Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cara Unik Miss Anday Tolak Omnibus Law

11 Oktober 2020   05:40 Diperbarui: 11 Oktober 2020   05:54 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu cara ditemukan Miss Anday untuk ikut terlibat kehebohan demo itu. Dengan caranya sendiri, cara yang tidak akan diduga banyak orang tapi dijamin keefektifannya. Yakni langsung menekan anggota dewan yang tidak lain suaminya sendiri.

Supaya lebih efektif, temannya sesama istri simpanan yang tergabung dalam Aliansi Istri Simpanan Anggota Dewan, disingkat AISAD bakal diajak serta. Yakin maulah, karena Miss Anday adalah ketua organisasi rahasia itu.

Uang memang bukan masalah bagi para anggota AISAD, tetapi prestis sebagai wanita karir akan terancam bila UU itu dilaksanakan. Hak-hak sebagai karyawan yang selama ini dinikmati bakal terkoreksi, terutama tentang hak cuti.

Ini tidak boleh dibiarkan, harus dilawan. Padahal Miss Anday juga tidak mengerti seratus persen isi Undang-Undang itu. Yang dia tahu hanya sepenggal saja. Itupun dari yang tersiar di media massa. FB maupun WA.

Rasa ingin melawan yang kuat membuatnya mengutarakan cara ini pada sang suami rahasia. Setengah mengancam namun dijamin bakal lolos dari jerat hukum. Yakni klausul untuk meninjau  kembali UU cipta kerja.

" Sudah di dok, tak mungkin dirubah," kata Bambang pada Miss Anday dalam perincangan.

"Oh ya? Apakah anggota dewan yang terhormat tidak punya nyali untuk mengusulkan peninjauan kembali?" Miss Anday ngotot mempertahankan argumennya.

"Sudahlah sayang, tidak perlu dibahas itu. Yang penting kita tetap bisa bercinta."

"Kalau Mas tidak bisa mengusulkan aku tak segan bertindak."

"Apa yang akan kamu Lakukan?"

"Aku akan ngasih tahu nyonya tua tentang hubungan kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun