c. Menjaga ekonomi agar tetap stabil, terjadinya ketidakstabilan ekonomi dalam keluarga bukan hanya penghasilan yang sedikit. Namun, karena suami istri kurang pandai dalam mengatur dan membelanjakan pendapatan. Agar perekonomian keluarga tetap stabil perlu adanya evaluasi keuangan dan menerapkan hidup hemat dan membeli sesuatu yang menjadi kebutuhan, bukan keinginan.
 d. Mendidik anak dengan nilai-nilai islami, membimbingnya di jalan yang benar agar menjadi anak yang tumbuh dewasa dan bermanfaat bagi umat manusia.
 e. Berupaya menghidupkan niali-nilai islam dalam keluarga, dengan cara menegakkan sholat lima waktu berjamaah, membaca al-qur'an,  memperbanyak do'a, berdzikir, selalu memohon ampun kepada Allah atas kesalahan yang telah dilakukan dan yang terakhir adalah saling mendo'akan dalam hal kebaikan.
Dalam skripsi ini penulis mewawancarai beberapa narasumber mengenai Kondisi Pasangan Suami Istri yang sama-sama Bekerja di Luar Rumah terutama yang Berprofesi sebagai Guru dan Karyawan Pabrik
Narasumber 1 : Bapak Sugimin dan Ibu Untari Widyoowati (sudah menikah 24 tahun dan di karuniai 2 anak perempuan yang pertama usia 23 tahun sekarang udah berumah tangga sendiri dan yang kedua usia 13 tahun. Ibu Untari bekerja sebagai Guru sekaligus Kepala Sekolah di TK Aisyiyah IV Cengklik, Jetiskarangpung, Kalijambe Sragen sedangkan suaminya bekerja di SMK Muhammadiyah 1 Gondangrejo dan keduanya belum PNS)
Menurut Bapak Sugimin dan Ibu Untari keluarga Sakinah adalah keluarga yang harmonis dan menerima perbedaan pasangan kalau pun ada perbedaan itu bisa diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat sehingga keluarga bisa mencari inti Bahagia. Cara mereka memupuk hubungan suami istri yang harmonis dengan cara saling menerima, saling mengerti dan saling percaya karena memang mereka dari awal sudah tahu kekurangan dan kelebihan masing-masing intinya menjadikan kekurangan itu sebagai cara untuk saling melengkapi. Peran dan tanggung jawab mereka sebagai orangtua karier dalam pola asuh dan pendidikan anak yaitu dengan cara tidak memanjakan akan tetapi memberikan tanggung jawab kecil yang mungkin bisa berguna ketika anak-anaknya. Dalam rumah tangga pasti selalu ada konflik, tetapi mereka selalu berusaha jika sedang bertengkar tidak pernah marah di depan anak, tidak pernah berteriak yang mungkin bisa terdengar oleh tetangga. Dalam mengelola perbedaan konflik mereka saling mengerti dan memaafkan karena manusia memang tempatnya salah dan dosa, mereka juga komitme untuk tidak mengulangi kesalahan itu lagi. Strategi tersendiri agar bisa berkarier namun tetap menjaga sakinah yaitu dengan cara saat istri di rumah selalu mengusahakan semua tugas rumah sudah terpenuhi seperti makan, pakaian, rumah yang bersih serta perlengkapan suami dan anak sudah siap, jadi suami dan anak tidak merasa terabaikan. Namun, mereka juga ada kendala sebagai pasangan suami istri karier dan tetap harus menjaga keharmonisan keluarga, kendalanya adalah saat anak masih kecil mereka harus mencari orang yang bisa dipercaya untuk menjaga anaknya dan ada kendala ekonomi, bisa bekerja dan menitipkan anak sedangkan suami sebagai pegawai honorer dengan penghasilan yang paspasan namun mereka harus tetap prihatin dan tetap mengerti supaya tidak ada masalah yang besar.
