Mohon tunggu...
Politik

Lima Fakta dan Keanehan Kasus Pembagian Sembako di Monas yang Menewaskan dua Bocah

3 Mei 2018   15:28 Diperbarui: 3 Mei 2018   15:42 1514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meskipun Kepala kantor Dinas Pariwisata DKI Tinia Budiati sudah melarang kegiatan bagi-bagi sembako di Monas sehari sebelumnya tetapi panitya Forum Untukmu Indonesia tetap keukeuh melaksanakan pembagian sembako tersebut.  Dari indopos 27 april 2018 :

"Saya nggak setuju, kalau sembako. Apalagi nggak tahu jumlah orangnya, ini bisa menimbulkan masalah," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati pada tanggal 27 April 2018.

Tapi tetap saja Dave Santosa menyatakan siap membagikan sembako pada tanggal 28 April karena alasannya kupon sudah disebar.

"Masyarakat yang sudah pegang kupon bisa menukar ke panitia," ujar Dave Santosa kepada wartawan, Jumat (27/4).

Ia menyebutkan, hingga saat ini panitia telah menyebarkan 100 ribu kupon sembako. Namun demikian, ia mengaku pembagian kupon sudah dihentikan. "Kupon sembako tidak terbatas untuk warga kurang mampu. Jadi tidak bebas untuk umum," katanya.

Kita jadi semakin penasaran siapa sebenarnya Dave Santosa ini.  Mengapa dia berani melanggar larangan Kepala Dinas Pariwisata DKI? Apakah orang ini punya power tertentu? Disebut-sebut Dave Santosa ini  pernah menjadi coordinator Relawan Jokowi pada tahun 2014 lalu.

KELIMA :  POLDA METRO JAYA I TERKESAN  MELINDUNGI  PANITYA DAN TERLALU DINI MENYIMPULKAN PENYEBAB KEMATIAN 2 BOCAH DI MONAS

Selasa pagi, 1 Mei 2018 (dari berita detiknews 1 mei 2018, Jam : 09:48), Kadiv Humas Polda Metro Jaya, Argo Yuwono menyatakan :

"Bukan karena antrean," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam keterangannya, Selasa (1/5/2018, detiknews).

Argo menyatakan itu bersumber dari laporan Kapolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu. Argo menjelaskan pertama kali petugas kepolisian mendapat laporan Mahesa yang pingsan di luar pagar Monas pada Sabtu (28/4) lalu. Selanjutnya, Mahesa langsung dibawa ambulans menuju RS Tarakan. Tapi sampai di RS korban dinyatakan sudah meninggal.

Informasi dari metro Jaya ini sangat kontradiksi dengan berita-berita yang menyebut kedua korban meninggal akibat berdesak-desakan dalam antrian.  Mengapa Polda Metro Jaya terlalu dini menyimpulkan penyebab kematian korban?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun