8. Jarolimek berpendapat bahwa pendidikan IPS adalah perolehan berbagai pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai yang mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang berperan aktif dalam berbagai kelompok sosial di lingkungannya berarti menunjuk. Aktif, mereka hidup.
Menurut Bapak Ali Imran Udin,  Ilmu Pengetahuan Sosial  (IPS) merupakan versi sederhana dari berbagai disiplin ilmu sosial untuk keperluan pendidikan dan pengajaran  baik di sekolah dasar maupun menengah.
Menurut Abu Ahmadi, IPS merupakan kelas yang memadukan ilmu sosial yang berbeda. B. Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial, Ekonomi, Ilmu Politik, Hukum, dan Program Pendidikan. (Astawa, 2017) dimana Menurut NCSS, tujuan utama dari Pendidikan IPS adalah untuk mendidik seluruh siswa yang memiliki pengetahuan sosial adalah untuk mengembangkan mereka menjadi manusia rasional yang dapat mengambil keputusan tidak hanya berdasarkan emosi tetapi juga data dan informasi.
Adapun konsep pembelajaran terpadu menurut Kemendikbud (2013) dalam Rahnawati adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.
Salah satu mata pelajaran yang disajikan secara terintegrasi adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam konteks pendidikan barat, IPS disebut sebagai social studies yang didefinisikan menurut  Edgar B. Wesley sebagai ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pedagogis (Zevin, 2013). Untuk IPS yang diajarkan disekolah menengah, Zevin mendefinisikan sebagai studi data, analisis, dan masalah etika yang berhubungan dengan sejarah manusia, perilaku manusia, dan nilai-nilai manusia. Singkatnya, studi sosial di kelas adalah tentang bagaimana dan mengapa orang bertindak, apa yang mereka yakini, dan dimana dan bagaimana mereka hidup dan telah hidup. (Rahmawati)
Demi kebaikan bersama, agar masyarakat demokratis dapat muncul meskipun dunia mempunyai budaya yang beragam namun saling bergantung. Tujuan pendidikan IPS adalah memberikan pemahaman pengetahuan kepada peserta didik, mengajarkan cara berpikir cerdas, dan menanamkan sikap demokratis, yang memungkinkan peserta didik aktif dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dilakukan oleh kelompoknya. Pikirkan kepentingan kelompoknya, bangsa, bahkan dunia.
Oleh karena itu, semua siswa harus mempunyai kemampuan untuk melakukan penyelidikan dan penelitian, mulai dari mengenali adanya suatu masalah, menguji suatu teori, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, dan akhirnya menyelesaikan masalah tersebut.
Sebagai Mahasiswa pendidikan IPS yang nantinya akan berkiprah langsung di duania pendidikan harus dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang  diperlukan  untuk berinteraksi dan melaksanakan kegiatan sosial, seperti kegiatan kelompok dan kegiatan sosial, serta sikap dan komitmen yang mengakar terhadap kehidupan demokratis dalam lingkup kelompok yang lebih besar dan Bersifat global. (Wahidmurni, 2017)  Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, dan sebagai hasilnya, guru pada umumnya menganggap model, metode, dan strategi pembelajaran tradisional menjadi semakin penting ini.  Fatmawati & Anjasari (2021) menyatakan bahwa kegiatan utama guru mengajar adalah memberikan stimulus, memberi bimbingan, memberi pengarahan, dan memberi dorongan kepada siswa untuk belajar. Adapun kegiatan belajar dari guru yang berkaitan dengan penciptaan lingkungan belajar, yang mana siswa menjadi lebih semangat dalam kegiatan belajar.
Kegiatan belajar lainnya adalah menghubungkan materi pembelajaran yang dipelajari dengan situasi lingkungan, baik lingkungan fisik, social, maupun budaya. Untuk menjadikan siswa kreatif, inovatif dan mudah beradaptasi, guru harus inovatif, kreatif, mudah beradaptasi dan nyaman di dalam kelas dimana interaksi belajar mengajar yang efektif dan multi arah harus mampu menciptakan suasana belajar yang positif. Â Belajar adalah suatu proses aktivitas mental siswa, yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh kondisi produktif dan kreatif bagi pengayaan dan pemeliharaan kehidupan siswa. Uno (2009, p. 54), yaitu Untuk menunjang kehidupan, manusia harus mempunyai kecakapan hidup, yang diperoleh melalui berbagai proses pembelajaran, seperti perolehan pengetahuan serta dapat belajar untuk mengetahui, belajar untuk melakukan sesuatu, Belajar menjadi diri sendiri dan Belajar hidup bersama.
 Jika guru hanya menggunakan metode yang monoton di kelas, maka upaya mengubah perilaku siswa tidak akan mencapai tujuan pembelajaran. Diperkuat kembali dengan pendapat menurut Pak Mahtu dan Pak Maka, A.K.(2007, p. 30), "Mengajar adalah  proses perubahan perilaku, sehingga guru harus:
a). Â menciptakan berbagai kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplor hal-hal baru.