“Hmm, yasudah lah. Tapi Sha, kamu hati-hati saja ya dekat dengan Marchel, dia memang ganteng, pinter, dan bertalenta, tetapi Marchel itu sebenarnya sifatnya kasar Sha” kata Ana.
“Darimana kamu tau, Na?” tanyaku penasaran
“Iya aku tau lah, dulu kan aku satu sekolah sama Marchel”
‘Tapi tadi Marchel baik sama aku, dia tidak berbicara kasar sedikit pun kepadaku. Hmm yasudah lah, masa aku tidak percaya dengan sahabat aku sendiri’ gumamku dalam hati.
Tidak terasa aku sudah sampai di depan rumah. Aku pun berpamitan dengan teman-temanku seperti layaknya anak remaja jaman sekarang.
“Baik lah,Sampai jumpa besok yaa ! Daa” dengan membuka pagar di depan rumahku .
“Daa..” jawab mereka secara bersamaan
**.
Selesai makan siang, aku langsung masuk ke dalam kamar. Aku teringat akan perkataan Ana tadi.
‘Apa benar ya kata Ana kalau Marcheli tu anaknya kasar? Tapi kalau dia kasar, kenapa dia selalu perhatian sama aku?’