5 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya
3 cm kencur, kupas dan cuci bersih
secukupnya asam jawa matang
secukupnya garam
1 sendok makan gula pasir
Semua bahan dicampur, digerus atau ditumbuk sampai halus. Â Disimpan dalam wadah kering tertutup. Ambil secukupnya bila akan menggunakan, letakkan dalam wadah tersendiri. Campur dengan sedikit air maka, jadilah bumbu pecel Malang.Â
Buatku komposisi itu paling aman dikonsumsi saat Ramadhan. Tanpa rasa pedas dari cabe rawit, sebab kalau kugunakan cabe rawit akan berefek pada timbulnya rasa pedas yang lebih menggigit. Sesuatu yang aku khawatir tak boleh untuk lambung Emakku.
 Bila kurang pedas kutambahkan sendiri satu atau dua butir cabe rawet dalam adonan tersendiri ketika membuat saus bumbu pecel dengan bahan dasar awal. Kugerus cabe itu dalam sebuah wadah kgusus hingga halus sebelum mencampurnya dengan bumbu pecel yang telah ada. Kupisah dari yang kusajikan untuk emak.
Sebagai lauk, tempe atau tahu goreng tetap menjadi andalan. Dua bahan makanan tersebut selalu ada di lemari es. Tinggal menggoreng sebentar dengan air garam maka jadilah lauk yang lezat siap mengiringi sahur dengan menu pecel sayur kala itu.Â
Dari segi waktu, proses pembuatan menu pecel sayur dan tempe atau tahu goreng tersebut tidaklah lama, merebus sayur mungkin hanya butuh waktu lima menit saja. Kan bahan sudah tersedia, tinggal merebus saja. Dengan sedikit air dan waktu sebentar supaya kandungan vitamin dalam sayur tersebut tidak banyak terbuang.
Bersamaan dengan itu aku melakukan kegiatan menggoreng tempe atau tahu di kompor satunya, sekitar 10 menit pecel sayur dan lauknya siap santap. Buah pisang kerap menjadi peneman setia. Beserta kurma dan air putih. Kami menyantap hingga terdengar kumandang orang membunyikan tanda imsak.