Mohon tunggu...
Anisa SaperaRomdani
Anisa SaperaRomdani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mataram

sya suka membaca buku terutama tentang pengetahuan umum.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pramuka Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) dalam Pembentukan Karakter Disiplin Siswa di SDN 36 Cakranegara

1 Juli 2024   10:45 Diperbarui: 1 Juli 2024   11:00 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pramuka di dunia pendidikan sudah tidak asing lagi karena salah satu ekstrakulikuler yang wajib di setiap jenjang pendidikan.  Begitu juga bagi warga di Indonesia yang tidak lepas dari perannya dalam sejarah kemerdekaan. Melalui pramuka siswa mendapakan pembinaan ketaqwaan, kehidupan dalam berbangsa dan bernegara berdasarkan ideologi Pancasila, melatih kepribadian, kemampuan berorganisasi, melatih kesehatan jasmani, meningkatkan kratifitas, tenggang rasa tanggung jawab dan kerja sama. 

Tertuang dalam Dasadarma Pramuka sebagai pondasi pendidikan pramuka antara lain: 1)Takwa kepada Tuhan YME , 2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, 3) Patriot yang sopan dan kesatria, 4) Patuh dan suka bermusyawarah, 5) Rela menolong dan tabah, 6) Rajin, terampil, dan gembira, 7) Hemat cermat, dan bersahaja, 8) Disiplin, berani, dan setia, 9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya , 10) Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan(HS, n.d., p. 73). Disiplin bisa ditanamkan sedini mungkin melalui kegiatan pramuka sesuai dengan pengmalan dhasa dharma ke-8 (Wadlifah, 2013). Pramuka memiliki karakteristik demikian yang bertujuan membangun akhak dan karakter bangsa.

Dampak dari kemajuan zaman dalam era globalisasi tidak bisa dihindari. Mulai dari anak yang menjadi anti sosial, malas belajar, sampai berperilaku yang menyimpang. Salah satunya adalah nilai kedisiplinan yang semakin memudar. Tata tertib yang ada di sekolah seakan-akan sebatas simbol dan formalitas belaka tanpa memiliki kekuatan untuk mengatur ketertiban di lingkungan sekolah (Maarif, 2018, 2018). 

Kepatuhan siswa yang telah tumbuh dan dilakukan dirasa hanya dilatar belakangi oleh rasa terpaksa. Dengan alasan takut terhadap hukuman bukan atas dasar kesadaran. Karakter disiplin bisa membuat siswa mempraktikan hal-hal yang bersifat positif dan menjauhi hal-hal yang berbau negatif untuk menunjang mereka dalam belajar di sekolah (Rony & Jariyah, 2020). 

Namun untuk menanamkan karakter disiplin tersebut tidak bisa apabila sebatas mengandalkan pembelajaran nilai-nilai yang ada di kelas, namun harus ada sesuatu yang mendampingi penanaman nilai tersebut (Surya & Rofiq, 2021). 

Dari beberapa poin tersebut menjadikan guru sebagai pendidik berfikir buntuk mencari cara agar dapat meningkatkan kedisiplinan siswa yang berasal dari kesadarannya sendiri. Keadaan demikian mendorong kepada  setiap lembaga pendidikan agar menerapkan program yang mempunyai tanggung jawab dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan serta dapat mengembangkanya secara formal maupun non formal. Salah satu pendidikan non formal yang mampu menerapkan hal tersebut adalah ekstrakurikuler pramuka. selain Pramuka juga dapat secara efektif meningkatkan akhlak terpuji siswa (PUTRI, 2019).

Maka di sinilah fungsi diadakannya ekstrakurikuler pramuka sebagai program pendamping untuk mengembangkan nilai-nilai kepada siswa.  Melalui ektrakurikuler dapat dijadikan sebagai sarana untuk penanaman kedisiplinan melalui pembinaan karakter  baik berupa budi pekerti, kebiasaan, maupun akhlak siswa. Peran guru dan Pembina dari ekstrakurikuler diharapkan berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang terjadi di kelas. 

Dengan penyampaian nilai-nilai yang bisa memberikan pengaruh positif kepada siswa yang kemudian akan terefleksikan dalam kebiasaannya dan kemudian menjadi karakter. Dengan adanya kegiatan ekstra kurikuler pramuka bisa mempengaruhi dari perilaku siswa ketika masuk kelas, di dalam kelas, maupun di luar sekolah seperti dalam keluarga  sampai perilaku bermasyarakat (Affandi, 2016).

Kegiatan Pramuka ini bertujuan untuk menanamkan serta menumbuhkan budi pekerti siswa dengan mengasah fisik, mental, moral, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan lewat kegiatan yang ada di PERSAMI. 

Karenanya kegiatan tersebut dapat memberi bekal ulai dari pengetahuan sampai keterampilan kepada siswa anggota pramuka untuk membentuk mental dan watak manusia yang mencerminkan Pancasila. Hal ini tidak terlepas dari gerakan pramuka yang merupakan pendidikan kepramukaan untuk generasi muda, sebagai upaya untuk menumbuhkan tunas bangsa supaya mampu bertanggung jawab dalam membangun dan membina menuju generasi yang lebih baik.

 

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan dengan jenis deskrptif karena menggambarkan sebuah fenomena pada saat ini. Dengan berangkat dari kerangka teori, pendapat para ahli, ataupun penelitian terdahulu yang relevan yang kemudian dikembangkan untuk memperoleh kebenaran (Moleong, 1989). Peneliti berperan sebagai pengamat peran serta yang artinya pengamat yang diketahui oleh umum secara terbuka (Arikunto, 1983).

Teknik pengumupulan data yang digunakan (Sugiyono, 2015, p. 231) untuk mendapatkan informasi antara lain: 1) Observasi mengenai pelaksanaan dan dampak dari kegiatan pramuka, 2) Wawancara kepada para narasumber, 3) Dokumentasi.  Setelah data didapatkan selanjutnya data dianalisa (Sugiyono, 2008) menggunakan tiga tahap yaitu 1) mereduksi data agar data yang didapat memeberikan gambaran yang jelas, 2) Penyajian data yang telah diperoleh dalam bentuk narasi maupun bagan, 3) Menarik kesimpulan terhadap masalah yang diteliti.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 

Kepramukaan adalah proses pendidikan yang bersifat menyenangkan baik dalam berbentuk kognitif maupun psikomotorik yang ditunjukan kepada anak-anak dan pemuda dengan tidak lepas dari tanggung jawab orang dewasa yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah dan keluarga, sehingga kegiatan pramuka ini diatur di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka (Estiva, 2012, p. 5). 

Pendidikan kepramukaan dalam arti luas diartikan sebagai suatu proses pembinaan sekaligus pengembangan sepanjang hayat yang berkesinambungan pada kecakapan yang dimiliki oleh siswa sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. (Pramuka, 2010, p. 27). 

Dengan demikian gerakan pramuka berarti gerakan rakyat atau warga negara yang masih muda yang sanggup dan mau berkarya melalui kegiatan yang menarik dan menantang sehingga bisa memperoleh pengalaman belajar yang mampu memberikan dampak positif untuk pemembentukan sikap, nilai-nilai kepribadian yang sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya (Cabang, 2001, p. 4). 

Kegiatan gerakan pramuka memiliki tujuan dalam mendidik dan membina kaum muda guna mengembangkan mental, sosial, moral, spiritual, emosional intelektual dan fisik sehingga menjadi manusia yang dapat, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam, lingkungan baik lokal, nasional dan internasional.

Pancasila sebagai landasan Gerakan pramuka mengunakan pendekatan psikologis yang disesuaikan dengan kondisi yang ada tanpa adanya rasis. Pendekatan edukatif untuk memberikan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur pendidikan sikap, keterampilan serta pengetahuan. 

Dan pendekatan rehabilitas dengan melakukan kegiatan yang bisa langsung dirasakan dan dialami oleh siswa. Pelaksanaan pramuka menggunakan beberapa metode antara lain : kegiatan pramuka lebih banyak mempraktikan teori yang telah diajarkan, mengunakan cara berkelompok yang disesuaikan dengan unit satuannya, metode alam terbuka sebagai cara untuk menumbukan kecintaan pada lingkungan, kegiatan dibuat agar membuat siswa tertarik , pemisahan antara satuan putra dan satuan putri, menggunakan tanda kecakapan yang dapat mewakili tingkat kemahiran anggota, menggunakan system pamong, serta melakanakan setiap kode kehormatan .

Karakter dapat diartikan sebagai sifat kejiwaan baik itu akhlak ataupun budi pekerti yang diimplementasikan pada perbuatan yang selalu dilakukan sehingga menjadi kebiasaan (Asmani, 2011, p. 35). Pendidikan karakter adalah usaha yang didesaian kemudian diterapkan secara sistematis agar siswa dapat terbantu dalam memahami perilakunya baik yang berhubungan dengan Tuhan, dirinya, maupun yang diluar dirinya. 

Nilai tersebut diwujudkan dalam perilaku, sikap dan pemikiran yang sesuai dengan hukum dan norma yang berlaku (Prasetyo, 2012, p. 13) Perlakuan yang diberikan orang tua dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak, akan menjadi baik atau buruk. Sehingga karakter tersebut menjadi sifat yang tertanam pada jiwa, dan pada setiap tindakannya dalam kehidupan sehari-hari akan mencerminkan sifat tersebut dengan tanpa ada rasa beban (Narwanti, 2011, p. 3). 

Hasil perilaku seseorang merupakan cerminan dari  karakternya. Pikiran merupakan unsur yang sangat penting dalam pembentukan karakter, karena bertindak sebagai pelopor yang didalamnya terdapat program yang membentuk pengalaman hidup. Program tersebut yang membuat pola fikir dari siswa yang kemudian membentuk perilakunya. maka program yang tertanam tersebut harus sejalan dengan prinsip kebenaran yang berlaku agar perilaku yang terbentuk juga tidak bertentangan dengan norma yang berlaku. 

Kedisiplinan berasal dari kata displin yang bila diartikan adalah ketaatan, kepatuhan, pada tata tertib maupun peraturan (Semiawan, 2008, p. 27). Disiplin merupakan hasil dari pemberian pengaruh yang didesain agar siswa mampu menghadapi lingkungan, karena disiplin dilakukan dengan memberikan pembatasan aturan yang diperlukan untuk siswa dapat memperoleh sesuatu yang tumbuh dari kebutuhan menjaga keseimbangan antara keinginan dan kecenderungannya (Rohani, 2004, p. 134).  

Peningkatan dalam kemampuan berfikir, bertindak dan melakukan pekerjaan secara kreatif perlu proses latihan yang disiplin. Karena disiplin ini merupakan wujud patuh pada aturan yang ada untuk menyesuaikan diri supaya dapat menjadi kebiasaan yang melekat sampai bias menciptakan keadaan yang teratur. 

Disiplin dalam ruang lingkupnya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: 1) disiplin diri, yaitu peraturan yang berlaku hanya bagi seorang individu, 2) Disiplin sosial merupakan peraturan yang harus dipatuhi oleh masyarakt, 3) disiplin nasional yaitu aturan yang harus dipatuhi oleh rakyat dalam suatu negara. Untuk kedisiplinan siswa yang dimaksud adalah kedisiplinan siswa itu sendiri berupa sikap tepat waktu, menepati jadwal, menjaga kondisi fisik, dapat mencegah masalah penundaan waktu belajar. Tujuannya adalah agar siswa dapat belajar bertanggung jawab dan mengatur dirinya sendiri menjadi pribadi yang tidak ketergantungan serta mematuhi semua aturan (Rohani, 2004, p. 134). 

