Hal yang tak terduga terjadi. Telpon itu dialihkan pada seorang wanita. Beralasan akan ke toilet.
"Dengar mbak, Mas sudah tidak mau lagi berhubungan denganmu. Jadi pergilah!"
Kututup telepon dengan perasaan terhina  luar biasa. Perempuan itu aku mengenalnya, meski hanya dari cerita. Sekarang sudah bertemu muka rupanya. Di sebuah hotel. Membayangkan yang terjadi selanjutnya membuat amarah ini meletup tak terima.
Tapi apa iya aku harus meluapkan kemarahan? Pada siapa? Lelaki itu rahasia. Kalau aku marah padanya bisa saja dia membuka cerita kami yang harus ditutupi.
Maka menutup lembaran. Itu satu-satunya jalan. Tidak ada kebaikan dariku meneruskan hubungan ini. Bahkan sebagai kenalan.
Anis Hidayatie, untuk Kompasiana.
Ngroto, 30 /09/ 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H