Jadi, apa yang kita tuliskan adalah apa yang telah kita pikirkan matang-matang, sehingga mampu benar-benar menyelesaikan masalah yang menjadi tujuan kita tadi. Agar mampu membuat konsep tulisan yang matang, kita perlu belajar, berlatih, dan terus mengasah kemampuan. Balasan yang besar tidak pernah dengan usaha instan.
Entah itu novel atau jurnal, fiksi atau non-fiksi, seorang penulis dan karya besarnya memiliki ciri khas yang sama. Engkau akan menemukan ketiga hal ini dalam Pramoedya Ananta Toer dan Bumi Manusia-nya. Dalam Nicollo Machiavelli dan Il Principe-nya. Atau dalam Sun Tzu dan Art of War-nya. Bahkan dalam William Shankespeare dan Romeo Juliet-nya.
Benar kata pepatah, "Dengan menulis, kita pun belajar." Apa pun karyamu, tuliskan dengan segenap hatimu. Bukan hanya modal semangat saja, tetapi juga keringat dan lelah. Kita bisa mencatatkan nama kita dengan tinta emas sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H