Anak-anak diajarkan disiplin agar dapat mengerti mengenai keadaan sosial seperti hak orang lain, menjalankan kewajibannya, mengerti apa yang dilarang dan meninggalkannya, memahami baik dan buruk, dan yang terpenting adalah belajar mengorbankan egonya tanpa pakasaan dari pihak lain serta bisa mengendalikan keinginannya dalam melakukan sesuatu tanpa ada rasa terancam (Gunarso, 2000, p. 135).  

Beberapa indikator kedisiplinan dalam belajar antara lain : 1) Kedisiplinan dalam menepati jadwal pelajaran, dalam hal ini siswa ketika memiliki jadwal kegiatan belajar maka jadwal tersebut harus ditepatinya. 2) kedisiplinan dalam mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar, karena godaan akan datang setiap waktu maka apabila waktu belajar sudah tiba dan ada hal-hal yang mengahalanginya maka siswa tersebut harus dapat mengatasinya supaya jadwal yang sudah ada tetap dijalankan. 3) Kedisiplinan terhadap diri sendiri, dalam hal ini siswa dapat mengatur bagaimana motivasinya dalam belajar secara mandiri baik belajar dirumah maupun di sekolah dengan tanpa harus diingatkan oleh orang lain, selain itu juga dapat mematuhi peraturan dengan tanpa ada paksaan. 4) Kedisiplinan dalam menjaga kondisi fisik, kedisiplinan ini mempengaruhi kegiatan aktifitasnya dalam sehari-hari, sehingga perlu menjaga kondisi fisiknya dengan cara olaharaga yan teratur, makan makanan yang bergizi sebelum berangkat ke sekolah (Sulistyowati, 2001, p. 3).

Pelaksanan kegiatan ektrakurikuler di kelas SD Negeri 36 Cakranegara dirancang dan dikelola oleh Pembina pramuka serta diawasi oleh kepada sekolah. Beberapa kegiatan pramuka yang diadakan oleh SD Negeri 36 Cakranegara lain:

PERSAMI (Perkemahan Sabtu Minggu) 

Kegiatan Pramuka ini bertujuan untuk menanamkan serta menumbuhkan budi pekerti siswa dengan mengasah fisik, mental, moral, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan lewat kegiatan yang ada di PERSAMI. Karenanya kegiatan tersebut dapat memberi bekal ulai dari pengetahuan sampai keterampilan kepada siswa anggota pramuka untuk membentuk mental dan watak manusia yang mencerminkan Pancasila. Hal ini tidak terlepas dari gerakan pramuka yang merupakan pendidikan kepramukaan untuk generasi muda, sebagai upaya untuk menumbuhkan tunas bangsa supaya mampu bertanggung jawab dalam membangun dan membina menuju generasi yang lebih baik.

Latihan Rutin 

Pelaksanaan latihan rutin dilakasanakan di halaman sekolah dan di dalam kelas dengan jadwal latihan pada hari Jumat untuk semua anggota pramuka. Latihan ini bertujuan membentuk siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai dunia kepramukaan karena materi yang diajarkan juga diaplikasikan secara rutin dan berjangka. Siswa di SDN 36 Cakranegara pada hari Jumat melakukan kegiatan pramuka dalam kelas untuk diajarkan teori kepramukaan dan dilengkapi dengan kegiatan yang dilakukan diluar kelas dalam rangka mengasah keterampilan seperti, tali-temali, semaphore, sandi-sandi , mendirikan tenda dan lain-lain yang sudah dirancang sesuai jadwal yang ada. 

Jelajah Alam 

Kegiatan ini bisa dilakukan dalam latihan rutin, maupun dalam kegiatan perkemahan jadi dapat dikatakan sebagai kegiatan yang tidak berdiri sendiri.  Kegiatan ini dapat membuat anak pada usia yang masih muda memiliki mental yang lebih mandiri sehingga tidak bergantung pada orang lain. Jelajah alam sangat bagus untuk membuat anak semakin memiliki rasa cinta alam dan kasih sayang kepada sesama manusia sehingga anak memiliki karakter yang disiplin menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Karena selain pemberian teori dan praktik, kegiatan yang menghubungkan siswa dengan alam lebih mudah untuk membentuk karakter.

Kegiatan pramuka di SDN 36 Cakranegara merupakan ekstrakulikuler wajib bagi siswa. Melalui kegiatan ini  siswa dapat mengembangkan diri dan membentuk karakter disiplin siswa di Sekolah. Dalam pelaksanaan kegiatan pramuka semua tidak selalu berjalan seperti apa yang telah direncanakan, selalu ada beberapa kendala yang muncul. 

Contohnya pada saat kegiatan pramuka ada beberapa siswa yang datang terlambat dan hal ini dapat mengganggu jalannya latihan. Disinilah fungsi dari pramuka untuk membenahi siswa yang bermasalah dalam hal kedisiplinan melalui pengetahuan dan pengajaran yang mengacu pada aspek kedisiplinan siswa. Kedisiplinan adalah kunci awal dari pembentukan karakter oleh karena itu kegiatan pramuka mendapatkan peran penting dalam hal tersebut.

Sofchah Sulistyowati berpendapat mengenai indikator seorang siswa yang dapat dikatakan belajar dengan baik maka ia perlu memilki sikap disiplin dalam beberapa hal antara lain: disiplin dalam menepati jadwal belajar, disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan menunda- nunda waktu belajar, disiplin terhadap diri sendiri, disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat. 

Kegiatan dalam pramuka dapat diamati mengenai kedisiplinan siswa sebagai berikut:

Kedisiplinan Dalam Menepati Jadwal Pelajaran 

Masih banyak siswa yang sulit menepati jadwal pelajaran yang sudah dibuat, meskipun jadwal pelajaran dimulai jam 07.00 pagi namun beberapa siswa masih belum tertib masuk kelas, begitu juga saat pergantian jam pelajaran maupun istirahat dengan cara masih bermain atau malah menghabiskan jajan. Namun sekarang telah berkembang dengan signifikan daripada sebelumnya. Karena dalam pembentukan karakter perlu dilakukan pembiasaan menggunakan reward dan punishment atau motode yang lainnya. Sehingga kegiatan eksrakulikuler pramuka bisa memerikan pengaruh kepada siswa untuk tepat waktu dalam setiap kegiatan pembelajaran. Karena selain mngajarkan mengenai peramuka, kegiatan pramuka juga melatih kedisiplinan pada waktu dengan menerapkan kegiatan yang menunjang. Kegiatan PERSAMI telah terrbukti dapat menanamkan dan melatih karakter mental dan disiplin siswa. Dalam membentuk karakter tersebut kegiatan pramuka memberikan bermacam-macam perlombaan untuk menumbuhkan semangat siswa sehingga siswa menjadi giat dalam setiap latihan pramuka seperti yang diungapkan oleh Unaradjan yang mendefinisikan disiplin dengan arti latihan atau hukuman yang memperbaiki dan kontrol yang memperkuat ketaatan (Unaradjan, 2003, p. 8).

Kedisiplinan Dalam Mengatasi Godaan Menunda Waktu 

Godaan yang dialami siswa untuk menunda waktu belajarnya lebih berat daripada godaan dalam memulai untuk belajar. Hal ini karena siswa sering mencari dan mendapatkan alasan untuk menunda maka penanaman karakter disiplin adalah hal utama dalam penyelesaian tersebut. Masalah ketepatan waktu dalam pramuka adalah penting karena dapat membuat siswa akan mendapatkan keuntungan maupun sebaliknya (Ikramullah & Sirojuddin, 2020; Pakpahan & Habibah, 2021). Oleh karena itu setiap siswa perlu sebaik-baiknya dalam menggunakan waktu karena waktu tidak dapat diulang. Penanaman karakter disiplin selalu ada pada setiap kegiatan, apalagi dalam kegiatan PERSAMI. Karena pada kegiatan tersebut siswa dilatih agar senantiasa tepat waktu dan tidak mengulur-ulur pekerjaan apabila memang bisa dilakukan segera. Begitu juga dalam hal melaksanakan sholat. Apabila telah datang waktu sholat siswa diharuskan untuk segera berwudu dan harus sholat dengan berjamaah, bagi siswa yang terlambat maka akan mendapatkan konsekuensinya karena pasti agenda berikutnya dapat terganggu, jadi siswa harus belajar disiplin dengan benar. Hal tersebut sesuai yang diutarakan oleh Sastrapraja (Sastrapraja, 1987, p. 117) bahwa disiplin merupakan penerapan budi menuju perbaikan dengan cara pemberian arahan dan paksaan.

Kedisiplinan terhadap diri sendiri 

Hal yang mendasar dan yang dapat mempengaruhi semua akifitas yang akan dilakukan perlu adalah  kedisiplinan terhadap diri sendiri. Perlu adanya kesadaran terhadap diri sendiri karena apabila sudah disiplin maka kemungkinan besar semua aktifitas yang dilakukannya akan terasa disiplin. Terbukti dalam kegiatan jelajah alam siswa dituntut untuk bertanggung jawab terhadap dirinya yang membuat bagaimana karakter disiplin anak berpengaruh besar dalam segala kelancaran aktivitas yang dilakukannya. Hal tersebut seperti yang dipaparkan dari Papalia (Diane, 2009, p. 291) yang mengutarakan bahwa  langkah dalam membentuk karakter serta mendidik anak adalah berlatih mengontrol diri dan terikat kepada perilakunya tersebut agar dapat diterima oleh masyarakat.

Kedisiplinan dalam menjaga kondisi fisik 

Melalui  kedisiplinan menjaga kondisi fisik maka tubuh tidak mudah terkena penyakit dan selalu dalam keadaan baik. Hal tersebut dilakukan dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang memiliki gizi seimbang. Kedisiplinan yang lainnya adalah selalu sarapan pagi, membawa bekal makan siang yang bergizi seimbang. Dalam pramuka setiap sebelum kegiatan maka dilakukan pemeriksaan mengenai kebersihan anak. Seperti kebersihan kuku dan gigi mengingat kebersihan adalah pangkal dari kesehatan. Dalam kegiatan PERSAMI juga sangat memperhatikan kondisi kesehatan anak seperti senam pagi, sarapan, ishoma, dan acara tidak sampai larut malam. Karena pengkondisian seperti ini memiliki dampak yang besar terhadap terbentuknya karakter siswa. Seperti  disampaikan Soegeng Prijodarminto  (Prijodarminto, 1993, p. 23) yang mendefinisian disiplin sebagai kondisi yang terbentuk dari proses perilaku yang dirangkai yang menampilkan kepatuhan, ketaatan, ketertiban, dan keteratuan yang apabila hal tersebut telah melekat dan menjadi bagian dari kehidupannya. Karena perilaku tersebut dapat terjadi melalui binaan baik dari pengalamannya sendiri, pendidikan, maupun keluarga dirumah (Tajudin & Aprilianto, 2020).

 

Kesimpulan 

Kegiatan pramuka di SDN 36 Cakranegara dilaksanakan pada hari Jumat sore. Program kegiatan yang mendukung pelaksanaan ekstra kulikuler pramuka antara lain Persami, latihan rutin, dan jelajah alam. Penerapan kegiatan pramuka untuk rangka membentuk karakter disiplin siswa di SDN 36 Cakranegara sudah terlaksana seperti yang diinginkan. Hal tersebut terbukti dengan pencapaian dari 4 indikator kedisiplinan. Antara lain disiplin dalam menepati jadwal pelajaran dimana selama pembelajaran siswa disiplin dari masuk kelas dan mengerjakan tugas. Disiplin dalam menghadapi godaan untuk menunda waktu, siswa tidak terpengaruh dengan godaan-godaan yang ada disekitarnya terutama dalam urusan ibadah. Disiplin terhadap diri sendiri dengan melatih siswa agar menjadi pribadi yang mandiri bertanggung jawab terhadap dirinya. Kedisiplinan menjaga kondisi fisik dimana siswa telah bisa menerapkan dan menjaga pola hidup sehat.

 

 

 

 

Daftar Pustaka 

Arikunto, S. (1983). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. PT. Bina Aksara, Jakarta.

Ikramullah, I., & Sirojuddin, A. (2020). Optimalisasi Manajemen Sekolah Dalam Menerapkan Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar. Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,          1(2),   131–139. https://doi.org/10.31538/munaddhomah.v1i2.36

Maarif, M. A. (2018). Analisis Strategi Pendidikan Karakter Melalui Hukuman Preventif. Ta’allum: Jurnal Pendidikan Islam, 6(1), 31–56.

Moleong, L. J. (1989). Metodologi penelitian kualitatif. Remadja Karya.

Pakpahan, P. L., & Habibah, U. (2021). Manajemen Program Pengembangan Kurikulum PAI dan Budi Pekerti dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa: Management of IRE Curriculum Development Program and Character in Forming Student’s Religious Character. Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education, 2(1), 1–20. https://doi.org/10.31538/tijie.v2i1.19

Rony, R., & Jariyah, S. A. (2020). Urgensi Pendidikan Karakter dalam Membentuk Akhlak Peserta Didik. Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education, 1(1), 79–100. https://doi.org/10.31538/tijie.v1i1.18

Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan: (Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D). Alfabeta.

Surya, P., & Rofiq, M. H. (2021). Internalisasi Nilai Karakter Jujur Dalam Proses Pembelajaran Di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Unggulan Hikmatul Amanah Pacet Mojokerto. Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 31–37. https://doi.org/10.31538/munaddhomah.v2i1.65

Tajudin, A., & Aprilianto, A. (2020). Strategi Kepala Madrasah..dalam Membangun Budaya Religius Peserta Didik. Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(2), 101–110. https://doi.org/10.31538/munaddhomah.v1i2.34

Affandi, M. R. (2016). Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dalam pembentukan karakter siswa di MI Tasmirit Tarbiyah Trenggalek (niversitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim). Retrieved from http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/8488

Asmani, J. M. (2011). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.

Cabang, L. P. K. G. P. (2001). Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar. Bogor: LEMDIKCAB.

Diane, P. E. (2009). Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

Estiva. (2012). Peranan Gerakan Pramuka Terhadap Peningkatan Kesadaran Bela Negara Pada Siswa SMP Negeri 5 Anggeraja Kabupaten Enrekang. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Gunarso, S. D. (2000). Psikologi untuk Membimbing. Jakarta: PT. Gunung Mulia.

HS, A. W. (n.d.). Ramuan Lengkap Bagi Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pembina Pramuka. Yogyakarta: Kwartir Daerah XII DIY.

Narwanti, S. (2011). Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia.

Pramuka, K. N. G. (2010). Kursus Mahir Dasar untuk Pembina Pramuka. Jakarta: Pusdiklatnas.

Prasetyo, A. S. & A. T. (2012). Desain Pembina belajaran Berbasis Pendidikan Karakter,. Yogyakarta: Arruz Media.

Prijodarminto, S. (1993). Disiplin Kiat Menuju Sukses (II). Jakarta: PT Pradnya Pramita.

Pusdiklatnas, T. (2011). Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

PUTRI, N. T. (2019). Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Meningkatkan Akhlak Mulia Terhadap Peserta Didik Kelas V Sd N 1 Jati Indah Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan (Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung). Retrieved from http://repository.radenintan.ac.id/6815/1 Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sastrapraja. (1987). Kamus Istilah Pendidikan dan Umum. Surabaya: Usaha Nasional.

Semiawan, C. (2008). Penerapan Pembelajaran pada Anak. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Sulistyowati, S. (2001). Cara Belajar Yang Efektif dan Efisien. Pekalongan: Cinta Ilmu.

Unaradjan, D. (2003). Manajemen Disiplin. Jakarta: PT Gramedia.

Wadlifah, N. (2013). Peran ekstrakurikuler Pramuka dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MI Hidayatul Mubtadi’in Ngudirejo Diwek Jombang (Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim). Retrieved from http://etheses.uinmalang.ac.id/id/eprint/7296

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun