"Mama!"
Panggilan itu terdengar melengking. Sayang itu hanya sebatas angin yang menggiring hening. Tidak ada jawaban yang gadis itu dengar. Wanita dewasa itu tetap melangkah pergi. Meninggalkan gadis kecil dengan perasaan yang entah bagaimana menceritakannya. Tanpa sebuah kalimat 'selamat tinggal', wanita itu melangkah menjauh. Di hari itu juga, gadis mungil bernama Asya melihat wanita yang ia panggil 'Mama' untuk yang terakhir kalinya.
November 2007
***
Kejadian hitam dengan segudang bindam itu seolah menghantam. Hidupnya karam di dasar lautan. Belum lagi Tuan Darma ayahnya. Sosok yang Asya kenal baik itu tidak lagi sebaik namanya. Lengkung indah yang memancar sinar bahagia seolah sirna. Berganti dengan benci dan amarah. Kejadian demi kejadian itu membuat Asya pergi dari kediaman Tuan Darma. Hidup sederhana dengan neneknya. Dengan sebuah kisah yang membuatnya lupa akan trauma.
Bagaimana selanjutnya ? Sebuah mimpi buruk kembali menguliti. Kala sebuah fakta mengerikan kembali menikam. Fakta yang sampai saat ini enggan ia dengar. Fakta yang membuatnya semakin benci pada dunia dan takdirnya. Fakta jika wanita dewasa yang ia panggil 'Mama', telah pergi jauh meninggalkannya. Membuat sang nenek harus bekerja lebih keras untuk mengembalikan lengkung manis bibirnya.
Detik berganti menit, menit berganti jam. Waktu telah membawa gadis mungil itu beranjak remaja. Namun, ada satu hal dari sana yang tidak pernah berubah dari Asya. Ia tidak pernah melupakan sosok Mama dan janjinya. Itu tidak masalah. Setidaknya, kerja keras sang nenek membuahkan hasil. Asya, gadis dengan paras cantik dan berperilaku selayaknya remaja pada umumnya. Asya adalah murid biasa. Memiliki pemikiran yang luas. Saking luasnya, hanya dia yang mengerti.
Asya bilang, ada dua orang yang mengerti pemikirannya. Dia sendiri, dan seseorang yang tidak ada satupun yang tau. Kecuali Asya tentunya.
Suasana istirahat yang ramai membuat Asya ingin melebur di sana. Mata bening Asya berkelana dibalik jendela. Mengamati remaja-remaja seusianya yang sedang bercengkerama. Tangan mungilnya bergerak. Meraba lubang kecil dibawah mejanya. Tepat saat ia menarik buku tulis dari lubang itu, ada sesuatu yang jatuh dari sana. Sebuah amplop coklat dengan tulisan di sudut kiri atas amplop.
Untuk: ASYA
Dengan segera gadis itu membuka isi amplop yang sudah jelas untuknya. Kerutan di dahinya menunjukkan dengan jelas tentang kebingungan. Darimana asal surat ini ?