Nama : Anisa Fitri Rohimah
NIM : 222121029
Kelas : HKI 4A
Review skripsi "UPAYA MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH DALAM KELUARGA KARIER PERSPEKTIF FIKIH KELUARGA (Studi pada Guru dan Karyawan Pabrik di Desa Jetiskarangpung Kalijambe Sragen)" oleh Oleh : ISABITA IFFAH NURULLIATI_UIN Raden Mas Said Surakarta 2023
PENDAHULUAN
Pernikahan adalah langkah besar dalam hidup, di mana dua individu berkomitmen untuk bersama dalam suka dan duka. Melalui pernikahan, terbentuklah sebuah keluarga yang menjadi tempat berteduh, berbagi, dan bertumbuh. Ini adalah perjalanan panjang yang penuh tantangan dan kebahagiaan, di mana cinta dan pengertian menjadi pondasi utama. Bersama, pasangan menciptakan kenangan indah dan menghadapi masa depan dengan saling mendukung. Ini adalah awal dari perjalanan membentuk keluarga, tempat di mana cinta, kebersamaan, dan dukungan menjadi dasar. Setiap hari bersama adalah kesempatan untuk mempererat ikatan, menjadikan keluarga sebagai sumber kekuatan dan kebahagiaan dalam menjalani hidup. Mewujudkan keluarga sakinah dalam keluarga karier dari perspektif fikih keluarga melibatkan beberapa upaya yang dapat diintegrasikan dengan prinsip-prinsip syariah antara lain pendidikan dan pemahaman agama, komunikasi yang baik, pembagian tugas yang adil, waktu berkualitas bersama keluarga, keseimbangan antara dunia dan akhirat.Â
Fikih keluarga mengajarkan bahwa mencari nafkah adalah kewajiban, tetapi tidak boleh mengorbankan kewajiban kepada Allah dan keluarga. Oleh karena itu, suami dan istri harus dapat menyeimbangkan antara pekerjaan, ibadah, dan kehidupan keluarga. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan pengaturan waktu yang baik dan prioritas yang jelas. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini, keluarga karier dapat mencapai kehidupan yang harmonis dan sakinah sesuai dengan ajaran Islam. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawab yang saling mendukung, serta menjadikan nilai-nilai agama sebagai landasan utama dalam kehidupan sehari-hari. Dalam keluarga karier, pembagian tugas rumah tangga harus dilakukan secara adil dan seimbang. Suami dan istri harus bekerja sama dalam mengurus rumah tangga dan anak-anak, tanpa mengabaikan tanggung jawab masing-masing. Fikih keluarga menekankan pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam pembagian peran dan tanggung jawab. Komunikasi yang efektif dan terbuka antara suami dan istri sangat penting. Keduanya harus bisa berbicara secara jujur dan terbuka tentang perasaan, harapan, dan masalah yang dihadapi. Dalam Islam, komunikasi yang baik adalah kunci untuk mencapai keharmonisan dalam rumah tangga.Â
ALASAN MEMILIH JUDUL SKRIPSI INI
Skripsi ini menarik untuk direview karena sebagai mahasiswa Hukum Keluarga Islam, topik ini sangat relevan dengan fokus studi yang menitikberatkan pada prinsip-prinsip hukum Islam yang berkaitan dengan keluarga, termasuk konsep keluarga sakinah.
PEMBAHASAN
Didalam skripsi yang berjudul UPAYA MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH DALAM KELUARGA KARIER PERSPEKTIF FIKIH KELUARGA (Studi pada Guru dan Karyawan Pabrik di Desa Jetiskarangpung Kalijambe Sragen) ini menuliskan latar belakang masalah, Dari sebagian pasangan suami istri karier merasa ekonomi keluarga mereka terbantu dan sebagian dari mereka bisa mempertahankan kehidupan. rumah tangganya dengan harmonis, karena mereka selalu terbuka masalah keuangan. Kurangnya komunikasi dalam keluarga karena sama-sama sibuk bekerja dan mereka selalu mengupayakan quality time untuk keluarga pada hari libur akhir pekan. Mempuyai keluarga sakinah adalah dambaan bagi setiap manusia, baik yang berprofesi sebagai petani, guru, polisi, dokter, dan lain sebagainya. Begitu juga dengan orang yang berprofesi sebagai guru dan karyawan pabrik, mereka juga berkeinginan untuk mempunyai keluarga yang sakinah, mawwadah, warrohmah. Alasan penyusun memilih studi Guru dan Karyawan Pabrik karena mayoritas penduduk di Desa Jetiskarangpung bekerja sebagai Karyawan Pabrik dan Guru. Selain itu juga Desa Jetiskarangpung menjadi Desa yang paling banyak penduduk bermata pencaharian Karyawan Pabrik di Kecamatan Kalijambe. Desa Jetiskarangpung banyak pasangan suami istri yang memilih untuk sama-sama berkarier meskipun ada di antara mereka yang ekonomi nya sudah berkecukupan jika hanya mengandalkan nafkah dari suami nya. Disaat pasangan suami istri sibuk bekerja, sebagian dari keluarga karier di Desa Jetiskarangpung Kecamatan Kalijambe ini memilih menyerahkan pengasuhan anak nya yang masih di bawah umur lewat baby sitter atau penitipan anak. Jika anak masih di tingkat Sekolah Dasar (SD), mereka memilih menyekolahkan anaknya di sekolah full day. Ketika anak berusia tingkatan SMP-SMA, mereka memilih untuk menyekolahkan anak nya di sekolah boarding atau pondok. Namun, dengan hal itu mereka selalu mengupayakan waktu untuk sekedar berlibur dan berkumpul dengan anakanaknya di kala mereka tidak bekerja. Kemudian masalah pekerjaan rumah sebagian dari mereka memilih menggunakan jasa pembantu rumah tangga, ada juga yang memilih untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga secara bersama-sama, dengan hal itu tidak mengurangi hak dan kewajiban diantara keduanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya dari suami istri karier dalam mewujudkan keluarga sakinah pada pasangan yang sama-sama bekerja dan untuk mendeskripsikan kondisi keluarga karier di Desa Jetiskarangpung menurut tinjauan Fikih Keluarga. Keluarga sakinah adalah keluarga yang tenang, tentram, rukun dan damai. Dalam keluarga itu terjalin hubungan harmonis diantara semua anggota keluarga dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Sakinah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kedamaian, ketentraman, ketenangan, kebahagiaan semoga pasangan suami istri itu dapat membina keluarga yang penuh dengan kecintaan dan kasih sayang. Keluarga sakinah merupakan dambaan setiap pasangan suami istri dalam kehidupan rumah tangga. Di samping menjalankan kehidupan rumah tangga sesuai dengan syariat islam serta taat kepada Allah dan Rasul-Nya, keluarga sakinah juga harus dilandasi dengan sifat amanah, jujur, setia, saling pengertian, sabar, rasa cinta dan penuh kasih sayang terhadap sesama. Di samping tujuan pernikahan itu membentuk keluarga yang bahagia, tetapi juga bersifat kekal, itu berarti bahwa setiap perkawinan harus berlangsung sekali seumur hidup agar mencapai keluarga sakinah. Dalam skripsi dijelaskan juga dimulai dari ciri-ciri keluarga sakinah, dan konsep keluarga karier dalam mewujudkan sakinah
Ciri-ciri Keluarga Sakinah
Rumah tangga yang didirikan berlandaskan al-qur'an dan sunnah, mengetahui peraturan berumah tangga, rumah tangga yang berasaskan kasih sayang (mawaddah warahmah), saling percaya, saling menghargai
Konsep Keluarga Karier dalam Mewujudkan Sakinah
Dalam keluarga karier harus tetap Menjaga dan Memupuk Komponen Pasangan Suami Istri Karier, antara lain yaituÂ
1. Memupuk Kedekatan Emosi.Â
Cara memupuk kedekatan emosi adalah dengan selalu menjaga keterbukaan dan sikap saling memahami diantara keduanya, Menjaga Komitmen Tetap Kokoh. Cara menjaga komitmen supaya tetep kokoh adalah dengan menjaga kejujuran dan kesetiaan, apapun yang terjadi juga diiringi dengan sikap bertanggung jawab.Â
2. Menjaga Api Gairah
 Cara menjaga api gairah, pasangan suami istri perlu dengan sengaja memelihara hubungan yang sangat inti mini. Banyak hal akan membatasi hubungan seksual, seperti kesibukan, kelelahan mencari nafkah, kehadiran buah hati, bahkan kondisi lingkungan secara fisik. Justru dalam kondisi seperti inilah hubungan seksual perlu diperkuat.Â
3. Membangun Generasi Berkualitas Dalam Keluarga Karier. Membangun generasi berkualitas perlu dimulai jauh sebelum anak lahir. Ada beberapa aspek yang perlu direncanakan dan dipertimbangkan sebelum memiliki anak diantaranya kesiapan fisik, mental emosional, ekonomi dan akibat-akibat yang akan terjadi setelah mempunyai anak. Semua orangtua pasti berharap anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Semua orangtua berharap anaknya kelak menjadi anak sukses. Langkah awal yang bijak menjadi orangtua adalah memiliki perencanaan yang perlu dilakukan adalah membuat tujuan dalam mendidik anak. Tujuan akhir yang jelas akan menuntun kita pada jalan dan langkah yang jelas pula. Upaya dalam Mencapai Keluarga Sakinah Membangun sebuah keluarga yang sakinah tidaklah mudah, tetapi setiap rumah tangga berhak mendapatkan kebahagiaan dalam rumah tangganya. Setiap pasangan yang membina rumah tangga tentunya mendambakan keluarga yang bahagia dan penuh kasih sayang di dalamnya. Oleh karena itu, upaya tertentu yang dilakukan dalam mencapai rumah tangga yang sakinah adalah sebagai berikut:Â
a. Apabila terjadi konflik antara pasangan suami istri, sebaiknya di selesaikan berdua, tanpa harus melibatkan oranglain di dalamnya
b. Menjaga komunikasi agar tetap merasakan romantis dan hangat di dalam rumah tangga, biasanya pasangan suami istri mulai menyepelekan komunikasi ketika sudah memasuki pernikahan yang cukup lama atau sudah mempunyai buah hati, karena sudah sibuk dengan buah hatinya. Hal ini yang menimbulkan kesalah fahaman pada pasangan, ketidakjujuran, cemburu yang membabi buta, tidak terbuka dan terjadinya perbedaan pendapat.Â
c. Menjaga ekonomi agar tetap stabil, terjadinya ketidakstabilan ekonomi dalam keluarga bukan hanya penghasilan yang sedikit. Namun, karena suami istri kurang pandai dalam mengatur dan membelanjakan pendapatan. Agar perekonomian keluarga tetap stabil perlu adanya evaluasi keuangan dan menerapkan hidup hemat dan membeli sesuatu yang menjadi kebutuhan, bukan keinginan.
 d. Mendidik anak dengan nilai-nilai islami, membimbingnya di jalan yang benar agar menjadi anak yang tumbuh dewasa dan bermanfaat bagi umat manusia.
 e. Berupaya menghidupkan niali-nilai islam dalam keluarga, dengan cara menegakkan sholat lima waktu berjamaah, membaca al-qur'an,  memperbanyak do'a, berdzikir, selalu memohon ampun kepada Allah atas kesalahan yang telah dilakukan dan yang terakhir adalah saling mendo'akan dalam hal kebaikan.
Dalam skripsi ini penulis mewawancarai beberapa narasumber mengenai Kondisi Pasangan Suami Istri yang sama-sama Bekerja di Luar Rumah terutama yang Berprofesi sebagai Guru dan Karyawan Pabrik
Narasumber 1 : Bapak Sugimin dan Ibu Untari Widyoowati (sudah menikah 24 tahun dan di karuniai 2 anak perempuan yang pertama usia 23 tahun sekarang udah berumah tangga sendiri dan yang kedua usia 13 tahun. Ibu Untari bekerja sebagai Guru sekaligus Kepala Sekolah di TK Aisyiyah IV Cengklik, Jetiskarangpung, Kalijambe Sragen sedangkan suaminya bekerja di SMK Muhammadiyah 1 Gondangrejo dan keduanya belum PNS)
Menurut Bapak Sugimin dan Ibu Untari keluarga Sakinah adalah keluarga yang harmonis dan menerima perbedaan pasangan kalau pun ada perbedaan itu bisa diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat sehingga keluarga bisa mencari inti Bahagia. Cara mereka memupuk hubungan suami istri yang harmonis dengan cara saling menerima, saling mengerti dan saling percaya karena memang mereka dari awal sudah tahu kekurangan dan kelebihan masing-masing intinya menjadikan kekurangan itu sebagai cara untuk saling melengkapi. Peran dan tanggung jawab mereka sebagai orangtua karier dalam pola asuh dan pendidikan anak yaitu dengan cara tidak memanjakan akan tetapi memberikan tanggung jawab kecil yang mungkin bisa berguna ketika anak-anaknya. Dalam rumah tangga pasti selalu ada konflik, tetapi mereka selalu berusaha jika sedang bertengkar tidak pernah marah di depan anak, tidak pernah berteriak yang mungkin bisa terdengar oleh tetangga. Dalam mengelola perbedaan konflik mereka saling mengerti dan memaafkan karena manusia memang tempatnya salah dan dosa, mereka juga komitme untuk tidak mengulangi kesalahan itu lagi. Strategi tersendiri agar bisa berkarier namun tetap menjaga sakinah yaitu dengan cara saat istri di rumah selalu mengusahakan semua tugas rumah sudah terpenuhi seperti makan, pakaian, rumah yang bersih serta perlengkapan suami dan anak sudah siap, jadi suami dan anak tidak merasa terabaikan. Namun, mereka juga ada kendala sebagai pasangan suami istri karier dan tetap harus menjaga keharmonisan keluarga, kendalanya adalah saat anak masih kecil mereka harus mencari orang yang bisa dipercaya untuk menjaga anaknya dan ada kendala ekonomi, bisa bekerja dan menitipkan anak sedangkan suami sebagai pegawai honorer dengan penghasilan yang paspasan namun mereka harus tetap prihatin dan tetap mengerti supaya tidak ada masalah yang besar.
Narasumber 2 :Â Bapak Syamsuri dan Ibu Sri Umiyati (sudah menikah selama 33 tahun dan dikaruniai anak 2 laki-laki semua. Anak pertamanya usia 30 tahun sekarang sudah berumah tangga dan anak keduanya usia 24 tahun sekarang sedang menempuh Pendidikan S2 di Universitas Negeri Yogyakarta. Keduanya bekerja sebagai Guru dan sudah PNS)
Menurut Bapak Syamsuri dan Ibu Umiyati keluarga sakinah adalah suatu keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara keluarga dan lingkungan dengan selaras serta mampu mengamalkandan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia. Cara mereka memupuk hubungan suami istri yang harmonis adalah dengan cara saling mendo'akan, saling mempercayai, saling memberi kabar saat pergi, saling mengingatkan sholat wajib dan sholat sunah dan anak-anak juga menanyakan kabar orangtuanya disaat jauh. Kebutuhan keluarga dalam keluarga mereka itu ada 2 yaitu kebutuhan lahir dan batin. Kebutuhan lahir merupakan tangung jawab suami kepada istri namun sebagai istri juga wajib mensyukuri berapapun besar kecilnya suami memberi namun sebagai istri juga tidak menuntut bahwa kebutuhan rumah tangga itu sepenuhnya menjadi tugas tanggung jawab suami. Sedangkan kebutuhan batin menurut mereka adalah saling mengisi karena di dasari ilmu agama dan harus memenuhi hak dan kewajiban yang harus di berikan. Bagi mereka peran dan tanggung jawabnya selaku orangtua karier dalam pola asuh dan Pendidikan anak adalah mereka memplaning sebelum anak-anak besar harus sudah mempunyai rumah terlebih dahulu sebelum biayai anak sekolah. Setelah rumah jadi uang disisihkan untuk tabungan anak sekolah nanti. Upaya mewujudkan keluarga sakinah menurut pandangan Bapak Syamsuri dan Ibu Sri Umiyati adalah dengan cara pandai membagi waktu, saling meminta maaf meskipun tidak ada salah, saling bertukar pikiran melakukan sholat berjamaah dan ngaji, serta saling mengingatkan satu sama lain.
Narasumber 3 : Bapak Wahyudi dan Ibu Leli Firli Rohmani (sudah menikah selama 21 tahun dan dikaruniai anak 3 anak, 1 perempuan dan 2 laki-laki. Anak pertamanya usia 14 tahun sekarang sedang sekolah SMP sekaligus asrama di BEQI Sragen, sedangkan anak kedua usia 10 tahun dan anak ketiga berusia 8 tahun, keduanya sekolah di SDIT Nur Hidayah Surakarta. Keduanya bekerja sebagai Guru)
Keluarga sakinah menurut Bapak Wahyudi dan Ibu Leli adalah keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah, mampu memberikan kasih sayang kepada anggota keluarga sehingga mereka memiliki rasa aman, tentram, damai dan bahagia. Cara memenuhi kebutuhan keluarga adalah dengan sama-sama bekerja dan saling membantu. Sedangkan cara memupuk hubungan suami istri yang harmonis adalah dengan cara quality time atau sekedar ngobrol berdua saat anak-anak sudah tidur apapun diobrolkan dan saling mendengarkan keluh kesah satu sama lain. Bagi mereka peran dan tanggung jawabnya selaku orangtua karier dalam pola asuh dan Pendidikan anak adalah dalam keluarga mereka masih sering terjadi perdebatan antara suami dan istri terkait batasan gadged untuk anak-anaknya, namun sudah sepakat untuk masalah gadged anak yang menentukan adalah ibunya. Boleh mainan gadged 1 minggu sekali untuk game 15 menit dan nonton youtube 2 kali tontonan. Dalam pembagian pekerjaan rumah dulu sebelum istri sakit, pekerjaan rumah bagian luar dilakukan oleh suami misalnya nyapu dan menjemur pakaian dan bagian dalam dilakukan oleh istri, namun semenjak istri sakit seluruh pekerjaan rumah dilakukan oleh suami. Dalam setiap rumah tangga pasti selalu ada konflik, menurut Bapak Wahyudi dan Ibu Leli dulu waktu awal nikah masih banyak emosinya, suka egois, namun semakin kesini sudah saling memahami dan ridho apapun kondisinya. Dalam mengelola perbedaan koflik dalam rumah tangga nya hanya dibutuhkan diskusi jika ada perbedaan pendapat, pertengkaran kecil itu wajar tetapi setelah itu saling mendengarkan. Upaya mewujudkan keluarga sakinah menurut mereka adalah saling memahami, pengertian, jika ada emosi diomongkan karena kadang suami itu tidak faham kalau tidak disampaikan, namun harus tetap menghargai suami, meskipun suami salah, karena dalam keluarga mereka sehari-hari menggunakan bahasa jawa krama.
Narasumber 4 :Â Bapak Muhaimin dan Ibu Nurul Hidayati ( sudah menikah selama 22 tahun dan dikaruniai anak 2 perempuan semua. Anak pertamanya usia 20 tahun sekarang sudah bekerja di Pabrik Sosis di Boyolali dan anak keduanya usia 15 tahun sekarang sekolah di MAN 2 Karanganyar kelas IX. Keduanya bekerja sebagai karyawan pabrik Garment)
Menurut Bapak Muhaimin dan Ibu Nurul keluarga sakinah adalah keluarga yang senantiasa mempunyai rasa damai pada setiap anggota keluarganya serta pastinya di dalam keluarga itu dapat membuat kehidupan terasa lebih penuh dengan kasih sayang. Cara mereka memupuk hubungan suami istri adalah dengan cara memperlakukan pasangan dengan baik dan sabar, jujur satu sama lain karena kejujuran merupakan pondasi penting dalam membangun rasa kepercayaan antara suami istri dan mencari solusi bersama jika terjadi percekcokan. Dalam memenuhi kebutuhan keluarga menurut Bapak Muhaimin dan Ibu Nurul adalah membuat skala prioritas, dimana dalam sebuah keluarga bisa memilih kebutuhan seperti apa yang harus di dahulukan. Peran dan tanggung jawab mereka dalam pola asuh dan pendidikan anak adalah melihat perkembangan anak pada zaman sekarang, mereka berharap anak-anaknya mempunyai akhlak yang baik, dengan memfasilitasi sekolah keagamaan formal maupun nonformal seperti TPA dirumah. Menurut mereka pendidikan umum sama pentingnya dengan agama, tetapi akhlak yang paling utama dikarenakan nantinya akan menjadi fondasi anak dalam hidup di dunia maupun akhirat. Mereka selalu menyempatkan waktu untuk mendampingi anak-anaknya belajar di samping mereka disibukkan dengan karier. Setiap rumah tangga pasti selalu ada konflik, tetapi mereka selalu mencari solusi bersama dengan pasangan secara baik dan pelan. Mereka juga saling menyadari hakikat dan kodrat diri masing-masing sehingga selalu mudah memaafkan dan memberi nasihat dengan lembut untuk menjaga perasaan satu sama lain. Kemudian cara mereka mengelola perbedaan konflik adalah dengan cara saling mendengarkan dan tidak memotong pembicaraan ketika salah satu diantaranya sedang berbicara, jujur, saling memahami dan mendiskusikan secara baik dan dengan kepala dingin. Perlu ada strategi tersendiri agar bisa berkarier namun tetap menjaga sakinah yaitu dengan cara melakukan komunikasi yang efektif karena komunikasi itu memang penting dalam rumah tangga. Menjaga komitmen dengan pasangan dan mengesampingkan rasa curiga dengan pasangan, harus bisa meningkatkan intensitas keharmonisan atau romantisme dengan pasangan, harus selalu bisa mengendalikan emosi dan meyakinkan pasangan untuk selalu mendukung karier satu sama lain yang dijalani. Terkadang ada kendala dalam berkarier namun harus tetap menjaga sakinah hambatannya adalah kuragnya ilmu pengetahuan dalam rumah tangga dan karena salah satu dari mereka belum bisa memenuhi hak dan kewajiban sebagai suami istri. Upaya mewujudkan keluarga sakinah menurut mereka adalah menjaga komunikasi, saling intropeksi diri karena dengan intropeksi diri bisa melihat kesalahan pribadi, membuka kesadaran sehingga emosi akan redup dan sadar bahwa diri sendiri itu salah, yang paling penting adalah terbuka satu sama lain, menghargai, saling mengalah, dan memahami satu sama lain.
Narasumber 5 :Â Bapak Susanto dan Ibu Warjiyati Lestari (sudah menikah selama 15 tahun dan sudah dikaruniai 2 anak. 1 anak laki-laki kelas 2 SMP yang sekarang tinggal di asrama pondok Sukoharjo dan 1 anak perempuan kelas 6 SD sekolah di SDIT Sahabat. bekerja sebagai karyawan pabrik Agantha Jaya Globalindo dan Bapak Susanto bekerja di Pabrik Kayu)
Menurut Bapak Susanto dan Ibu Warjiyati keluarga sakinah adalah keluarga yang semua anggotanya bisa merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, kebekahan dan selalu dirahmati Allah. Cara mereka memupuk dan menjaga hubungan suami istri yang harmonis adalah dengan cara mengadakan quality time antara suami dan istri saat waktu longgar, saling terbuka serta selalu positive thinking apapun yang terjadi. Strategi mereka dalam memenuhi kebutuhan keluarga adalah dengan cara sama-sama bekerja, kemudian gaji suami untuk biaya sekolah anak dan sisanya di tabung namun gaji istri untuk makan sehari-hari dan membayar kebutuhan sosial lainnya. Peran mereka dalam pola asuh dan pendidikan anak adalah menyekolahkan anaknya di sekolah fullday dan ketika anak sudah masuk usia SMP mereka memilihkan sekolah anaknya di pondok, meskipun begitu mereka selalu mendampingi anaknya belajar ketika dirumah. Kemudian dalam pola asuh anak, mereka menekankan masalah HP, anak hanya diberikan waktu bermain HP disaat libur sekolah selain waktu itu  HP disita oleh orangtuanya. Pembagian pekerjaan rumah dalam keluarga mereka adalah suami menyapu halaman, istri memasak dan mencuci baju, sedangkan anak perempuannya cuci piring dan nyapu dalam rumah, akan tetapi jika anak laki-lakinya pulang kerumah juga selalu diberi pekerjaan untuk membantu adiknya. Upaya mewujudkan keluarga sakinah dalam keluarga Bapak Susanto dan Ibu Warjiyati adalah dengan cara menjaga komunikasi, saling terbuka dan menghargai. Strategi yang dilakukan agar tetap berkarier dan menjaga sakinah yaitu dengan cara saling memotivasi dan selalu ridho, saling percaya, tidak melupakan hak dan kewajibannya sebagai suami istri meskipun disibukkan dengan karier, selalu meluangkan waktu untuk quality time bareng keluarga ketika libur.
Menjadi harapan semua pasangan suami istri untuk memiliki rumah tangga yang harmonis. Pria dianggap sebagai tulang punggung yang menyediakan nafkah dengan kekuatan fisiknya, sementara wanita, dengan kelembutan emosionalnya, memainkan peran yang lebih lembut. Namun, dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya tuntutan ekonomi, tanggung jawab finansial dalam rumah tangga telah berubah. Dengan tekanan ekonomi yang semakin meningkat, sebuah keluarga tidak dapat lagi mengandalkan hanya pada pendapatan suami, terutama jika pendapatannya tidak mencukupi. Terdapat beberapa alasan mengapa pasangan suami istri di Kelurahan Jetiskarangpung memilih untuk bekerja bersama-sama. Salah satunya adalah karena pendapatan yang diperoleh dari suami tidak cukup untuk mengatasi semua kebutuhan rumah tangga, termasuk biaya pendidikan anak-anak mereka. Pada dasarnya, di antara mereka, ada cita-cita untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka, bahkan hingga tingkat sarjana, yang tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, demi mewujudkan cita-cita tersebut, keduanya harus bekerja untuk menutupi kekurangan pendapatan yang ada. Selain itu, alasan lain yang mendorong mereka bekerja bersama adalah karena istri ingin memanfaatkan gelarnya yang telah diraih. Meskipun pendapatan suami sudah lebih dari cukup untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga dan juga biaya pendidikan anak-anak, istri tetap merasa ingin berkontribusi secara finansial serta mengembangkan dirinya dalam karier. Hal ini diperkuat dengan dukungan dan izin yang telah diberikan oleh suami.
Dengan demikian, meskipun dari sisi finansial kebutuhan keluarga sudah tercukupi, tetapi ada dorongan lain yang mendorong istri untuk tetap bekerja, yakni untuk meningkatkan karier dan pengembangan diri. Bagi sebagian pasangan di Kelurahan Jetiskarangpung, penyelesaian tugas-tugas rumah tangga dilakukan secara kolaboratif antara suami dan istri, terkadang dengan bantuan dari anak-anak dewasa mereka. Namun, ada juga yang memilih untuk memanfaatkan jasa pembantu rumah tangga. Meskipun demikian, pilihan ini tidak mengurangi tanggung jawab dan kewajiban mereka sebagai pasangan suami istri. Untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga, bahkan meskipun kesibukan mereka membuat jarang bertemu, mereka berusaha keras untuk tetap menjaga komunikasi yang baik. Mereka saling mendengarkan, menghargai pendapat masing-masing, dan menekankan pentingnya kerjasama daripada ego individu. Ketika ada kesempatan bersama-sama, seperti saat libur dari pekerjaan, mereka lebih memilih menghabiskan waktu bersama keluarga untuk meningkatkan kualitas hubungan keluarga mereka. Tanggung jawab yang mereka emban dalam pola asuh dan pendidikan anak-anaknya mencakup beberapa aspek yang penting. Mayoritas dari mereka memprioritaskan pemberian pendidikan agama secara mendalam di dalam lingkungan keluarga, selain itu, mereka juga memilih untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah full-day untuk memberikan pendidikan formal yang komprehensif. Ketika anak-anak telah mencapai usia SMP, kebanyakan dari mereka memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren untuk memperkuat pengetahuan agama dan moral mereka. Meskipun kesibukan dengan pekerjaan seringkali menjadi tantangan, mereka berkomitmen untuk selalu hadir dalam pendidikan anak-anaknya di rumah. Hal ini tercermin dari upaya mereka untuk tetap mendampingi anak-anak belajar, memberikan bimbingan, serta mendorong kegiatan akademis dan non-akademis mereka.
Mereka meyakini bahwa mendidik anak bukan hanya tentang persiapan untuk kehidupan dunia semata, tetapi juga merupakan investasi untuk kehidupan akhirat mereka nanti. Dengan kesadaran akan pentingnya peran orang tua dalam membentuk karakter dan moralitas anak-anak mereka, mereka menganggap bahwa memberikan pendidikan agama dan nilai-nilai moral yang kuat merupakan fondasi yang penting untuk mempersiapkan anak-anak menghadapi tantangan di masa depan, baik di dunia maupun di akhirat. Salah satu kendala yang dihadapi oleh pasangan suami istri yang berkarier dalam menciptakan keluarga yang harmonis adalah kekurangan waktu untuk keluarga. Ketika situasi mengharuskan, seperti saat anak-anak sakit, mereka sering kali terpaksa harus menitipkan anak-anak kepada nenek, kakek, atau kerabat dekat karena keterbatasan waktu yang diakibatkan oleh tuntutan pekerjaan mereka. Meskipun mereka berupaya sebaik mungkin untuk hadir dalam situasi-situasi tersebut, namun kenyataannya keterbatasan waktu menjadi hal yang tak dapat dihindari dalam perjalanan mereka sebagai pasangan yang bekerja.
Dari upaya yang terlihat dalam mewujudkan keluarga yang harmonis di tengah kesibukan karier pasangan suami istri di Desa Jetiskarangpung, Kecamatan Kalijambe, tergambar bahwa meskipun keduanya tengah sibuk dengan pekerjaan, mereka berhasil meraih kesakinahan atau keharmonisan dalam lingkup keluarga mereka. Dalam melihat strategi yang mereka terapkan untuk menjaga keharmonisan ini, dapat dilihat bahwa mereka mengandalkan beberapa pendekatan yang efektif. Salah satu strategi utama yang mereka terapkan adalah komunikasi yang terbuka dan jujur di antara satu sama lain. Mereka secara aktif berbicara dan mendengarkan satu sama lain untuk memecahkan masalah dan memahami perasaan masing-masing. Selain itu, mereka mengatur waktu khusus untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama ketika keduanya memiliki waktu luang dari pekerjaan, hal ini dimaksudkan untuk memperkuat ikatan emosional dan mengurangi stres. Kesalingpercayaan juga menjadi fondasi penting dalam menjaga keharmonisan mereka. Pasangan ini membangun rasa percaya yang kuat satu sama lain, sehingga mereka dapat saling mengandalkan dan mendukung dalam segala situasi. Selain itu, saling pengertian dan kesediaan untuk saling memahami merupakan aspek penting dalam hubungan mereka. Mereka berusaha untuk melihat dari perspektif pasangan dan bersedia memberikan dukungan serta pengertian dalam setiap situasi. Tidak hanya itu, mereka juga saling mengingatkan satu sama lain tentang nilai-nilai dan tujuan dalam kehidupan keluarga. Ini membantu mereka tetap berada pada jalur yang sama dan berkomitmen untuk mencapai visi yang mereka miliki untuk keluarga mereka. Dengan kombinasi dari strategi-strategi ini, pasangan suami istri karier di Desa Jetiskarangpung mampu mempertahankan keharmonisan dalam keluarga mereka, meskipun di tengah-tengah kesibukan pekerjaan mereka yang padat. Seperti bahtera yang melintasi lautan, tidak pernah ada bahtera yang berlayar di laut dengan kondisi selalu tenang. Dalam perjalanan tersebut, pasti akan menghadapi berbagai macam gelombang, baik kecil, besar, maupun badai. Dengan kata lain, di dalam perjalanan keluarga juga akan ditemui berbagai rintangan dan tantangan yang mungkin menghadirkan kesulitan. Suami dan istri diharapkan menjadi lebih tanggap ketika gejala masalah dalam rumah tangga muncul. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya waktu untuk sekedar berkomunikasi atau berbicara secara pribadi, karena keduanya sibuk dengan karier dan aktivitas sehari-hari. Namun, penting bagi mereka untuk tetap bekerjasama dalam menemukan solusi terhadap masalah-masalah yang muncul dengan cara yang baik dan bijaksana.
Dalam situasi-situasi sulit tersebut, komunikasi yang terbuka dan jujur antara suami dan istri menjadi kunci untuk mengatasi rintangan dan melewati badai dalam perjalanan kehidupan mereka bersama. Dengan saling mendukung dan saling memahami, mereka dapat mengatasi masalah dengan lebih efektif dan memperkuat ikatan emosional serta hubungan mereka sebagai pasangan. Tanggung jawab orang tua dalam pola asuh dan pendidikan anak tidak dapat dipandang sebelah mata. Menjadi orang tua bukan hanya tentang memberi makan, memberi tempat tinggal, atau memberikan perlindungan fisik semata, tetapi juga tentang mendidik anak agar tumbuh menjadi individu yang baik, berakhlak, dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Pendidikan anak merupakan urusan yang sangat penting dan harus diberikan prioritas tertinggi. Kualitas pendidikan yang diterima oleh anak sangat memengaruhi masa depannya. Jika anak dididik dengan baik, mereka cenderung akan mengembangkan karakter yang kuat, menjadi individu yang bertanggung jawab, berempati, dan memiliki nilai-nilai moral yang tinggi. Mereka juga lebih mungkin mencapai kebahagiaan dalam kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Selain itu, setiap orang tua yang menjalankan peran pendidikan akan memperoleh pahala atas setiap amal kebaikan yang dilakukan oleh anaknya. Namun demikian, mereka juga akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti atas cara mereka memenuhi tanggung jawab tersebut. Oleh karena itu, menjadi orang tua bukan hanya sebuah tanggung jawab duniawi, tetapi juga sebuah amanah yang memiliki konsekuensi besar di masa depan, baik di dunia maupun di akhirat. Pola asuh anak merujuk pada gaya dan sikap orang tua dalam mengasuh anak sehari-hari, mencakup interaksi dan komunikasi orang tua dengan anak, cara mereka menghadapi perilaku anak, penerapan aturan, serta pengajaran tentang kemandirian dan kedisiplinan. Sementara itu, mengenai tujuan keluarga sakinah, keluarga tersebut telah memenuhi syarat-syarat dalam perspektif fikih keluarga. Semua anggota keluarga patuh terhadap perintah agama, saling mencintai, mencari nafkah dari rezeki yang halal, cepat meminta maaf dan bertobat jika melakukan kesalahan, serta saling memaafkan. Dengan demikian, mereka dapat mencapai tujuan yang mulia di mata Allah, sehingga meraih kebahagiaan tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Menurut karakteristik yang dijelaskan dalam fikih keluarga, kelima pasangan suami istri karier tersebut telah memenuhi ciri-ciri yang diinginkan. Rumah tangga mereka didasarkan pada iman yang kuat dan ketaatan terhadap ajaran agama Islam. Mereka saling mencintai dan peduli satu sama lain, selalu berkomunikasi dan berunding dalam menyelesaikan masalah, membagi tugas dengan adil, serta bersatu dalam pola asuh dan pendidikan anak-anak mereka. Selain itu, mereka juga berperan aktif dalam berkontribusi untuk kebaikan masyarakat. Mengingat pentingnya komponen-komponen ini dalam memelihara dan memperkuat hubungan suami istri, pasangan suami istri karier perlu terus memperkuat hubungan mereka dan tidak mengabaikannya agar hubungan mereka tetap seimbang dan harmonis. Dalam menjaga dan memperkuat hubungan suami istri, kelima pasangan tersebut telah berhasil dalam memelihara kedekatan emosional, terbukti dengan kesediaan mereka untuk mengalah ketika terjadi perbedaan pendapat dan kemauan untuk saling meminta maaf dan memaafkan untuk mencegah konflik yang berlarut-larut. Mereka juga berhasil menjaga komitmen mereka agar hubungan tetap stabil, dengan usaha mereka dalam membangun saling percaya, pemahaman, kejujuran, dan kesetiaan meskipun kesibukan dengan karier masing-masing. Upaya dari pasangan suami istri karier tersebut dalam membentuk generasi yang berkualitas dalam lingkungan keluarga juga terbukti berhasil. Mereka telah mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak-anak mereka dengan baik.
Rencana skripsi yang akan ditulis
Rencana skripsi yang akan saya tulis mengenai dampak perceraian terhadap hak asuh anak. karena dampaknya hak asuh anak memengaruhi kesejahteraan anak, dampaknya terhadap perkembangan anak, dan cara terbaik untuk melindungi kepentingan anak dalam situasi yang berbeda.Perceraian juga membawa perubahan lingkungan yang dapat memengaruhi anak secara emosional dan sosial, terutama jika salah satu orang tua pindah ke lokasi yang berbeda. Pembagian waktu antara kedua orang tua juga perlu diatur, baik dalam kasus hak asuh bersama maupun bergantian. Dukungan finansial dalam bentuk nafkah anak juga menjadi pertimbangan penting, di mana orang tua yang tidak memiliki hak asuh utama biasanya diwajibkan memberikan dukungan finansial kepada orang tua yang memiliki hak asuh utama. Meskipun perceraian membawa berbagai tantangan, upaya kedua orang tua untuk bekerja sama demi kepentingan terbaik anak dapat mengurangi dampak negatif dan menciptakan lingkungan stabil yang mendukung perkembangan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H