Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menyapa Kawan Blitar dengan Bantal UMKM Kualitas Hotel Harvestway

18 Juli 2024   05:05 Diperbarui: 18 Juli 2024   05:16 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya (Anis Hidayatie), Anis Rohmawati, Siti Nazarotin, Wahyudi, Foto. Doc. Pri

Bu Enik Rusmiati, foto. Doc.Pri Anis
Bu Enik Rusmiati, foto. Doc.Pri Anis
Yess, tepat dugaan. Bu Enik dan Mbak Nazar tidak keberatan diajak foto bareng. Mereka berdua excited dengan kisah dibalik sepotong bantal itu.

"Pemiliknya kawan saya, sedang dilaporkan kompetitor yang mengerti hukum. Saya membela agar usahanya tidak sampai gulung tikar. Dia punya 16 karyawan packing karena jualannya mengandalkan digital marketing Shopee dan tik tok. Belum lagi karyawan juragannya pemasok bantal, tukang jahit sprei dan sarung bantal, ratusan. Saya memikirkan tenaga kerja itu. Apalagi saya yakin kawan saya itu berada di pihak yang benar, buktinya Pra Peradilan kemarin istrinya menang melawan polisi. Jadi ya ini, saya jadikan ladang amar makruf nahi mungkar. Lewat tulisan, mengabarkan kebenaran," tutur saya.

Mbak Nazar. Foto. Doc.pri
Mbak Nazar. Foto. Doc.pri
Bu Enik dan Mbak Nazar terbengong, cerita memberondong. Support, bersedia menulis, untuk UMKM katanya. Orang kecil apalagi benar harus dibela, keduanya sepakat.

Perjalanan pamit pulang tak langsung berakhir, seorang kawan lelaki datang Wahyudi, pengawas PLS. Cengkerama sebentar menuju rencana. 

Saya (Anis Hidayatie), Anis Rohmawati, Siti Nazarotin, Wahyudi, Foto. Doc. Pri
Saya (Anis Hidayatie), Anis Rohmawati, Siti Nazarotin, Wahyudi, Foto. Doc. Pri
Mampir ke kawan lain yang juga pengusaha UMKM. Pembuat kripik buah sukses, kawan Afatar juga , memiliki gerai menyaksikan 1 ton pisang mentah siap diolah jadi kripik. 

Pisang pisang siap diolah jadi keripik. Foto, Doc.pri Anis 
Pisang pisang siap diolah jadi keripik. Foto, Doc.pri Anis 
Sebuah usaha yang berawal dari dendam karena tidak ada lowongan menjadi guru ketika mbak Anis Rohmawati lulus kuliah dulu. Next semoga bisa saya tulis khusus.

Bertemu mbak Anis Rohmawati saya diberi oleh oleh produknya.  Saat mengantar pulang, disampaikan heran pada bantal yang dibawa mbak Nazar, maka saya tawari juga.

"Itu mbak masih ada 1 di bagasi. Njenengan ambil deh," tutur saya ketika mau melakukan mobil.

Anis Rohmawati dengan bantal Harvestway. Foto. Doc. Pri
Anis Rohmawati dengan bantal Harvestway. Foto. Doc. Pri
Semangat, ternyata mbak Anis Rohmawati mau. Diambillah bantal tinggal 1 dari bagasi berpose pula.

Menikmati angkringan sebelum pulang Foto. Doc pri Anis Hidayatie 
Menikmati angkringan sebelum pulang Foto. Doc pri Anis Hidayatie 
Laju mobil tidak pula langsung mengantar pulang. Mbak Nazar ngotot membelokkan arah. Angkringan, kami menghabiskan senja menikmati aneka kuliner khas Blitar. Indahnya berkawan, berbagi ceria, cerita juga bantal. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun