Mohon tunggu...
Arda Sitepu
Arda Sitepu Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer Email : anggraini.arda@gmail.com. Blog : https://www.ardasitepu.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hindari SMS, Wujudkan Generasi BBM & Line di Instagram

10 September 2016   21:36 Diperbarui: 10 September 2016   22:00 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

screen-shot-2015-04-24-at-15-29-32-57d41f49b17a61ac5625d40b.png
screen-shot-2015-04-24-at-15-29-32-57d41f49b17a61ac5625d40b.png
Sumber gambar : www.dailysocial.co,id

Di Asia saja, Indonesia menduduki peringkat ke-4 penggunaan internet.

2016-01-13-15-05-27-26176f999c0fba6d63331c464d96f5c9-57d41f6e43afbd9751458462.jpg
2016-01-13-15-05-27-26176f999c0fba6d63331c464d96f5c9-57d41f6e43afbd9751458462.jpg
Sumber gambar : www.katadata.co.id 

Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, informasi, internet, lifestyle, saat ini membuat manusia Indonesia semakin individualis atau ‘sa bodo teing’ namun ekstrimnya, apabila sudah menyangkut SARA maka manusia tersebut berbalik arah dan berbondong-bondong menjadi provokator seakan-akan membela TUHAN yang sebenarnya tidak perlu dibela.

Seperti dilangsir dalam berita www.bbc.com 3/08/16 “Penyebar kebencian atau provokator di media sosial terkait kerusuhan di Tanjung Balai ditangkap di Jakarta. Tragedi ini berujung satu rumah ibadah harus terbakar. Kabid Humas Polda Metro Jaya mengatakan pria berinisial AT, 41 Tahun menuliskan pesan bernada provokatif yang mengaitkan kerusuhan Tanjung Balai dengan kerusuhan 1998.”

Pria berinisial AT, 41 Tahun, secara umur dikatakan bahwa pria ini sudah cukup matang untuk menilai kebaikan dan keburukan. Seyogiayanya, dia sudah tahu ketika tulisan yang dilontarkan di media sosial akan berujung bui.

Kebencian yang disampaikan ke media sosial menjadi sarana penghasut jutaan mata dalam sekejab. Dapat dikatakan kedewasaan umur tidak sebanding dengan kedewasaan jari jemari. Kembali kepada apakah kebencian yang dimilikinya berasal dari lingkungan keluarga atau lingkungan eksternal? Apakah kebencian ini sudah terpupuk semenjak balita?  

Di dunia maya, AT yang lain akan muncul ketika rantai kebencian terhadap keragaman tidak di putus. Di media sosial kita boleh menjadi KOMENTATOR, TAPI JANGAN SAMPAI JADI PROVOKATOR!

[HINDARI GENERASI SMS, WUJUDKAN BBM & LINE DI INSTAGRAM]

Sebagai manusia yang terbentuk dari Sang Pencipta yang penuh kasih, sudah sepantasnya kita melihat semua manusia sama. Keanekaragaman suku, agama, ras, golongan, jabatan dan lainnya bukan satu penghalang untuk kita bisa bergandeng tangan di dunia yang serba rumit saat ini.

Janganlah menjadi generasi SMS “Senang Melihat orang Susah dan Susah Melihat orang Senang” Gejala ini sudah banyak bermunculan, alhasil tenggang rasa, gotong royong, berbelas kasih menjadi barang langka saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun