“Bersua dengan mantan adalah sebuah fenomena yang tak harus terjadi saat hati terdeteksi rapuh.”
Hai perkenalkan namaku Kushi...
Setiap orang yang bertemu selalu menanyakan arti namaku ini. Dalam bahasa Hindi artinya penuh kebahagiaan. Mungkin kedua orang tuaku selalu berharap anak semata wayangnya ini selalu bahagia.
Satu lagi yang dipertanyakan adalah mengapa nama ini khas India. 25 Tahun lalu, aku dilahirkan di New Delhi saat Papa ditempatkan di Kedutaan Besar Indonesia untuk India.
Kebanyakan orang bilang wajahku mirip Preity Zinta tapi pastinya enggak tertukar di rumah sakit, karena memang Mama aslinya cantik, jadi turun deh ke anaknya, hidung mancung, rambut hitam, lesung pipit ditambah sedikit tai lalat tepat di bibir bawah.
Saat memasuki perkuliahan, aku memilih tinggal bersama Paman di Indonesia. Memilih jurusan ekonomi, agar kelak bekerja di sebuah perusahaan, duduk manis di depan komputer tanpa harus keliling dunia.
Sesuai dengan harapan,setelah lulus akhirnya aku bekerja di sebuah perusahaan. Di tengah menumpuknya tugas kantor tiba-tiba mataku tertuju kepada foto wisuda 4 tahun lalu. Di mana ada masa yang sangat dirindukan. Penuh dengan kenangan yang mungkin susah untuk dilupakan. Cerita ini dimulai saat pertama kali duduk di bangku kuliah.
Pagi itu...
Akuberjalan menuju kampus dan mencari ruangan di hari pertamakuliah. Akhirnya menemukan ruangan itu. Untungnya dosen belum masuk ruangan. Sambil celingak-celinguk melihat sekelilingku, semua tampak asing. Karena memang teman sekolah dulu tidak ada yang kuliah di sini.
Tiba-tiba suara gemuruh berubah jadi senyap. Sang dosen yang ditunggu pun masuk.Semula bayangan tentang dosen yang pernah hinggap di kepala adalah berkacamata tebal, rambut penuh uban dan tumpukan buku tebal di tangan.
Ternyata pria yang masuk adalah pria muda sekitar 25 tahun. Perangainya bersahabat, senyumnya manis, membuat semua mata wanita di dalam kelas tertuju padanya.