Dan alangkah terkejutnya aku, dia mengatakan dia beristri, tanpa penjelasan lain dan dia menolak memberi penjelasan lain tentang istrinya. Aku sempat bimbang dan terombang ambing, haruskah aku bertanya lebih jauh tentang istrinya? Haruskah aku hentikan komunikasi ini sekarang juga? Tapi jujur hatiku terlanjur suka, aku menyimpan banyak harapan padanya.
Berbulan-bulan kami menjalin hubungan tanpa kepastian status, tapi aku menikmatinya dan aku rasa diapun sama. Sering di hari libur dia mengajak aku dan anak-anakku pergi berlibur ke suatu tempat. Aku melihat betapa kebapak-an nya Steven, anak-anakku dibuatnya nyaman dan betah bersama nya.Â
Yaa  pria ganteng itu selalu ada disisiku, aku perlahan benar-benar dibuatnya jatuh hati. Tidak jarang pula dia menyanjungku, mengatakan aku cantik lah.. aku mandiri lah..aku tegar lah...bla bla bla. Namun adakalanya kami berselisih bak anak kecil, saling memblokir medsospun tidak sekali dua kali. Semua membuat aku merasa semakin dekat, semakin mengenalnya luar dalam dan betapa berartinya dia buat aku.
Sampailah kami pada bulan Februari tahun berikutnya... sore itu aku baru pulang dari pekerjaanku. Tiba2 hp ku berdering. Kulihat nama Mas Steven, -kupanggil dia mas karena dia wong Cirebon-.
"helooww...kemana aja Mas, dari pagi tak ada kabar...aku tunggu-tunggu"
"Sabtu besok aku akan melamarmu....." sejenak aku terdiam.. serasa tak percaya
"Maksudnya apa??????"
"hiiii telingamu tuh yaaaa..... aku mau melamarmu" dia menaikan volume bicaranya....
"Istrimu???? Bahkan selama ini kau tidak pernah memberitahuku tentang istrimu, kau hanya bilang anak-anakmu ikut bersama nenek nya di Surabaya....kini tiba-tiba kau mau melamarku????. GJ " sahutku.
"Baiklah nanti kalo lamaranku kau terima aku akan menceritakan segalanya.... Mudah-mudahan tidak ada rintangan minggu depan aku kerumahmu untuk menemui ibumu."
"baiklah..... tapi besok aku mau bertemu denganmu, bisa?" tanyaku mendesak.