"Ih, Â kau ini. Tanganmu itu loh!" Kupasang muka tak suka, melotot padanya.
"Hahaha,  istriku, istriku.  Hari ini aku mau kau jadi istriku.  Kita ke rumah ibumu sekarang.  Biar dia panggil kakakmu,  jadi saksi. Terserah  ibumu siapa yang mau menikahkan. Kita ke toko emas sekarang,  aku mau belikan kau cincin buat kita menikah nanti."
" Ah, Â eh. Kok gitu. Ini mendadak sekali Zen, Â aku belum bicara apa-apa sama Fatur. Dia sedang ujian. Akan kelulusan. Aku tidak mau mengganggu konsentrasinya."
"Trus kapan hemm," Dipinggirkannya mobil, dibawah pohon besar. Matanya menatap tajam ke arahku. Meraih tanganku, menggenggam erat.
" Kita akan menikah nanti malam. Â Kau akan menjadi sebenar-benar istri, Â bukan hanya pengakuan. Â Bohong itu tidak baik tahuk. Haha." Â Girang sekali nada bicaranya.
Aku tidak tahu harus berkata apa. Kebingungan menyeruak seketika. Â Bayangan Fatur dan ibu yang pasti akan terkaget berkelebat bergantian. Sementara Zen, Â dengan percaya diri melajukan mobilnya kembali. Sambil terus ikut bergumam dendang Dua Lipa "If you don't wanna see me dancing with somebody, If you wanna believe that anything could stop me,Don't show up, don't come out.."
Entah apa yang harus kulakukan. Pas benar kalimat itu kurasakan. Diiringi irama lagu Via Valen yang terkenal. Entah apa yang merasukimu. Duh. Que Sera Sera.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI