Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

3 Alasan Mengapa Saya Yakin Ahok Pasti Tumbang di Pilgub DKI 2017

12 Februari 2017   02:50 Diperbarui: 12 Februari 2017   03:24 2789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Biasanya Hasil Akurat dari Lembaga Survey yang bagus hanyalah pada Quick Count dan pada saat sebulan sebelum Pilkada berlangsung. Angka-angka itulah yang bisa dijadikan patokan untuk mengukur kekuatan masing-masing kontestan.

Dan berbicara kecendrungan sikap para pemilih di DKI menghadapi Pilgub DKI 2017 yang begitu keras persaingannya, kemungkinan besar angka Golput akan menjadi besar.  Ini yang saya kuatirkan akan terjadi.

Suhu Eskalasi Politik di Pilgub DKI sangat tinggi. Dan sebenarnya yang riuh ramai itu terjadi di media-media social saja. Dan itupun bukan dilakukan oleh warga DKI melainkan warga di luar DKI. Tapi semua itulah yang akhirnya membuat para pemilih menjadi muak. Imbasnya kemudian mereka menjadi enggan datang ke TPS.

Dan bila intensitas pemilih ke TPS  memang rendah maka yang paling berpeluang untuk menang adalah Kontestan yang memiliki massa fanatic. Dan bukan Ahok tentunya. Karena pendukung Ahok hanya kuat di media-media social.

Di sisi lain kecenderungan Pemilih DKI adalah mempertimbangkan gejolak politik yang sepertinya tak henti-hentinya berlangsung. Logika yang paling umum yang mungkin dipikirkan pemilih adalah :

Bila Ahok menang di Pilgub DKI maka kemungkinan gejolak politik tetap akan terjadi dan tidak ada berhenti-hentinya. Satu cara untuk menghentikan Gejolak Politik yang sangat tinggi tensinya adalah tidak memilih Ahok.

Inilah Psikologis Pemilih DKI yang mungkin terjadi. Dan inilah alasan ketiga saya yang membuat saya yakin Ahok pasti tumbang di Pilgub DKI.  Entah tumbang di Putaran Pertama atau Tumbang di Putaran Kedua.

Begicuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun