Mohon tunggu...
Fiksiana Artikel Utama

Bioskop Membawaku #2

16 Mei 2015   05:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:57 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bugh

Dengan terpaksa Hasan bangun dari tidurnya karena suara keras barusan. Dengan samar ia melihat asal suara. Dia melihat seorang gadis berkerudung cokelat sedang berjongkok di tangga jalanan dan mengambil handphone yang tergeletak di atas karpet merah. Dari matanya yang masih sayu itu, pemandangan di depannya sangat menarik. Gadis itu mengambil handphonenya dengan malu-malu dan raut wajahnya terlihat lucu. Tanpa sadar Hasan justru memperhatikan gadis itu terus. Azila yang di sampingnya asyik menatap layar bioskop dan memang tidak berniat mengganggu tidur Hasan. Hasan memperhatikan gadis itu terus dan terus, jadi senyum-senyum sendiri. Sepertiny aura gadis itu bagus, sehingga membuat Hasan yang semula bosan jadi terhibur. Hasan memperhatikan gadis itu menyuap pop corn, menarik hijabnya ke belakang, bercanda dengan gadis berambut panjang di sampingnya, terdengar samar gadis itu sedikit berdebat masalah agama yang menyangkut pada film itu juga kepada gadis berambut panjang di sebelahnya, dari mulai tertawa hingga tiba-tiba gadis itu terlihat menyeka matanya menggunakan ujung kerudungnya. Hasan melihat sekeliling, ternyata Azila juga sedang menangis. Lohhh Azila yang tepat di sebelahnya justru Hasan tidak menyadarinya. Hasan mengambil sapu tangannya dan memberikannya kepada Azila seraya berkata "Cengeng."

"Ih kak Hasan." Azila mengambil sapu tangan Hasan dan menyeka air matanya. "Gak nonton dari awal sih, tidur mulu." Azila mencoba mengajak bercanda Hasan yang memang selama ini jarang mendapat respon sih.

Hasan bergeming, dan terus memperhatikan kembali gadis itu yang sedang salling tunjuk dengan gadis di sampingnya. Sepertinya saling menertawakan karena menangis. Lagi-lagi Hasan ikut tertawa.

"Hehe, jarang-jarang deh kak Hasan tersenyum dengan candaanku." Azila tiba-tiba berbicara dengan wajah tetap menatap layar. Membuat Hasan menengok ke arahnya dan menggulung senyum di bibirnya.

Hasan menatap layar bioskop, sedikit syok dengan perkataan Azila barusan. Sekarang ia berusaha menahan lirikan matanya untuk gadis berkerudung cokelat itu, tapi entah kenapa susah. Entah kenapa juga kegiatan gadis berkerudung cokelat itu sangat ingin dia lihat. Mencoba menikmati film yang sedang di putar itu, Hasan justru tidak konsentrasi pada film dan malah kembali memperhatikan gadis itu.

Setelah hampir 2 jam, akhirnya film berakhir. Lampu pun perlahan mulai menayala. Abi, Umi, Khasna, dan Azila beranjak dari kursi dan bersiap keluar gedung bioskop. Hasan masih pada kursinya dan memegang kakinya dengan mata yang masih melirik arah gadis tadi.

"Ayo kak." Ajak Azila seraya berdiri dan menenteng tasnya.

"Iya duluan aja. Kakiku kesemutan." Jawab Hasan.

"Serius? kok bisa? sini aku urut." Azila kembali duduk.

"Eh apaan sih. Udah gak usah. Kamu keluar duluan aja sana sama umi. nanti aku nyusul.. gih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun