Kau hitam, tapi tetap kusukaiÂ
Kau gelap, tapi aku tetap ingin denganmuÂ
Kau punya masa kelam yang mengerikan?Â
Kemarilah, berpelukan dengankuÂ
***Â
Aku bukanlah cahaya, tapi aku juga butuh kau di sisiku
Seperti katamu, aku terlalu terangÂ
Tak pantas dan layak bersanding denganmu
Kenapa kau selalu berkata demikian, padahal kau berharga untukku
 ***
Bila pun aku terlalu terang, di mata orang-orang, belum tentu aku punya nilaiÂ
Nilai yang hanya kau saja yang bisa melihat dan merasakan
Aku bisa dimarahi bahkan dimaki-maki karena terlalu terangÂ
Tapi, denganmu aku menemukan cahayaku yang bisa hidup, menyala kecil dan tidak pernah redup
 ***Â
Di kehidupan yang akan datangÂ
Tidak ada salahnya si paling gelap dan si paling terang terus bersama-sama
Menciptakan sebuah makna saling melengkapi yang seutuhnyaÂ
Bergandengan bersama, saling beriringan tanpa kenal waktuÂ
***Â
Pusi ini menggambarkan seseorang yang merasa rendah diri ketika mencoba untuk berinteraksi, berdekatan dan berkomunikasi dengan seseorang yang menurutnya memiliki nilai-nilai kehidupan dan karakter yang sangat sempurna di matanya. Alih-alih merasa termotivasi justru dirinya merasa minder dan insecure dengan seseorang yang cukup menarik hatinya.Â
Kadang kala kita akan dipertemukan dengan hal-hal yang membuat kita berhenti berjuang termasuk berhenti memperjuangkan seseorang yang memiliki nilai lebih dibanding diri kita dari segi apapun. Tapi, satu hal yang perlu teman-teman garis bawahi bahwa daripada kita merasa rendah diri kepada seseorang yang memiliki nilai lebih tersebut, kenapa tidak teman-teman memperlihatkan nilai-nilai diri teman-teman kepada dirinya.Â
Kadang, kita tidak melihat potensi dan warna kita karena pembawaan kita yang terlalu minder yang pada akhirnya menutup hal-hal baik dari diri kita. Padahal, mungkin kalau kita minta pendapat dari orang lain tentang diri kita maka kita akan terkejut dengan hal-hal yang mereka nilai dan mereka bangga terhadap diri kita.Â
Seperti itulah, ketika kita melihat seseorang yang memiliki nilai yang lebih dari diri kita yang tentunya tidak perlu jadi pembanding, karena syarat memiliki nilai terbaik adalah berani untuk mengkritik diri sendiri, untuk siap memperbaiki ketika terjadi kesalahan-kesalahan yang bahkan memalukan.Â
Jadi, jangan pernah berhenti memperjuangkan hal-hal yang mungkin susah dan jangan pernah menyerah bahkan berhenti untuk memperjuangkan hal-hal yang baik karena kesempatan dan peluang yang sama belum tentu kita dapatkan di kemudian hari yang tentu apa di akhirnya kita kehilangan kesempatan dan peluang terbaik kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI