Mohon tunggu...
Aniatus Sofiyah
Aniatus Sofiyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi IAIN Jember

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam A1

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme Beserta Tokohnya

6 Mei 2020   18:05 Diperbarui: 14 Juni 2021   15:51 5024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai semua:) pada artikel ini kita akan belajar tentang salah satu aliran dalam filsafat pendidikan yaitu aliran progresivisme, okey langsung saja.

Apa sih Pengertian Progresivisme dan Progresivisme dalam Pendidikan itu?

Progresivisme berasal dari kata progres artinya kemajuan, dan Progresivisme ini diarikan sebagai salah satu aliran yang memiliki tujuan untuk mencapai kemajuan yang sifatnya cepat. 

Dan progresivisme ini juga seringkali dikaitkan dengan istilah progres yang diartikan sebagai suatu aliran yang menginginkan suatu kemajuan yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan perubahan. Progresivisme ini tergolong aliran di filsafat pendidikan modern. 

Dalam dunia pendidikan Progresivisme mengartikan pendidikan bukan hanya kegiatan untuk memberikan suatu pengetahuan kepada peserta didik tetapi juga lebih kepada penekanan aktivitas yang mengarah untuk melatih kemampuan peserta didik secara menyeluruh.

Baca juga : Memaknai Filsafat Pendidikan pada Aliran Filsafat Progresivisme untuk Menuju ke Arah Positif

Sehingga diharapkan peserta didik dapat memiliki cara berpikir yang sistematis melalui cara ilmiah misalnya dengan memberikan data empiris, informasi teoritis, memberikan analisis pertimbangan, dan membuat kesimpulan untuk membuat cara alternatif guna memecahkan suatu permasalahn yang dihadapi.

Selanjutnya yaitu Pandangan Progresivisme dalam Pendidikan yang meliputi:

1. Pandanan terhadap pendidik dan anak didik

Menurut aliran ini setiap individu dalam hal ini peserta didik pastilah memiliki akal pikiran dan kecerdasan yang membedakannya dengan makhluk lain. 

Kecerdasan ini perlu untuk dioptimalkan atau dikembangakan, dalam hal ini setiap peserta didik diberikan kebebasan dan kesempatan ssebanyak-banyaknya untuk mengambil setiap kejadian dilingkungan sekitarnya. 

Jadi suasana belajar tak hanya ada didalam kelas tapi juga diluar. Disinilah peran seorang pendidik untuk membimbing dan bertanggung jawab dalam menfasilitasi setiap ketiagan pembelajaran peserta didik.

Baca juga : Pendapat Progresivisme dalam Pendidikan

2. Pandangan dalam belajar

Progresivisme menyatakan bahwa yang dimaksud dengan belajar itu berasal dari asumsi yang menyatakan bahwa peserta didik  bukanlah manusia kecil, tetapi adalah manusia seutuhnya yang masing-masing dari mereka memiliki potensi untuk terus berkembang dan tentunya juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda baik itu dari segi keaktifan dan kekreatifitasannya. 

Jadi menurut aliran ini belajar haruslah memerhatikan setiap potensi yang dimiliki peserta didik, yang artinya belajar disini dipusatkan pada diri peserta didik bukan pendidik.  Dalam aliran progresivisme ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu,

a). Memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar sendiri hal ini agar masing-masing peserta didik dapat mengukur dan mengetahui sampai mana pengetahuan yang dimilikinya.

b). Memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar dari pengalaman yang mereka miliki, karena peserta didik akan lebih mudah untuk memahami suatu materi dan diharapkan dapat untuk diingat terus. Misalnya saat materi sholat dhuha, peserta didik tak hanya diajarkan tentang teorinya saja, tetapi juga diajak untuk mempraktekkannya.

c). Memberikan motivasi, hal ini dimaksudkan supaya setiap peserta didik lebih giat lagi dalam belajar dan tentunya untuk mendorong peserta didik untuk semangat belajar.

d). Mengikutsertakan peserta didik kedalam kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. Hal ini supaya kegiatan tersebut mampu membawa dampak baik bagi mereka.

e). Belajar menurut aliran progresivisme adalah suatu proses yang bertumpu pada kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing individu yang sifatnya kreatif dan dinamis guna memecahkan permasalahan yang ada. Belajar disini juga dituntut supaya dapat memberikan pengalaman dan kesan yang baik serta berharga bagi peserta didik agar dapat digunakan dikehidupan mereka.

Pada aliran filsafat pendidikan progresivisme ini,  terdapat beberapa tokoh filsuf yang meliputi:

1. William James
Merupakan seorang filsuf sekaligus psikolog yang berasal dari Amerika yang juga dikenal sebagai pendiri aliran pragmatisme. Menurutnya akal dan pikiran memiliki fungsi untuk dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam.

2. John Dewey
Ia lahir tahun 1859 di Amerika dan menetap disina sampai sekeolah menengah. Dia tak hanya ahli dibidang filafat tetapi juga di bidang ekonomi, hukum, antropologi, teori politik dan ilmu jiwa. 

John Dewey berpendapat bahwa sekolah ialah lingkungan masyarakat kecil. Pandangan ini perlu dipegang teguh dan juga disertai oleh harapan terwujud, meskipun realisasinya tak semata berasal dari harfiah. 

Baca juga : Filsafat Esensialisme Beserta Para Tokohnya

Progresivisme menurutnya adalah terjemah dari pendidikan yang dihubungkan dengan orientasi tahap awal dari munculnya masyarakat berteknologi di Amerika. 

Menurutnya progresivisme dalam pendidikan itu menghendaki adanya filsafat pendidikan yang berdasarkan dari filsafat pengalaman, jadi menurutnya ada hubungan antara pengalaman yang memiliki tujuan penting bagi dunia pendidikan yaitu, hubungan individu dan masyarakat, hubungan antara pikiran dan benda. 

Hal tersebut sependapat dengan Plato bahwa individu tak dapat dipisahkan dari individu lain dan pikitan tak dapat dilepaskan dari aktivitas mental pengalaman.

3. Hans Vaihinger
Merupakan seorang filsuf dari Jerman yang alahir tahun  1852 dan meninggal tahun 1933. Menurutnya kata "tahu" hanya memiliki arti praktis yang artinya "tahu" hanya mempunyai arti praktis menurit vaihinger itu, maksudnya adalah bahwa orang yang dikatakan tahu itu kalau sudah penggunalan pengetahuannya sehingga tahu manfaatnya. 

Kita tahu pengetahuan ttng membuat tempe, tapi pengetahuan itu dianggap tidak ada selama kita belum mempuat tempe itu. Contoh lain, kita tahu sholat itu wajib, tapi pengetahuan tidak berguna kalau tidak sholat. 

Jadi dari setiap pengertian itu hanyalah sesuatu yang dibuat dan jika pengertian itu dapat mempengaruhi kehidupan, maka pengertian itu boleh dianggap benar.  

Terima kasih dan semoga dapat memberikan sedikit manfaat:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun