Mohon tunggu...
Anggun DwiLestari
Anggun DwiLestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas swasta di Bengkulu, aktif dalam dunia seni dan menjabat sebagai ketua tim tutor pusat bahasa. Keseharian saya diisi dengan kuliah, mengerjakan tugas, dan berpartisipasi dalam kegiatan seni yang menginspirasi. Saya juga sering terlibat dalam diskusi dan kolaborasi kreatif, yang memperkaya pengalaman saya. Selain itu, saya mengatur waktu untuk membantu teman-teman dalam belajar bahasa, yang menjadi bagian penting dari tugas saya sebagai ketua tim tutor. Keseimbangan antara akademik dan seni adalah fokus utama dalam perjalanan saya sebagai mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masa Kecil yang Penuh Luka

27 Juli 2024   12:10 Diperbarui: 27 Juli 2024   12:16 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap malam, sebelum tidur, Anin selalu berdoa agar suatu hari nanti keluarganya bisa menemukan kedamaian. Tapi di dalam hatinya, ia tahu bahwa perjalanan menuju kedamaian itu masih panjang dan penuh dengan tantangan. Anin hanya bisa berharap bahwa suatu hari nanti, ia akan cukup kuat untuk menghadapi semua ini dan menemukan kebahagiaan yang selama ini ia impikan. Di kamar kecil rumah kontrakan itu, Anin menulis dalam buku hariannya, mencoba menumpahkan semua perasaan yang tidak bisa ia ucapkan. Ia menulis tentang ketakutannya, tentang harapannya, dan tentang mimpinya untuk masa depan yang lebih baik. Menulis menjadi pelarian dan penyembuhan baginya.

"Dalam setiap kata yang ditulis, ada harapan yang terucap. Setiap lembar adalah langkah kecil menuju kebahagiaan."

Anin menutup buku hariannya dan memandang ke luar. Di luar, bintang-bintang berkelip di langit malam, seolah memberikan harapan kecil di tengah kegelapan hidupnya. Ia bertekad untuk terus berjuang, demi dirinya sendiri dan demi ibunya yang selalu berusaha melindunginya. Malam itu, Anin berbaring di tempat tidur dengan hati yang sedikit lebih ringan. Ia tahu bahwa masih ada harapan, meskipun kecil, dan itu cukup untuk membuatnya bertahan menghadapi hari-hari yang sulit. Dengan semangat baru, Anin berjanji pada dirinya sendiri untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah.

"Harapan adalah lentera kecil yang menyala di tengah kegelapan, memberi kita alasan untuk terus berjalan."

Anin menutup matanya, berharap mimpi-mimpi indah akan mengisi tidurnya dan memberikan kekuatan baru untuk menghadapi hari esok. Dengan doa dan harapan di hatinya, ia percaya bahwa suatu hari nanti, kebahagiaan akan datang.

~ To be continue ~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun