Nasdem pun demikian. Surya Paloh sempat ragu meneruskan dukungannya pada Ahok ketika Ahok sudah menjadi Tersangka. Hanya karena malu saja akhirnya Nasdem tetap meneruskan dukungannya.
Sementara Golkar juga tidak punya massa fanatic di Jakarta jadi sulit diharapkan.
Kesimpulan untuk dukungan mesin parpol sepertinya Ahok tidak bisa berharap banyak dari mesin parpol. Ahok hanya bisa berharap dari dukungan relawannya  yang mayoritas pengurus organisasi remaja gereja atau dari  organisasi warga tionghoa. Diluar dari itu rasanya akan sulit diharapkan militansinya.
Yang paling kuat dari sisi massa kemungkinan besar malah kubu Anies Baswedan. Jangan ditanya soal solidnya kader PKS di DKI. Begitu juga dengan massa Gerindra yang fanatic.
Jadi dalam perhitungan saya, dari ketiga Paslon yang bertarung yang paling solid Mesin Parpolnya adalah Paslon Nomor Urut 3, Paslon nomor urut 1 barulah nomor urut 2.
Inilah alasan kedua saya yang memastikan Ahok pasti tumbang di Pilgub DKI 2017.
***Pemilih di Pilgub DKI Â Cenderung Akan Mencari Damai***
Jangan pernah percaya 100% pada lembaga-lembaga Survey yang ada. Semua Lembaga Survey itu bisa dibeli dan dikendalikan oleh kontestan Pemilu/Pilkada. Tetapi bukan berarti semuanya hasil surveynya tidak ada yang benar. Â Bukan begitu maksudnya.
Beberapa Lembaga Survey sangat baik dalam melakukan surveynya. Secara pribadi ada beberapa yang saya prioritaskan.
Tetapi satu hal, saya tidak akan pernah percaya Hasil Survey pada saat Injury Time yang dilakukan oleh Lembaga Survey manapun. Pengalaman yang lalu-lalu, Hasil Survey Lembaga Survey apapun untuk 2 minggu sebelum Pilkada biasanya ngawur. Mungkin saja sudah terkontaminasi pesanan dari Kontestan.
Pilgub DKI 2012 dan Pilgub Jateng 2013 menjadi bukti ngawurnya hasil survey dari lembaga survey.