Mohon tunggu...
anie puji
anie puji Mohon Tunggu... Guru - Mengembangkan hobby menulis, berbagi informasi dan pengetahuan lewat kompasiana

Aktifitas sebagai guru, hobby menulis sejak kecil, suka menulis di media sosial juga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Bermutu Tak Cukup Transfer Ilmu

28 November 2020   20:39 Diperbarui: 28 November 2020   20:44 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun- demi tahun berlalu dan selalu update ilmu, ikut penataran ini itu. Bakat seni kutularkan kepada para siswa, sehingga menelurkan siswa berprestasi dalam berbagai lomba baca puisi, pidato dan juga drama tak ketinggalan berkreasi gerak lagu dan tari di setiap  acara akhirussannah Tahun 2000 aku tidak lagi mengajar di Kudus dan pulang kampung menemani ibunda tercinta.

 Selain mengajar  di M Ts setiap hari Ahad, aku diminta mengajar di MI Al Hikmah Kajen. Dan pada tahun 2001 bersama Bapak Marsudi Kepala M Ts merintis berdirinya RA di lembaga tersebut. Jadi sejak itu saya mengajar tiga jenjang sekaligus. RA, MI dan M Ts. 

9 Agustus  2009 ibu dipanggil Tuhan, bertepatan dengan kegiatan rutin pertemuan IGRA. Untung ibu meninggal sebelum aku berangkat kerja. Ketika aku mandi, tiba-tiba  penjual sayur datang dan berteriak-teriak memanggilku. 

Tak berapa lama pak Mukhlis ,dokter di desaku datang memeriksa dan menyatakan bahwa ibuku benar-benar sudah meninggal. Kudapati ibu telah meninggal dalam posisi duduk seperti orang mengantuk. kini aku hidup sendiri,  meski keluarga banyak sekali. Kedua kakak laki-laki ada di Jakarta, kakak perempuan ada di Salatiga dan Jakarta. Adikku berlayar.

Setahun berlalu, keberkahan merawat ibu, aku lulus Sertifikasi. Aku remsi jadi guru profesional. Kini aku punya gaji yang layak.  Gaji pertama sertifikasi kupakai tuk bayar dana talangan haji. Dalam kesendirian kucurahkan sepenuh hidupku tuk mengamdi demi mencerdaskan anak bangsa di negeri ini. 

Tahun 2011 aku mulai merintis mendirkan lembaga sendiri. Bersamaan dengan itu,Gus Imron anak menantu KH Ma'mun muzayyin tempat aku megajar MI memintaku tuk membantu ponakannya di Kalimantan timur. Banyak pengalaman berharga yang kudapat di Bumi Borneo dan hingga saat inipun masih berkomunikasi meski lewat dunia maya. 22 Desember  2014 pamit dengan alasan kondisi sekolah sudah aman terkendali dan aku harus menunaikan panggilan suci mempersiapkan berangkat haji. 

Sejak itulah aku fokus mengelola lembaga Nurul Ilmi, hingga pada tahun 2019 aku berhasil meraih prestasi sebagai Kepala Sekolah Berprestasi tingkat propinsi. Meski kini usiaku mendekati masa pensiun, namun semangat terus maju jadi guru bermutu dan update ilmu. Guru bermutu tak cukup transfer ilmu namun juga update ilmu. 

Bukan hanya mengajar, tapi juga harus rajin belajar. Karena ilmu allah itu Maha luas, sedangkan kita hanyalah mengambil setetes dari air lautan. Semakin banyak ilmu yang kita pelajari, semakin sadar diri bahwa masih banyak hal yang belum kita ketahSelamat HARI GURU JADIKAN KAMI GURU YANG BERMUTUui. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun