Banyak orang yang mengalami ketindihan merasa sangat takut karena halusinasi yang mereka alami sering kali terasa nyata. Ketika otak sedang berusaha bangun dari tidur, tetapi tubuh masih dalam keadaan lumpuh, seseorang bisa mengalami distorsi visual atau pendengaran, yang bisa berbentuk bayangan, suara, atau bahkan sentuhan. Hal ini sering disalahartikan sebagai pengalaman mistis atau paranormal.
Dari sudut pandang ilmiah, halusinasi ini sebenarnya adalah akibat dari peralihan yang salah antara tidur dan terjaga. Otak masih dalam fase REM, tetapi kesadaran sudah mulai kembali, sehingga halusinasi mimpi bisa "bocor" ke dalam kesadaran. Meskipun fenomena ini dapat dijelaskan secara ilmiah, banyak budaya tetap mempertahankan mitos-mitos yang terkait dengan ketindihan, karena pengalaman tersebut sangat intens dan emosional bagi orang yang mengalaminya.
Ketindihan adalah fenomena yang umum dan biasanya tidak berbahaya, meskipun sering kali disertai perasaan takut dan tercekik. Meskipun penjelasan ilmiah tentang sleep paralysis sudah ada, cerita-cerita mistis dan kepercayaan supranatural masih sangat kuat melekat di berbagai budaya, termasuk di Indonesia. Mengetahui penyebab dan cara mencegah ketindihan bisa membantu kita memahami bahwa fenomena ini lebih bersifat biologis daripada mistis, meskipun ketakutannya tetap terasa nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H