pertentangan pasti terjadi. Jika kita ambil contoh di dunia foto wedding, ada tren baru ini seperti foto-foto pernikahan dengan efek blur atau foto hitam-putih yang kabur dengan efek-efek cahaya, komposisi yang aneh, konsep video wedding yang terkesan "ngasal" atas nama estetik, dll. Hal tersebut ditentang oleh fotografer senior yang lebih mengutamakan nilai-nilai teori fotografi. Tapi sejarah berulang, gerakan baru akan muncul sebagai reaksi terhadap status quo yang terlalu dominan atau berlebihan.
AI FOTOGRAFI & GENERATIVE AI
Pada tahun 2024, AI fotografi dan generative AI mulai mendominasi pasar. Teknologi ini mengubah definisi foto, ilustrasi, dan lainnya. Proses pembuatan foto sekarang bisa dilakukan hanya dengan menggunakan prompt atau instruksi, tanpa perlu sumber cahaya seperti pada fotografi tradisional.
Dengan perkembangan ini, estetika pasti akan diredefinisi ulang lagi. Pada tahap ini, AI turut serta menentukan tren estetika dalam masyarakat, yang sebelumnya ditentukan oleh perilaku sosial manusia saja. Pertarungan antara "apakah algoritma yang membentuk perilaku masyarakat, atau perilaku masyarakat yang memprogram algoritma" menjadi sangat relevan di masa ini.
AI yang sebelumnya dianggap tidak akan menyentuh ranah kreativitas kini berkembang pesat, membuat kreativitas manusia yang sebelumnya berasal dari olah pikir dan rasa, di-outsource-kan ke entitas AI. Ini menyebabkan "Inflasi Kreativitas" di mana nilai dari sebuah kreativitas menurun karena adanya hukum supply dan demand.
Saya hanya seorang manusia biasa yang mengolah informasi dari berbagai sumber. Silakan menambahkan, menyanggah, mendebat, atau memberikan saran.
Cheers,
@Yedijaluhur
2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H