Biasanya Hasil Akurat dari Lembaga Survey yang bagus hanyalah pada Quick Count dan pada saat sebulan sebelum Pilkada berlangsung. Angka-angka itulah yang bisa dijadikan patokan untuk mengukur kekuatan masing-masing kontestan.
Dan berbicara kecendrungan sikap para pemilih di DKI menghadapi Pilgub DKI 2017 yang begitu keras persaingannya, kemungkinan besar angka Golput akan menjadi besar. Â Ini yang saya kuatirkan akan terjadi.
Suhu Eskalasi Politik di Pilgub DKI sangat tinggi. Dan sebenarnya yang riuh ramai itu terjadi di media-media social saja. Dan itupun bukan dilakukan oleh warga DKI melainkan warga di luar DKI. Tapi semua itulah yang akhirnya membuat para pemilih menjadi muak. Imbasnya kemudian mereka menjadi enggan datang ke TPS.
Dan bila intensitas pemilih ke TPS Â memang rendah maka yang paling berpeluang untuk menang adalah Kontestan yang memiliki massa fanatic. Dan bukan Ahok tentunya. Karena pendukung Ahok hanya kuat di media-media social.
Di sisi lain kecenderungan Pemilih DKI adalah mempertimbangkan gejolak politik yang sepertinya tak henti-hentinya berlangsung. Logika yang paling umum yang mungkin dipikirkan pemilih adalah :
Bila Ahok menang di Pilgub DKI maka kemungkinan gejolak politik tetap akan terjadi dan tidak ada berhenti-hentinya. Satu cara untuk menghentikan Gejolak Politik yang sangat tinggi tensinya adalah tidak memilih Ahok.
Inilah Psikologis Pemilih DKI yang mungkin terjadi. Dan inilah alasan ketiga saya yang membuat saya yakin Ahok pasti tumbang di Pilgub DKI. Â Entah tumbang di Putaran Pertama atau Tumbang di Putaran Kedua.
Begicuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H