Perbandingan citra Landsat7, Landsat 8-9, dan Sentinel 2 di Kabupaten Tapin menunjukkan perbedaan penting dalam kualitas dan kegunaannya.
Landsat 7 memiliki resolusi 30 meter, cukup untuk pemetaan umum, namun sekarang sudah mulai tertinggal karena usianya yang tua dan masalah teknis seperti kerusakan pada alat koreksi gambar. Landsat 8-9, meskipun resolusinya sama, menggunakan teknologi sensor yang lebih baru sehingga gambar yang dihasilkan lebih tajam dan warnanya lebih akurat. Ini sangat membantu untuk analisis lingkungan dan atmosfer.
Sementara itu, Sentinel 2 memiliki resolusi lebih tinggi, hingga 10 meter, sehingga mampu menangkap detail yang lebih jelas. Ini membuat Sentinel 2 lebih unggul untuk analisis mendetail seperti pemantauan lahan, perubahan penggunaan tanah, atau pertanian di Kabupaten Tapin. Selain itu, Sentinel 2 memiliki lebih banyak band spektral dibandingkan Landsat, sehingga dapat lebih baik dalam menganalisis vegetasi, air, dan perubahan lingkungan lainnya.
Dari segi seberapa sering citra diambil, Landsat 7 dan Landsat 8-9 hanya merekam gambar setiap 16 hari. Ini bisa menyebabkan keterlambatan jika diperlukan pemantauan cepat. Sebaliknya, Sentinel 2 merekam gambar setiap 5 hari, sehingga lebih sering dan lebih ideal untuk memantau perubahan yang cepat, seperti pertumbuhan tanaman atau aktivitas pembangunan.
Secara keseluruhan, Sentinel 2 lebih cocok untuk pemantauan yang lebih rinci dan lebih sering di Kabupaten Tapin. Namun, Landsat 8-9 masih sangat berguna untuk analisis jangka panjang dan wilayah yang luas. Sedangkan Landsat 7 kini mulai kurang relevan karena keterbatasan teknis dan teknologinya yang lebih tua.
Mempelajari penginderaan jauh dengan menggunakan data citra ini sangat bermanfaat. Penginderaan jauh memungkinkan pemantauan kondisi lingkungan dan sumber daya alam tanpa harus melakukan pengamatan langsung di lapangan, yang menghemat waktu dan biaya. Data ini juga penting untuk perencanaan tata ruang, pemantauan bencana, serta pengelolaan lahan pertanian dan perkebunan. Dengan citra satelit, perubahan lingkungan, pertumbuhan tanaman, dan potensi kerusakan alam dapat diidentifikasi dengan lebih cepat dan tepat, sehingga mempermudah pengambilan keputusan yang mendukung pengelolaan wilayah secara berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H