Tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka. Salim Sedikit terkejut, diliriknya orang yang nyelonong mendekat ke meja kerjanya.
"Ada apa Lin? Pagi-pagi sudah main selonong ajah.." sapa Salim sambil pindah duduknya ke sofa.
"Kangen sama Mas Salim...hihihi"
Sahut Arlinah yang biasa dipanggil Lin, Â sambil mendekat ke Salim.
"Sssttt... Jangan kenceng2, tar ada yg denger ah"
Sekitar 10 menitan Salim dan Arlinah Berbincang setengah berbisik-bisik diruangan Salim sang Menejer, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu. Arlinah pun tersentak dan segera duduk menjauh dari Salim. Seseorang mendorong pintu pelan dan masuk.
"Maaf pak, ini Laporan yang bapak minta kemarin"
"Ya, Sari, sini!"
Sahut salim sambil ngasih kode supaya si pembawa surat mendekat. Perempuan yang dipanggil Sari pun mendekat dengan sedikit membungkukan badan. Mata Sari sempat sedikit menoleh kearah Arlinah yang duduk tumpang kaki sehingga betis mulus Arlinah terlihat jelas. Tak lama Sari keluar ruangan. Arlinah pun kembali mendekat pindah duduknya ke kursi dimana Salim duduk. Tiba-tiba Arlinah mengalungkan tangan ke leher Salim sambil berbisik.
"Jadi Mas kapan mau melamar aku?"
Tangan salim berusaha melepaskan lingkaran tangan Arlinah sambil berkata dengan nada sedikit risih.
"Kamu yakin mau sama laki-laki beristri seperti aku?"
"Aku kan sudah bilang, tak apa aku jadi yang kedua". Rengek Arlinah.
Salim menggeser sedikit duduknya, sedikit mengambil jarak  dari badan Arlinah. Lalu diangkatnya dagu Arlinah dan ditatapnya lama tanpa kata-kata. Lalu terdengar suara Salim pelan sambil menarik nafas panjang tanpa melepaskan dagu Arlinah.
"Kau memang cantik, seksi dan menarik, rasanya tidak akan ada laki-laki yang tak tergoda oleh kemolekanmu, namun....". Perlahan Salim melepaskan jarinya dari dagu Arlinah. Â Ia menyandarkan badannya ke sofa. Tiba-tiba saja bayangan mahluk-mahluk kecil hadir dikelopak matanya, seolah mereka berteriak memanggil-manggilnya... "Ayaaaaahhhh!!!!".
Terdengar lagi Arlinah berbicara dan merajuk dengan wajah cemberutnya.
"Bukannya Mas sudah janji....Hubungan kita sudah terlalu lama"
"Iya iyaaa.... Nanti aku pikirkan waktu yang pas" Â Sahut Salim dengan suara berat dan terpaksa.
"Aku mau sesegera mungkin..." rengek Arlinah.
"Setelah menikah nanti aku mau tinggal di apartemen yang mewah, aku mau Mas Salim  belikan aku mobil mewah sepertimu, supaya aku tidak merepotkanmu nantinya...."  Lanjut Arlinah dengan mata berbinar-binar membayangkan kehidupan yang indah nanti bersama Salim.
....
Terdengar suara gerbang terbuka. Dua anak kecil berlarian sambil berteriak.
"Ayaaaaahhh... Ayaaahhhh... Ayah dataaang!!!"
Dua anak kecil yang lagi lucu-lucunya bergelayutan di tangan kanan dan kiri Salim. Ya mereka anak-anak kesayangan Salim. Dari dalam rumah nampak Anita tersenyum bahagia melihat sang suami dikerubuti anak-anaknya. Belum sempat duduk di kursi Salim berkata kepada  istrinya.
"Bu besok ayah ada acara keluar kota, mungkin sekitar dua atau tiga hari..."
"Baik ayah, ibu siapkan baju-baju nya". Dengan suara lembut Anita sambil menyibakan rambut di dahi suaminya.
"Tidak usah terlalu banyak..."
Sahut Salim, sambil mengecup dahi istrinya.
Pagi-pagi sekali Salim sudah men-starter mobilnya. Koper kecil pun dimasukan ke bagasi mobilnya. Salim mendekati istrinya yang berdiri depan pintu. Salim menatap dalam -dalam wajah istrinya, wajah manis yang lugu penuh kasih. Setiap saat setiap waktu dirasaknnya kelembutan dan kasih sayang.
"Jaga anak-anak ya Bu" Salim mengecup dahi istrinya.
"Aku akan melakukannya tanpa Ayah mintapun. Ayah tiati di jalan....".
Tangan Anita memeluk badan suaminya, sambil membisikan kata "I love you".
......
Mobil sedan merah melaju dengan kecepatan tinggi, masuk ke gank yang bertuliskan gank Mawar, lalu berhenti didepan sebuah rumah yang terlihat sepi seperti tidak ada penghuninya. Lalu Salim turun dari mobilnya dan merogoh hape dari saku celananya. Belum sempat Salim memijit tombol call, tiba-tiba pintu rumah terbuka. Seseorang keluar dari pintu dan menyapa Salim.
"Haiiii....Ada apa Bos, tumben pagi2 ke gubuk saya" Sambut si  tuan rumah penuh keheranan.
"Sssttt... Kardi, aku perlu bantuanmu"
Salim berbisik dan  menarik laki-laki tadi kedalam rumah dengan gerak gerik seperti tidak ingin ketahuan seseorang. Kardi terlihat kikuk kebingungan.
"Ada apa Boosss...??" bisik Kardi sesampainya di dalam rumah.
"Begini Kardi....."
Bisik Salim sambil melihat2 kedalam rumah, dengan nafas terengah-engah Salim mulai menyambung lagi pembicaraannya.
"Kardi, aku titip mobilku... Lalu aku pinjam baju kaosmu yang paling jelek, aku pinjam sendalmu yang biasa kamu pake sehari-hari".
"Maksudnya Boss...???" Kardi terngangah tidak mengerti apa yang terjadi.
"Sudaaahh.... Cepetan aku minta apa yang aku bilang tadi. Terus jika ada yg menanyakan aku siapapun, tolong bilang aku  lagi ke luar kota"
.....
Dari sebuah Gank yang bertuliskan Gank Mawar, melaju sebuah sepeda motor dimana pengemudinya berjaket  hijau dan helm pun berwarna hijau. Rupanya itu ojek online yang baru-baru ini sedang berkembang. Gojek tersebut melaju cukup kencang. Setelah kurang lebih 1 jam,  tibalah di depan sebuah rumah yang tidak begitu besar dengan halaman yang cukup luas.  Penumpang Gojekpun turun lalu membayar sejumlah uang.Â
Setelah gojek pergi, si penumpang tadi  membalikan badannya, ia lama menatap jauh dari tepi halaman  ke dalam rumah. Dilihatnya seperti sedang ada kesibukan didalamnya. Lalu ia menarik nafas panjang, lalu menundukkan  kepala melihat sandal butut yang dikenakannya. Tak lama seseorang keluar dari dalam rumah setengah berlari menuju ke arahnya.... Tapi Salim tetap tertunduk dan memejamkan matanya. Dia seolah tidak sanggup melihat siapa yang berada di hadapannya.
"Mas Saliiiiiiiimmm" terdengar suara itu pelan memelas dan seperti menyimpan sejuta pertanyaan. Salim mengangkat wajahnya, di tatapnya gadis cantik yang begitu sempurna dimata salim. Yaaa dialah gadis yang diinginkan seribu pria pemuja kecantikan.
"Arlinaaah....." bisik salim dengan mata berkaca-kaca. Terlihat jelas wajah Arlinah penuh keheranan dan penuh pertanyaan. Sekilas pula nampak wajah Arlinah memendam kekecewaan.
"Mas Saliiiimmm.... mana mobilmu?? Baju mu?? Ada apa inii..." Â Arlinah berhenti mencecar Salim dengan pertanyaan-pertanyaan. Dibenak Arlinah sepertinya sudah menduga Sesuatu yang tidak diharapkan akan terjadi. Arlinah meneruskan perkataannya.
"Mas Salim yang benar sajaaa...di dalam rumahku, keluarga besarku semuanya menunggumu...semua sudah siap dengan lamaranmu..... Kau datang seorang diri naik ojek, baju kaosmu kucel, sendalmu saja sudah butut begituuuuu". Â Sepertinya Arlinah hampir tak kuat lagi, tangis hampir pecah dari mulutnya...airmata sudah berlinang di kedua kelopak matanya, suaranya makin memekik menahan kecewa.
"Saliiimm jelaskaaannn.... Ada apa iniiiii" Â Arlinah mendorong dada Salim yang masih berdiri di hadapannya.
"Arlinaaaah....."
Terdengar suara salim yang bergetar pelan, membuat Arlinah terdiam seketika menunggu kata-kata selanjutnya dari mulut Salim.
"Arlinah....inilah aku yang sebenarnya. Duluuu... Sebelum aku menikah dengan istriku,,, ya seperti inilah aku. Aku mendapat kehidupan yang jauh lebih baik dari orng tua istriku, dari doa-doa istriku, dari dukungan istriku.... Andai aku harus meninggalkan istriku,,,, ya inilah aku yang sebenarnya. Semua kehidupanku selama ini adalah milik anak istriku.... Andai kau mau menerimaku seperti ini ya kita akan hidup bersama dari nol. Kalo tidakk....biarkan aku bersama anak istriku, kau jangan menggoda aku lagi, aku tidak akan pernah tahan dengan godaanmu..."
......
Sore itu langit penuh dengan awan menghitam,,,.
"Ayah sepertinya sore ini akan turun hujan...., aku akan membuatkanmu sup yang lezattt"
Kata Anita sambil berlalu di hadapan Salim. Namun Salim tidak membiarkan istrinya berlalu, dia menarik tangan istrinya dan memeluknya erat.
"Engkau bidadariku....maafkan Ayah".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H