Mohon tunggu...
Ani Juwita
Ani Juwita Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMAN 1 Panarukan

Perubahan kecil dalam kelas merupakan awal dari perubahan besar dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Potret Keberagaman: Kerukunan Beragama Masyarakat Desa Wonorejo

10 November 2024   20:53 Diperbarui: 10 November 2024   20:58 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah

Pemerintah juga berpendapat bahwa kerukunan tersebut merupakan hasil jerih payah yang diupayakaanya. Kerukunan di Desa Wonorejo ini terbentuk atas budaya yang telah melekat pada masyarakat dan dibantu oleh pemerintah sebagai payung dan pelindungnya. Kerukunan belum merupakan nilai terakhir, tetapi baru merupakan suatu sarana yang harus ada untuk mencapai tujuan yang lebih jauh yaitu situasi aman dan damai.

Pemikiran yang Muncul Akibat Terbentuknya Kerukunan Beragama

Kesadaran masyarakat Desa Wonorejo akan pentingnya kerukunan menjadi landasan dalam hidup bermasyarakat. Masyarakat Desa Wonorejo telah mengenal sikap saling menghormati sebagai sebuah tradisi dan norma. Perbedaan agama dan kepercayaan yang tumbuh dan berkembang baik diantara mereka merupakan hasil dari keyakinan mereka yang kuat dan tradisi saling menghormati tersebut.

Tradisi saling menghormati tersebut dikukuhkan dengan interaksi dan komunikasi diantara pemeluk agama yang berbeda. Interaksi tersebut bukan hanya tertumpu pada tokoh-tokoh yang tergabung dalam subuah forum kerukunan namun, lebih dari itu masyarakat juga telah terbiasa meniadakan pebedaan beragama dan keyakinan dalam interaksi sehari-hari. Interaksi dan komunikasi tersebut diwujudkan dalam berbagai kerja sama antar umat beragama.

Kerukunan yang terbentuk tersebut membangun sebuah tatanan kehidupan yang penuh dengan toleransi, saling menghormati, saling pengertian, dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat.

Abdullah, Taufik. 1989. Agama Sebagai Kekuatan Sosial: Sebuah Ekskursi di Wilayah Metodologi Penelitian. Dalam "Metodologi Penelitian Agama", penyusun Taufik Abudullah dan M. Rusli Karim (ed). Yogyakarta: Tiara Wacana.

Geertz, Clifford. 1992. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius.

Hendropuspito. 2006. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.

Robertson, Roland (ed). 1988. Agama: Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta: CV. Rajawali.

Suryabrata. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Aksara Baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun