Pada akhirnya, seorang ibu harus menjadi pendekar berperisai rasa percaya diri. Bahwa segala informasi tidak selalu berisi kebenaran. Butuh ilmu dan kebijaksanaan untuk mengolah, apalagi menerapkan. Pun, Ibu tidak selalu benar, tapi Ibu harus percaya diri dengan sepatu yang dipakai.
Arus infomasi yang deras dan persuasi untuk mengikuti tren membutuhkan ketahanan dan kepercayaan diri. Perempuan, terutama Ibu, harus tahu kapan harus berhenti, kapan harus mengikuti. Menjadi berbeda tidak apa-apa, asal dasar yang dipakai memang sudah dipercaya ilmunya. Sekali lagi, pola setiap keluarga tidak sama. Jadi, tidak trendy karena merasa tidak cocok dengan metode yang sedang ngehits, ya santai saja.
Media sosial adalah bagian dari representasi diri. Menjadi siapapun, menjadi apapun, tanggung jawab akan melekat. Cukuplah informasi sumir berhenti tidak direproduksi dan luaskan tangan untuk merengkuh toleransi.
https://www.facebook.com/permalink.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H