Abad-21 telah dicirikan oleh kemajuan teknologi yang terus berlanjut, mengubah cara kita hidup, bekerja, dan belajar. Inovasi seperti internet, kecerdasan buatan, serta perangkat seperti laptop, komputer, dan gadget telah menciptakan perubahan besar dalam kehidupan kita.Â
Kemajuan ini tidak hanya membuka pintu untuk pekerjaan baru, tetapi juga membawa paradigma baru dalam pembelajaran. Oleh karena itu, abad ke-21 sering disebut sebagai era teknologi atau era digital.Â
Dalam era digital ini, teknologi telah memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan manusia, terutama dalam konteks pendidikan. Salah satu bentuk teknologi pendidikan yang sedang berkembang pesat adalah e-learning atau pembelajaran daring.Â
Menurut Kln dan Seferolu (2021), e-learning telah menjadi pilihan yang banyak diminati dalam bidang Pendidikan karena memungkinkan akses yang mudah terhadap materi pembelajaran di berbagai waktu dan tempat.Â
Penggunaan platform pembelajaran daring dan aplikasi mobile sebagai perangkat pendukung dalam pembelajaran telah memungkinkan siswa dari berbagai wilayah untuk mengakses materi pembelajaran dengan lebih mudah.Â
Selain itu, melalui pemanfaatan teknologi juga telah membawa inovasi dalam metode pembelajaran yang memungkinkan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik bagi pelajar tetapi juga cara dosen mengajar.
Pengalaman menggunakan E-Learning dalam pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa dosen di Universitas Muhammadiyah Sorong mengenai penggunaan teknologi dalam pembelajaran dan dampaknya, dosen W menggunakan e-learning seperti zoom dan Canva dalam pembelajarannya.Â
Dosen S menggunakan video pembelajaran di YouTube dan Google Classroom untuk tugas. Sementara itu, dosen R mengintegrasikan website pembelajaran dalam kelasnya.Â
Mereka menekankan bahwa teknologi memungkinkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Namun, kesuksesan penerapan teknologi juga tergantung pada kesiapan mahasiswa dan perangkat pendukung yang mereka miliki.Â
Dengan memanfaatkan teknologi, pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan efisien dalam penyampaian materi serta penerapannya di kelas. Melalui program e-learning, mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk meningkatkan aktifitas belajar mereka. Hal ini membantu mereka memahami pelajaran lebih baik dan memberikan akses ke berbagai sumber daya yang bermanfaat (Wang et al., 2014).
Tantangan utama dalam penerapan E-Learning
Meskipun e-learning telah terbukti menjadi sarana yang efektif dalam meningkatkan proses pembelajaran dan memberikan dampak positif bagi dosen dan mahasiswa, penerapannya juga tidak terlepas dari tantangan yang perlu diatasi.Â
Menurut pandangan dari dosen W dan R , salah satu faktor utama yang menjadi perhatian adalah kesiapan mahasiswa dalam menggunakan alat pendukung, seperti gadget dan laptop.Â
Ketersediaan dan kemampuan mahasiswa dalam mengoperasikan perangkat ini memainkan peran kunci dalam menentukan efektivitas pembelajaran secara online.Â
Menurut studi yang dilakukan oleh Khasawneh et al. (2020) di Yordania, kekurangan dukungan teknologi dan infrastruktur di perguruan tinggi merupakan salah satu kendala utama dalam implementasi e-learning bagi mahasiswa.Â
Masalah ini terutama muncul di perguruan tinggi yang berlokasi di daerah pedesaan atau terpencil, di mana akses internet dan perangkat teknologi masih terbatas.Â
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kekurangan dukungan teknologi dapat berdampak pada motivasi dan partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran daring.Â
Selain itu, Kurangnya akses atau keterbatasan kemampuan teknologi dapat menghambat proses pembelajaran, mengganggu kemampuan mahasiswa dalam mengakses materi pembelajaran, berpartisipasi dalam kegiatan online, dan berinteraksi dengan platform e-learning.Â
Selain itu, faktor lain yang tak kalah penting adalah ketersediaan kuota internet yang memadai. Tidak memiliki akses internet atau memiliki akses yang terbatas dapat menjadi hambatan serius dalam e-learning.Â
Hal ini dapat menyebabkan terbatasnya akses siswa terhadap materi pembelajaran, ketidakmampuan mereka untuk berpartisipasi dalam diskusi online, dan bahkan ketidakmampuan mereka untuk mengumpulkan tugas secara tepat waktu. Sebagai hasilnya, terjadi ketidaksetaraan dalam akses pendidikan antara siswa yang memiliki akses internet yang memadai dengan mereka yang tidak.
Selanjutnya, rendahnya motivasi belajar dari mahasiswa juga menjadi salah satu tantangan utama. Mahasiswa yang kurang termotivasi cenderung mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas, memahami materi pembelajaran, dan berpartisipasi dalam diskusi atau kegiatan online. Hal ini dapat mengurangi kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan menghambat kemajuan akademis mereka.Â
Selaras dengan pandangan tersebut dosen S juga mengemukakan, aspek lain yang perlu diperhatikan adalah ketidakaktifan mahasiswa dalam menonton video pembelajaran dan keterlambatan dalam mengumpulkan tugas, yang dapat memengaruhi proses penilaian dan memerlukan solusi yang tepat dari pihak dosen.Â
Oleh karena itu, pengampuh e-learning dan para dosen perlu memperhatikan tantangan-tantangan ini dan mencari solusi yang sesuai untuk memastikan efektivitas pembelajaran yang optimal bagi mahasiswa.
Faktor paling signifikan dalam keberhasilan adopsi e-Learning
Membahas tentang kesuksesan pembelajaran melalui e-learning, terdapat faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan tersebut. Menurut hasil wawancara dengan dosen W dan R, faktor yang paling berpengaruh dalam suksesnya adopsi e-learning adalah ketersediaan perangkat pendukung atau kepemilikan perangkat teknologi.Â
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, kepemilikan perangkat teknologi memainkan peran kunci dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Ketersediaan perangkat teknologi memiliki hubungan yang sangat erat dengan keberhasilan pembelajaran berbasis e-learning.Â
Sebagai sebab, mahasiswa yang memiliki akses terhadap perangkat seperti laptop, komputer, atau smartphone dapat lebih mudah mengikuti pembelajaran online, mengakses materi pembelajaran, dan berpartisipasi dalam kegiatan online.Â
Sebaliknya, jika mahasiswa tidak memiliki akses terhadap perangkat tersebut, mereka akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran dan mengakses sumber daya pembelajaran. Akibatnya, ketersediaan perangkat teknologi dapat menjadi faktor penentu dalam keberhasilan atau kegagalan pembelajaran online bagi mahasiswa.
Selain dari ketersediaan perangkat teknologi, dukungan dan kesiapan institusi pendidikan dalam menyediakan infrastruktur yang memadai juga memiliki dampak signifikan terhadap keberhasilan pembelajaran berbasis e-learning.Â
Institusi yang memiliki infrastruktur yang handal, seperti jaringan internet yang stabil dan platform e-learning yang mudah diakses, dapat membantu mahasiswa untuk mengakses materi pembelajaran secara efektif.Â
Sebaliknya, jika infrastruktur tersebut kurang mendukung, mahasiswa dapat mengalami kesulitan dalam mengakses materi dan berpartisipasi dalam pembelajaran online.Â
Selain itu dosen S juga mengemukakan bahwa faktor lainnya adalah penerapan pembelajaran menggunakan video pembelajaran yang diupload pada youtube, video tersebut akan lebih mudah untuk diakses segala kalangan baik dari mahasiswa semester awal hingga akhir kapan pun.
Respon Mahasiswa terhadap E-Learning
E-Learning, sebagai metode pembelajaran berbasis teknologi, tentu saja mendapat respons yang beragam dari mahasiswa yang menjadi penggunanya. Menurut dosen S dan W, penggunaan e-learning tidak selalu menghasilkan pengalaman yang menyenangkan.Â
Beberapa mahasiswa mengeluhkan tantangan seperti kebutuhan akan perangkat teknologi seperti gadget dan laptop. Meskipun demikian, penerapan e-learning dapat menjadi alat yang sangat membantu dan efektif jika diimplementasikan dengan baik.Â
Namun, mahasiswa yang kurang terampil dalam menggunakan teknologi atau bahkan belum terbiasa dengan teknologi mungkin akan menghadapi kesulitan dalam memanfaatkan pembelajaran online ini secara optimal, sehingga mengurangi efektivitasnya.Â
Selain itu, dosen R juga menekankan bahwa respon mahasiswa terhadap e-learning juga tercermin dalam tingkat partisipasi mereka dalam proses pembelajaran. Mahasiswa yang aktif berpartisipasi cenderung mendapatkan penilaian yang lebih baik, sementara kurangnya partisipasi dapat memengaruhi penilaian mereka secara negatif.Â
Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan dan pengajar untuk memahami dan menanggapi respons mahasiswa terhadap e-learning dengan memperhatikan tantangan dan kebutuhan mereka, serta memberikan dukungan yang diperlukan untuk memastikan efektivitas pembelajaran online.
Strategi yang efektif untuk mengatasi hambatan dalam adopsi E-Learning
Menurut dosen W, strategi yang efektif untuk mengatasi hambatan dalam adopsi e-learning, terutama bagi mereka yang tidak memiliki perangkat teknologi, adalah dengan mengorganisir pembelajaran dalam kelompok-kelompok dan membagi mahasiswa yang tidak memiliki perangkat tersebut ke dalam kelompok yang memiliki perangkat, sehingga semua mahasiswa mendapat kesempatan yang sama dalam akses dan memfasilitasi penerapan e-learning tanpa kesenjangan fasilitas.Â
Di sisi lain, dosen R menyarankan bahwa memberikan motivasi kepada mahasiswa tentang pentingnya teknologi dalam era yang berkembang pesat dapat menjadi strategi yang efektif.Â
Dengan pemahaman ini, diharapkan muncul motivasi intrinsik bagi siswa, orang tua, dan lembaga pendidikan untuk mempersiapkan diri agar pembelajaran menjadi lebih baik.Â
Selain itu, menurut dosen S, strategi untuk mengatasi ketidakaktifan mahasiswa dalam menonton video pembelajaran dan mengumpulkan tugas adalah dengan menegaskan proses penilaian pada platform seperti Google Classroom.Â
Pemberian penilaian yang jelas dan berdasarkan keteraturan waktu pengumpulan tugas akan memberikan insentif bagi mahasiswa untuk lebih efektif dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Dengan demikian, strategi-strategi ini dapat membantu dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam adopsi e-learning.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H