Blok jantung adalah kondisi serius di mana sinyal listrik yang mengatur detak jantung terhambat atau terganggu. Kondisi ini bisa menyebabkan detak jantung menjadi terlalu lambat, tidak teratur, atau bahkan berhenti sepenuhnya. Dalam konteks kecelakaan, blok jantung dapat terjadi sebagai akibat dari trauma fisik yang hebat, terutama yang melibatkan cedera dada atau kepala.
Apa Itu Blok Jantung?
Blok jantung (heart block) adalah kondisi di mana impuls listrik di jantung yang biasanya mengatur ritme detaknya terganggu. Jantung memiliki sistem konduksi yang mengontrol detak melalui simpul-simpul seperti simpul sinoatrial (SA) dan simpul atrioventrikular (AV). Jika terjadi gangguan pada sistem ini, sinyal antara atrium dan ventrikel bisa terganggu, menyebabkan blok jantung.
Blok jantung dibagi menjadi tiga jenis:
1. Blok Jantung Derajat Pertama
Sinyal listrik di jantung melambat tetapi tetap sampai ke ventrikel.
2. Blok Jantung Derajat Kedua
Tidak semua sinyal sampai ke ventrikel, menyebabkan irama jantung yang terputus-putus.
3. Blok Jantung Derajat Ketiga (Total)
Tidak ada sinyal listrik yang mencapai ventrikel, membuat jantung berhenti berdetak dengan baik.
Blok Jantung pada Kecelakaan
Dalam situasi kecelakaan, trauma langsung pada jantung atau jaringan di sekitar jantung bisa menyebabkan blok jantung. Beberapa penyebab blok jantung akibat kecelakaan termasuk:
1. Cedera Dada
Benturan keras di dada bisa merusak otot dan jaringan konduktif jantung. Misalnya, kecelakaan mobil dengan benturan ke dashboard atau setir dapat mengakibatkan cedera jantung yang memicu blok jantung.
 Â
2. Trauma Kepala
Cedera pada sistem saraf pusat, terutama di otak atau batang otak, bisa mengganggu sinyal saraf yang mengatur jantung, menyebabkan blok jantung.
3. Kompresi Jantung
Dalam beberapa kecelakaan, jantung mungkin tertekan secara fisik, menyebabkan gangguan pada impuls listrik di dalamnya.
Gejala Blok Jantung
Gejala blok jantung bisa bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gangguan. Pada situasi kecelakaan, gejala-gejala yang dapat diamati meliputi:
- Pusing atau pingsan
- Detak jantung sangat lambat atau tidak teratur
- Nyeri dada
- Kesulitan bernapas
- Lemas atau kehilangan kesadaran
Penanganan Darurat
Blok jantung merupakan kondisi darurat yang memerlukan perhatian medis segera, terutama jika terjadi setelah kecelakaan. Berikut adalah langkah-langkah penanganan darurat yang biasa dilakukan:
1. Penanganan Awal
Jika pasien kehilangan kesadaran atau mengalami kesulitan bernapas, resusitasi jantung paru (RJP) harus segera dilakukan hingga tenaga medis tiba.Â
2. Defibrilasi
Jika pasien mengalami aritmia yang mengancam jiwa, defibrilator eksternal otomatis (AED) mungkin diperlukan untuk memulihkan ritme jantung.
3. Pemasangan Pacu Jantung Sementara
Dalam kasus blok jantung total atau derajat kedua, dokter mungkin perlu memasang pacu jantung sementara untuk mengatur detak jantung hingga kondisi pasien stabil.
4. Evaluasi Lanjutan
Setelah stabil, pasien perlu menjalani evaluasi lebih lanjut seperti elektrokardiogram (EKG) untuk menentukan derajat blok jantung serta rencana pengobatan yang lebih permanen.
Pencegahan Cedera Jantung pada Kecelakaan
Tidak semua kecelakaan dapat dihindari, tetapi ada beberapa cara untuk mengurangi risiko cedera yang bisa menyebabkan blok jantung:
- Menggunakan sabuk pengaman secara benar saat berkendara.
- Mematuhi batas kecepatan untuk menghindari kecelakaan fatal.
- Menggunakan helm jika berkendara dengan sepeda motor atau sepeda.
Blok jantung akibat kecelakaan merupakan kondisi serius yang memerlukan penanganan segera. Trauma fisik dari kecelakaan bisa mengganggu sinyal listrik jantung, menyebabkan gangguan irama jantung yang berpotensi fatal. Penting untuk segera mencari bantuan medis jika terjadi gejala blok jantung setelah kecelakaan, karena intervensi tepat waktu dapat menyelamatkan nyawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H