"Baiklah Honey... kita bertemu ditempat yang sama dengan minggu yang lalu"
***Â
Entahlah... dalam kurun 6 bulan ini, aku benar-benar jatuh hati pada Steven. Dia membuat aku sangat menikmati hidup dari hari kehari, terlebih kedua anakku begitu dekat dan nyaman bersamanya. Tuhan.. apakah memang dia Engkau kirim untuk kami?? Indahnya perjalanan kami tidak akan cukup waktu sebulan untuk diceritakan. Dia benar-benar mengambil separuh nafasku...
Sampailah kami pada waktu dan tempat yang dijanjikan. Hembusan angin bukit Garonggong menyibak wajah kami. Tiba-tiba aku merasa dia memegang tanganku erat sambil berkata pelan, kedua matanya menatap wajahku yang terasa memerah ditatap dari dekat sekali...
"Apa kau mencintai aku....?" Aku tak segera menjawab, aku hanya membalas tatapan matanya seolah aku ingin dia mengerti bahwa tatapanku sudah lebih dari sebuah jawaban. Lama-lama aku merasa kedua mataku pedih, aku segera menunduk sambil bibirku sedikit tersenyum. Aku mencoba meyakinkan jawabanku dengan menganggukkan kepalaku. Kudengar dia melanjutkan bicaranya.
"Minggu depan kita temui ibu mu, aku akan melamarmu. .... Tapiii... sebelum itu aku akan menjawab pertanyaanmu selama ini yang belum sempat aku jawab...." Aku sontak memalingkan wajah kembali menatapnya, tentu dengan raut gembira dan penuh rasa penasaran..... dia melanjutkan bicaranya.
"Istriku bernama Silvi Ayuningtyas.... Sejak melahirkan anakku yang kedua dia sakit...." Aku terperanjat kageettt
"sakiiiiiiiitttttt????????? Kok dirimu tega-teganyaa..."
"Sabar duluuu.... Aku belum selesai bicara" pungkasnya. Steven melanjutkan bicaranya dengan terbata-bata.
"Dia istri yang sangat aku cintai... anak pertama membuat kebahagiaan kami semakin sempurna. Namun,,,,,...... sejak melahirkan anak kedua istriku sakit.... Sakit jiwa. Sudah 5 tahun, pernah di rawat dibeberapa rumahsakit jiwa tapi yaaa.. begitu, tidak ada kemajuan. Sehingga mertuaku akhirnya memperbolehkan aku untuk menikah lagi, orang tuanya memaksa membawa istriku dari rumahku...." Terdengar suara Steven terhenti dan aku melihat linangan air matanya tak tertahan,,, tiba2 hatiku teriris perih mendengar cerita itu, air mataku tiba-tiba tak tertahan lagi...aku terisak mendengar cerita itu....tentu itu adalah hal terumit  dan terberat yang dialami Steven selama ini......
" Mas..berapa kali dalam sebulan dirimu nengok dia?" tanyaku dengat suara parau dan kedua tangannya aku pegang erat.