Mohon tunggu...
Anisah Meidayanti
Anisah Meidayanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer/Content Creator

Mantan anak kantoran, hehe. Sekarang dan seterusnya akan terus fokus menggali diri melalui karya tulis-menulis dan audio-visual

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nasi Madura Kongde Bu May, Kuliner Hidden Gem di Surabaya Andalan Karyawan Sampai Pelancong

22 Juli 2022   22:09 Diperbarui: 22 Juli 2022   22:37 3785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan Nasi Slulup. Dokpri

"Dulu ya warung biasa, tapi kok ada aja yang minta dimasakin paru, cumi, babat, dan sebagainya. Daripada satu-satu gitu yaudah jadi satu aja jadi nasi madura" terang Bu May.

Engga hanya karyawan pertokoan dan pergudangan sekitar warung yang jadi pembelinya, warung ini semakin dikenal bahkan bagi para pelancong dari luar kota Surabaya. 

Walaupun sudah terkenal dan selalu ramai, Bu May tidak ingin pindah ke lokasi dan ruang yang lebih ekslusif atau lebih besar. Baginya, interaksi dengan pelanggan, kebersihan warung dan alat makan, kualitas dan rasa makanan adalah yang utama. 

"Jam makan siang itu selalu antre, saya dan beberapa rewang biar pembeli engga sumpek ya diajak guyon, menjalin interaksi biar muncul rasa saling pengertian. Kadang ya saya kasih minum dulu atau cemilan dulu". 

Jujur saja, saya kaget dengan jawaban Bu May tersebut, karena engga banyak orang menyadari pentingnya interaksi sebagai cara menumbuhkan rasa saling pengertian. Apalagi selama ini ada stigma, semakin ramai semakin jual mahal. 

Bu May yang saat ini hanya bertugas menjaga kasir. Di meja ini lah Bu May lebih leluasa mendengar curhat para pelanggan. Dokpri
Bu May yang saat ini hanya bertugas menjaga kasir. Di meja ini lah Bu May lebih leluasa mendengar curhat para pelanggan. Dokpri

Interaksi dalam warung sederhana itu bentuknya beragam. Ada yang berbentuk sambat dari karyawan yang sedang kesal dengan atasannya. Ada yang berbentuk curhat bahagia karena ditraktir rekan kerjanya, sampai ada yang minta tolong dicarikan jodoh oleh Bu May. 

Namun, Bu May tetap menanggapi dan mendengarkan segala cerita dan celetukan dari beragam pembelinya dengan pembawaan yang santai dan guyon. Saya belum satu jam di warung outdoor tersebut, tapi sudah begitu banyak cerita dari beragam orang yang saya dengarkan. Saya juga ikut menanggapi beberapa cerita karena relate, wkwk. 

Interaksi yang terbuka inilah yang membuka ruang bagi para pembeli untuk tidak sungkan. Jika ingin emboh alias nambah nasi atau sambal, monggo saja lur. Apalagi dengan lauk yang banyak dan beragam, ada beberapa orang yang ingin menghabiskannya tanpa sisa dengan kepuasan yang maksimal, wkwk. 

Apapun yang diinginkan pembeli di warung ini, coba komunikasikan saja dengan Bu May atau rewangnya, jangan coba-coba untuk sungkan. Tips saya, bilang aja daripada menyesal kemudian!

Walaupun semakin populer dikunjungi oleh banyak orang dari beragam latar belakang. Warung Kongde, tetaplah warung Kongde. Kalaupun berubah, harapan Bu May berubah ke arah yang lebih baik. Bersama beberapa rewangnya, beliau berusaha untuk membahagiakan para pembelinya dengan pendekatan interaktif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun