Mohon tunggu...
Aniatus Sofiyah
Aniatus Sofiyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi IAIN Jember

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam A1

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme Beserta Tokohnya

6 Mei 2020   18:05 Diperbarui: 14 Juni 2021   15:51 5024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. William James
Merupakan seorang filsuf sekaligus psikolog yang berasal dari Amerika yang juga dikenal sebagai pendiri aliran pragmatisme. Menurutnya akal dan pikiran memiliki fungsi untuk dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam.

2. John Dewey
Ia lahir tahun 1859 di Amerika dan menetap disina sampai sekeolah menengah. Dia tak hanya ahli dibidang filafat tetapi juga di bidang ekonomi, hukum, antropologi, teori politik dan ilmu jiwa. 

John Dewey berpendapat bahwa sekolah ialah lingkungan masyarakat kecil. Pandangan ini perlu dipegang teguh dan juga disertai oleh harapan terwujud, meskipun realisasinya tak semata berasal dari harfiah. 

Baca juga : Filsafat Esensialisme Beserta Para Tokohnya

Progresivisme menurutnya adalah terjemah dari pendidikan yang dihubungkan dengan orientasi tahap awal dari munculnya masyarakat berteknologi di Amerika. 

Menurutnya progresivisme dalam pendidikan itu menghendaki adanya filsafat pendidikan yang berdasarkan dari filsafat pengalaman, jadi menurutnya ada hubungan antara pengalaman yang memiliki tujuan penting bagi dunia pendidikan yaitu, hubungan individu dan masyarakat, hubungan antara pikiran dan benda. 

Hal tersebut sependapat dengan Plato bahwa individu tak dapat dipisahkan dari individu lain dan pikitan tak dapat dilepaskan dari aktivitas mental pengalaman.

3. Hans Vaihinger
Merupakan seorang filsuf dari Jerman yang alahir tahun  1852 dan meninggal tahun 1933. Menurutnya kata "tahu" hanya memiliki arti praktis yang artinya "tahu" hanya mempunyai arti praktis menurit vaihinger itu, maksudnya adalah bahwa orang yang dikatakan tahu itu kalau sudah penggunalan pengetahuannya sehingga tahu manfaatnya. 

Kita tahu pengetahuan ttng membuat tempe, tapi pengetahuan itu dianggap tidak ada selama kita belum mempuat tempe itu. Contoh lain, kita tahu sholat itu wajib, tapi pengetahuan tidak berguna kalau tidak sholat. 

Jadi dari setiap pengertian itu hanyalah sesuatu yang dibuat dan jika pengertian itu dapat mempengaruhi kehidupan, maka pengertian itu boleh dianggap benar.  

Terima kasih dan semoga dapat memberikan sedikit manfaat:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun