Pola dan nilai-nilai tersebut merupakan hasil dari proses sosialisasi yang berikan oleh masyarakat terdekat, yaitu keluarga. Dalam menjadi aktor di masyarakat, seorang individu mendapatkan sosialisasi terlebih dahulu dari lingkungan keluarga. Sosialisasi tersebut menghasilkan nilai-nilai yang dijadikan pedoman oleh setiap individu dalam hidup bermasyarakat.Â
Kemudian dari nilai-nilai tersebut lahirlah sebuah tujuan dan orientasi. Orientasi antara satu individu dengan individu lainnya berbeda. Orientasi dan tujuan tersebut dilandasi juga dari nilai-nilai yang telah mendasar di lingkungan individu tersebut tinggal.Â
Dalam lingkungan tersebut, setiap individu melakukan interaksi. Interaksi tersebut membentuk suatu sistem sosial. Dalam mencapai tujuan atau orientasinya tersebut, individu memiliki sebuah motivasi melalui perantara simbol. Simbol tersebut dapat berupa aturan, nilai, norma, dan tradisi.
Eksistensi Aktor dalam Sistem SosialÂ
Setiap nilai yang ada dalam sistem sosial haruslah terintegrasi. Untuk dapat menintegrasi nilai-nilai tersebut maka dapat dilakukan melalui proses internalisasi dan sosialisasi. Sosialisasi berfungsi untuk menanamkan hal-hal yang bersifat identitas dalam masyarakat di mana individu tersebut tinggal.Â
Dalam proses sosialisasi, setiap individu ditanamkan nilai, norma, dan order yang ada dalam masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk menguatkan proses internalisasi dalam diri individu.Â
Dengan begitu maka akan terlahir kesadaran kolektif. Apabila seorang individu mempunyai kesadaran kolektif, maka individu tersebut sudah dapat dikatakan sebagai bagian dalam masyarakat.Â
Dengan demikian, eksistensi seorang aktor dalam sistem sosial yang ada di lingkungan masyarakat sangatlah berpengaruh. Dengan adanya sebuah aktor, maka proses sosialisasi akan terus berlangsung dan nilai-nilai dalam masyarakat yang dituangkan dalam sosialisasi tersebut akan terus mengalir dan terintegrasi dalam diri individu.
Tindakan Sosial Individu
Tindakan sosial individu bersifat voluntaris, yang berarti bahwa setiap individu secara sukarela menerima nilai, norma, aturan, dan tradisi yang ada di dalam masyarakat. Nilai, norma, aturan, dan tradisi tersebut akan melekat dan menjadi bagian dalam dirinya yang kemudian melahirkan sebuah tujuan yang menjadi pedoman dari individu tersebut.Â
Dalam mencapai tujuannya, individu menggunakan sebuah sarana atau cara yang dipengaruhi oleh kondisi dan situasi dari lingkungan masyarakatnya. Tujuan tersebut dikendalikan oleh nilai dan norma yang didapatkan individu melalui proses internalisasi dan sosialisasi yang sudah tertanam dalam dirinya.Â
Tindakan individu ini diperoleh berdasarkan orientasi subjektif, yaitu berawal dari orientasi motivasional menuju orientasi nilai. Orientasi motivasional berasal dari motivasi individu dalam mencapai tujuan yang tertanam dalam nilai-nilai sosial yang didapatnya.Â