Narasumber 2 :Â Bapak Syamsuri dan Ibu Sri Umiyati (sudah menikah selama 33 tahun dan dikaruniai anak 2 laki-laki semua. Anak pertamanya usia 30 tahun sekarang sudah berumah tangga dan anak keduanya usia 24 tahun sekarang sedang menempuh Pendidikan S2 di Universitas Negeri Yogyakarta. Keduanya bekerja sebagai Guru dan sudah PNS)
Menurut Bapak Syamsuri dan Ibu Umiyati keluarga sakinah adalah suatu keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara keluarga dan lingkungan dengan selaras serta mampu mengamalkandan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia. Cara mereka memupuk hubungan suami istri yang harmonis adalah dengan cara saling mendo'akan, saling mempercayai, saling memberi kabar saat pergi, saling mengingatkan sholat wajib dan sholat sunah dan anak-anak juga menanyakan kabar orangtuanya disaat jauh. Kebutuhan keluarga dalam keluarga mereka itu ada 2 yaitu kebutuhan lahir dan batin. Kebutuhan lahir merupakan tangung jawab suami kepada istri namun sebagai istri juga wajib mensyukuri berapapun besar kecilnya suami memberi namun sebagai istri juga tidak menuntut bahwa kebutuhan rumah tangga itu sepenuhnya menjadi tugas tanggung jawab suami. Sedangkan kebutuhan batin menurut mereka adalah saling mengisi karena di dasari ilmu agama dan harus memenuhi hak dan kewajiban yang harus di berikan. Bagi mereka peran dan tanggung jawabnya selaku orangtua karier dalam pola asuh dan Pendidikan anak adalah mereka memplaning sebelum anak-anak besar harus sudah mempunyai rumah terlebih dahulu sebelum biayai anak sekolah. Setelah rumah jadi uang disisihkan untuk tabungan anak sekolah nanti. Upaya mewujudkan keluarga sakinah menurut pandangan Bapak Syamsuri dan Ibu Sri Umiyati adalah dengan cara pandai membagi waktu, saling meminta maaf meskipun tidak ada salah, saling bertukar pikiran melakukan sholat berjamaah dan ngaji, serta saling mengingatkan satu sama lain.
Narasumber 3 : Bapak Wahyudi dan Ibu Leli Firli Rohmani (sudah menikah selama 21 tahun dan dikaruniai anak 3 anak, 1 perempuan dan 2 laki-laki. Anak pertamanya usia 14 tahun sekarang sedang sekolah SMP sekaligus asrama di BEQI Sragen, sedangkan anak kedua usia 10 tahun dan anak ketiga berusia 8 tahun, keduanya sekolah di SDIT Nur Hidayah Surakarta. Keduanya bekerja sebagai Guru)
Keluarga sakinah menurut Bapak Wahyudi dan Ibu Leli adalah keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah, mampu memberikan kasih sayang kepada anggota keluarga sehingga mereka memiliki rasa aman, tentram, damai dan bahagia. Cara memenuhi kebutuhan keluarga adalah dengan sama-sama bekerja dan saling membantu. Sedangkan cara memupuk hubungan suami istri yang harmonis adalah dengan cara quality time atau sekedar ngobrol berdua saat anak-anak sudah tidur apapun diobrolkan dan saling mendengarkan keluh kesah satu sama lain. Bagi mereka peran dan tanggung jawabnya selaku orangtua karier dalam pola asuh dan Pendidikan anak adalah dalam keluarga mereka masih sering terjadi perdebatan antara suami dan istri terkait batasan gadged untuk anak-anaknya, namun sudah sepakat untuk masalah gadged anak yang menentukan adalah ibunya. Boleh mainan gadged 1 minggu sekali untuk game 15 menit dan nonton youtube 2 kali tontonan. Dalam pembagian pekerjaan rumah dulu sebelum istri sakit, pekerjaan rumah bagian luar dilakukan oleh suami misalnya nyapu dan menjemur pakaian dan bagian dalam dilakukan oleh istri, namun semenjak istri sakit seluruh pekerjaan rumah dilakukan oleh suami. Dalam setiap rumah tangga pasti selalu ada konflik, menurut Bapak Wahyudi dan Ibu Leli dulu waktu awal nikah masih banyak emosinya, suka egois, namun semakin kesini sudah saling memahami dan ridho apapun kondisinya. Dalam mengelola perbedaan koflik dalam rumah tangga nya hanya dibutuhkan diskusi jika ada perbedaan pendapat, pertengkaran kecil itu wajar tetapi setelah itu saling mendengarkan. Upaya mewujudkan keluarga sakinah menurut mereka adalah saling memahami, pengertian, jika ada emosi diomongkan karena kadang suami itu tidak faham kalau tidak disampaikan, namun harus tetap menghargai suami, meskipun suami salah, karena dalam keluarga mereka sehari-hari menggunakan bahasa jawa krama.
Narasumber 4 :Â Bapak Muhaimin dan Ibu Nurul Hidayati ( sudah menikah selama 22 tahun dan dikaruniai anak 2 perempuan semua. Anak pertamanya usia 20 tahun sekarang sudah bekerja di Pabrik Sosis di Boyolali dan anak keduanya usia 15 tahun sekarang sekolah di MAN 2 Karanganyar kelas IX. Keduanya bekerja sebagai karyawan pabrik Garment)