (2020). Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Metode Bernyanyi Menggunakan Media Kartu Gambar. Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini , 1 (1), 53-64. https://doi.org/10.37985/murhum.v1i1.6
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H