Dari berbagai hasil penelitian, bahwa media menjadi salah satu peran penting dalam  mengembangkan aspek bahasa pada anak. Dan ini yang menjadi sarana guru untuk menggunakan media sebagai strategi atau  teman belajar bagi anak dalam membersamai kegiatan belajar. Menurut Sudjana & Rivai (dalam Sari & Suryana, 2019:48) media pembelajaran memiliki manfaat dalam menarik perhatian dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, memudahkan siswa dalam memahami informasi terkait pembelajaran, dan membantu menjadikan metode pembelajaran lebih variatif.
Berikut bererapa media yang mungkin dapat diterapkan juga dalam lingkup pendidikan maupun di kehidupan sehari-hari anak :
- Media Fuzzy Felt/ Papan Flanel
Media ini merupakan jenis media grafis yang memiliki ilustrasi menarik, memperluas ide ketika memainkannya, dan juga mudah dipahami anak. Media fuzzy felt memiliki karakteristik yang efektif bagi pola berfikir anak usia dini, karena anak akan merasakan dan melatih anak untuk berucap kata. Â Â Â
Arif Sadiman, dkk (dalam Wahyuningsih, 2016:282) menjelaskan media papan flanel merupakan media grafis yang efektif dalam memperkenalkan pesan tertentu ke fokus tertentu dengan cara kerja medianya yaitu dipasang dan dilepas baik itu gambar, grafik, tulisan, skema dan simbol lain yang hendak diperkenalkan, sehingga media dapat digunakan berulang kali dengan cara melepas pasang.Pada media fuzzy felt lebih mengarah dan cocok untuk usia 3-4 tahun, memiliki konsep berupa berbagai gambarbuah, hewan, benda-benda di kamar, dan gambaran lainnya. Media ini juga memilki bahan yang aman dan tidak mudah rusak jika dimainkan sehingga anak akan merasa nyaman ketika bermain. Media ini digunakan lebih mengarah untuk menambah  kosakata dalam  pengetahuan anak, usia 3-4 tahun kosakata yang dimilki anak akan semakin banyak jika dikembangkan dengan baik. Dan guru melatih  anak dengan beberapa gambaran, tidak hanya fokus pada satu gambaran sehingga kegiatan belajar ini tidak menjadi monoton saja tetapi menarik bagi anak.
Peningkatann kemampuan bahasa didukung dengan strategi yang diberikan guru dalam melakukan komunikasi selama kegiatan berlangsung, tidak membiarkan mereka bermain sendiri namun juga ditanamkan beberpa pertanyaan dan penjelasan, jika anak semakin meningkatkan keterampilan bahasanya maka pemikirannya dalam problem solving juga semakin matang.
- Menerapkan Metode Bernyanyi dalam Kegiatan Pembelajaran
Bernyanyi menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak usia dini, memberikan semangat dan membuat anak gembira dalam melakukan aktivitas. Melalui nyanyian kemampuan individu anak dalam mengekspresikan sesuatu juga ikut berkembang. Bernyanyi dapat mengajarkan berbagai pesan dan kesan yang tersampaikan pada setiap kalimat lagu, dengan adanya kata-kata baru yang di cerna, maka akan mudah diterima anak jika melalui kegiatan bernyanyi, dengan nada dan irama yang ceria membuat suasana belajar pun terasa lebih bewarna dan ceria, dengan metode ini guru dapat memanfaatkan penanaman kosakata baru pada anak, belajar bahasa secara luas, melakukan pengulangan selama proses kegiatan kelas.
Secara pelahan-lahan ini akan menjadi pembiasaan bagi anak, baik di sekolah hingga di rumah ia akan selalu mengingat lagu tersebut, misalnya saja ketika lagu yang diberikan guru berisikan mengenai sikap ketika makan dan minum, pastinya anak akan mengingat bahwa pada lagu tersebut tidak boleh makan dan minum sambil berdiri, harus berdoa, dan tidak boleh sisa saat makan. Ketika anak dapat memahami hal tersebut, berarti informasi yang disampaikan dari lagu dan juga infromasi yang disampaikan guru di kelas sudah dapat di serap dan diaplikasikan oleh anak ketika dirumah. Guru juga menerapkan metode demonstrasi walaupun kegiatan bernyanyi dilakukan, agar tidak hanya dari lagu saja tetapi penjelasan mengenai yang disampaikan dalam bait lagu itu lebih jelas dan mampu di pahami anak dengan baik serta diberikan contoh kongkret nya kepada anak.
- Mengajak Anak untuk Bermain Peran dengan Media Boneka Tangan
Media Boneka Tangan memberikan stimulus pada jari-jari anak, serta yang terutama melatih anak dalam mengolah kata ketika berbicara saat memainkan peran yang dimainkannya. Guru mengoptimalkan kegiatan bermain ini dengan berbagai karakter boneka tangan yang biasanya itu karakter lebah, kelinci, kucing, dan lain-lain. Karakter ini juga akan menambah wawasan mengenai siapa nama hewan itu, biasanya makan apa, tinggalnya dimana. Nah, ini menarik perhatian anak untuk lebih menelusuti karakter boneka.Guru pun memberikan kegiatan bermain bersama anak, mengajak akan untuk ikut masuk dalam alur cerita yang sedang dimainkan, membuat anak untuk keluar dari zona nyamanya sehingga berani untuk berbicara dan mengungkapkan apa yang sedang difikirkan. Guru juga menarik minat anak dengan mendorong bagaimana untuk anak dapat berpartisipasi, mengajak dan tidak melabelkan anak jika salah. Kalau pun anak bertindak salah sebaiknya guru mendukung anak namun dengan arahan yang benar secara perlahan-lahan agar anak tidak merasa murung.
Bercerita menggunakan boneka tangan akan lebih efektif untuk menarik perhatian anak, sehingga penyampaian isi atau pesan moral yang ada dalam cerita akan lebih mudah tersampaikan,  maka dari itu perkembangan  bahasa  anak  juga  akan  lebih terasah  ketika  anak lebih  fokus  dalam mendengarkan cerita yang guru sampaikan ketika di kelas.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!