Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Tong Penampung Kesalahan

13 Mei 2024   10:49 Diperbarui: 13 Mei 2024   10:52 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan lagi kau anggap aku tempat rehabilitasmu

Aku tidak kuat dan tidak akan mau lagi menampung kesalahanmu

***

Kau yang membuat kesalahan namun justru aku yang seperti orang tidak waras dan sakit jiwa

Tidak bisakah kau berhenti mengatakan aku terlalu baik untukmu

Kau pikir enak hidup dengan manusia beracun?

Berwajah menenangkan, bermulut manis namun hati seliar binatang 

***

Puisi ini menggambarkan sebuah hubungan yang benar-benar toxic dan sangat-sangat menguras energi yang pada akhirnya hubungan tersebut adalah hubungan yang tidak sehat namun dipaksakan untuk terus bertahan. Yang membuat salah satu dari pihak dalam hubungan ini benar-benar merasa sangat kehilangan dirinya sendiri.

Kadang kala, hubungan itu di dalamnya tidak seharusnya kita menganggap sesuatu itu secara kecil dan sepele yang padahal menurut pasangan kita itu adalah hal yang berharga dan penting buat dirinya. Yang membuat pada akhirnya hubungan itu tidak sehat dan tidak bertumbuh adalah kita terbiasa untuk merasa hal-hal yang kecil itu adalah sebuah hal yang tidak penting dan tidak perlu dihiraukan.

Maka, tentu itu yang akan membuat pada akhirnya salah satu dari pihak dalam hubungan tersebut merasa bertanya-tanya, apakah benar hubungan seperti ini akan bertahan lama dan awet karena salah satu dari pihak dalam hubungan tersebut merasa masih perlu bebas tanpa aturan dalam hubungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun