Mohon tunggu...
Anisatul khair
Anisatul khair Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa kelas 24 JJ I-E Trans JM 9-10 NKall21 LM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tuanku Nan Renceh by Irwan Setiawan (Halaman 21- 31)

6 September 2024   17:52 Diperbarui: 13 September 2024   16:12 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Budaya dengan sikap terbuka yang telah memberi peluang bagi masyarakat untuk mudah berkumpul atau berhimpun ketika menemukan hal baru.

3. Faktor keadaan geografis, dimana daerahnya berbentuk benteng alami yang dapat dijadikan sebagai sebuah sentral pertahanan.

Inilah diantara faktor yang sangat memungkinkan munculnya peristiwa besar di daerah Kamang, bahkan muncul berkali-kali.

Masyarakat Kamang juga memiliki jiwa perantau sejak dahulu. Berbagai motif dan alasan sebagai penyebabnya, seperti: merantau akibat peperangan yang membuat kehidupan menjadi susah dan penuh tekanan. Inisiatif dan usaha memajukan kehidupan ekonomi. Usaha untuk menuntut ilmu lebih tinggi. Hal itu menjadi dasar sehingga para pemuda dan masyarakat Kamang banyak yang memilih hidup di perantauan. Demikianlah dinamika kehidupan masyarakat Kamang yang selalu bergerak 

dan penuh dengan gejolak.

D. Ekonomi Menggeliat Minangkabau Yang Terus

Sejak akhir abad ke XVIII dan abad XIX perdagangan kopi di Sumatera makin maju. Hal ini dapat dilihat dari catatan perdagangan kopi di Padang. Pada tahun 1803 tercatat bahwa penjualan kopi ke dua kapal dagang yang berlabuh di Padang, satu kapal membawa 10.460 pon kopi, dan kapal dagang lainnya membawa 425.000 pon" kopi. Sementara itu harga kopi ditahun 1800 untuk 1 pikul adalah f.7 (gulden), terus naik ke fig bahkan mencapai 1.20. Pada tahun 1820 sampai 182 harga kopi per pikulnya bahkan menembus (30 da 40. Inilah dampak dari digemarinya kopi di Eropa, mereka menyatakan "tidak ada harga yang tinggi bag mereka untuk mendapatkan kopi".

Ekspor kopi dari Padang tahun 1821 tercatat 16.000 pikul, dan ditahun 1825 sebanyak 33.000 pikul, bahkam ditahun 1826 mencapai 49.000 pikul". Harga per pikal mencapai f.40 (gulden), maka kita akan menemukan harga yang fantastis dengan nominal mencapai 1.1.960.000,- untuk perdagangan di pantai haras, khususnya Padang Dan ada lagi jalur rahasia yang digunakan pedagang yang tak mau berurusan dengan Belanda yaitu ke pantai timur dan Singapura. Hal ini tentu membawa peningkatan ekonomi bagi masyarakat Minangkabau, termasuk Kamang Hal itu karena Kamang yang juga merupakan daerah penghasil kopi terpenting di daerah darek Minangkabau. Ekonomi Minangkabau terus menggeliat dan semakin maju.

Hasil kopi Luhak Agam ada yang diangkut melahi jalan utara, yaitu jalur Tiagan dan Tiku. Dan ada juga yang melewati jalan lain ke pantai timur Sumatera Kedua jalan ini cukup aman dari pengaruh Belanda yang memang lebih terpusat di Padang Jalur penjualan kopi biasanya dari petani penghasil kopi, kemudian dibawa ke pasar-pasar lokal. Mata rantai pasar ke pasar ini lah yang awalnya membawa hasil kopi sampai ke wilayah pantai. Baik pantai timur maupun pantai barat Sumatera.

Awalnya jalur-jalur perjalanan para pedagang diawasi oleh Kerajaan Pagaruyung dan aparatnya. Namun sejak abad ke XIX, petani penghasil kopi telah mampu berkuasa penuh atas hasil kopi mereka dan berdagang langsung ke pelabuhan. Mereka bisa menempuh jalan-jalan yang aman sehingga bisa sampai ke Tiku, Tiagan, Sasak, Air Bangis dan Natal yang merupakan pelabuhan-pelabuhan penting dimasa itu. Penduduk pun bisa berdagang langsung dengan para pembeli seperti orang Aceh, China, Gujarat dan Inggris.

Kawasan Agam dan Lima Puluh Kota merasakan keuntungan langsung dari dampak sistem perdagangan kopi yang terjadi di awal abad 19. Lereng gunung Marapi, Singgalang dan Sago telah menjadi kawasan yang subur bagi tanaman kopi. Kawasan Ampek Angkek, dan Canduang yang lebih mengutamakan pertanian padi, pun mendapat untung. Disini masyarakatnya juga terampil mengembangkan kerajinan besi membuat alat- alat pertanian, pembuatan mesiu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun