Apa maksudnya? Gadis itu mengambil dua surat di saku roknya. Menatap lembaran demi lembaran di atas laci itu. Semua kalimat itu tidak saling berkaitan. Apa maksudnya? Gadis itu bergeming untuk beberapa saat. Mencerna setiap kata yang terangkai di setiap lembaran surat mesterius.
Tunggu.
Mata gadis itu memicing. Ada yang janggal dari tulisan disetiap surat itu. Ada huruf yang digaris bawahi.
Pertama 'Perasaan yang terlupakan'
Kedua 'Matahari hanya terbit setelah malam'
Ketiga 'Punahnya semangat raja hutan hanya karena seekor elang'
"Jika disambung, 'Sayang, Mama, Pulang.'" Asya terdiam sejenak. Netranya mengerjap untuk beberapa saat. Apa benar? Apa benar ibunya kembali? "Nek! Nenek!" Teriak Asya sembari membawa tiga lembar surat itu. Wajahnya berbinar. Bahagia merasuki tubuhnya. Lelah yang tadinya mengepung seolah terbang bersama wulung. Digantikan dengan lengkung manis di wajahnya.
"Ada apa, Saya?"
"Nek, lihat ini. Mama pulang. Mama kirim surat untuk Asya." Asya berteriak senang sembari memeluk dan menunjukkan surat itu kepada neneknya. Membuat raut wajah nenek berubah seketika.
Nenek mengambil lembaran-lembaran yang sudah sedikit tak berentuk dan membacanya. Wajah wanita berumur itu sulit untuk diartikan. Ada yang harus beliau sampaikan. Tentang sebuah rahasia dan fakta yang harus tersampaikan. Tentang sebuah kenyataan yang harus ditunjukkan. Namun, bagaimana beliau menyampaikan? Sementara, beliau tidak ingin merusak kebahagiaan cucunya saat ini. Jiwanya bertarung. Memilih antara menyampaikan atau membiarkan. Lagi-lagi, nenek menarik napasnya dalam.
"Asya, mau janji sama nenek?" Nenek memegang erat kedua bahu Asya menguatkan. Dengan netra yang menatap cucunya lekat-lekat.