Jebakan Batman itu tidak ada. Elit pendukung Jokowi saja yang terjebak dengan ketakutannya sendiri.
3 FAKTOR YANG BISA MERUBAH KEKUATAN POLITIK PRABOWO SEHINGGA BISA MEMENANGKAN PILPRES 2019.
Diatas kertas dengan Popularitas yang tinggi, dengan Tingkat Kepuasan sebagai Incumbent diatas 60%, dengan Elektabilitas diatas 50% dan didukung 9 partai (termasuk 2 partai terbesar) dan ditambah lagi dengan menggaet Ulama sebagai Cawapresnya, sebenarnya secara kalkulasi sederhana kubu Jokowi  sudah memiliki modal diatas 70%.
Tapi apakah itu bisa memastikan kemenangan Jokowi di Pilpres 2019? Ooww belum tentu, bro.
1.PILPRES DAN PILKADA ADALAH PEMILU YANG TIDAK EFEKTIF MELIBATKAN MESIN PARTAI
Sebenarnya banyak sekali contoh-contoh Pilkada-pilkada dimana yang terjadi mereka yang  Elektabilitasnya rendah malah bisa menang.  Sebut saja kemenangan Anies-Sandi di Pilgub DKI 2017, sebut saja kemenangan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI 2012, sebut saja  Nyaris Kemenangan pasangan Asik di Pilgub Jabar 2018 kemarin dan lain-lainnya.
Kunci Kemenangan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI 2012 adalah Pergerakan Relawan. Jokowi-Ahok yang didukung HANYA 2 partai (Gerindra dan PDIP) bisa mengkandaskan Fauzi Bowo sang incumbent yang didukung Demokrat, Golkar dan seluruh partai yang ada di luar 2 partai tadi.  Mengapa begitu? Karena sangat efektifnya Relawan yang bergerak. Kampanye mereka dari mulut ke mulut.
Kunci Kemenangan Anies-Sandi di Pilgub DKI 2017 juga sama.  Gerindra dan PKS mampu mempecundangi PDIP, Golkar, Nasdem dan lainnya. Bukan mesin partai yang bergerak tetapi  connecting antar pendukung Anies yang menyebabkannya. Begitu juga dengan Pasangan Asik yang hampir mengalahkan pasangan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018.
Pilkada itu yang paling menentukan adalah Ketokohan. Begitu juga dengan Pilpres.
Jokowi bisa menang dari Prabowo  di Pilpres 2014 itu karena Relawan Jokowi lebih banyak dari Relawan Prabowo. Catat ini ya kawan.
Pertanyaannya kemudian, apakah pada Pilpres 2019 nanti Jumlah Relawan Jokowi akan bertambah banyak atau akan berkurang?