Bapak filsafat dunia, Thales (624 SM- 546 SM) dari Miletos. Thales berusaha mendobrak pola pikir Bangsa dan keturunan Yunani waktu itu, dimana sebagian besar selalu mengaitkan segala sesuatu berdasar mitologis. Thales meyakini dan berusaha membuktikan bahwa semua ada pola dan asal muasalnya.
Refleksi Hari Filsafat Sedunia
Filsafat hari ini bukan lagi melawan mitologis atau keyakinan nenek moyang yang turun temurun. Lebih dari itu. Filsafat diharapkan mampu menjawab problem bangsa kekinian. Ekonomi, sosial, budaya juga politik.
Peringatan Hari Filsafat Sedunia selalu mendorong orang yang terlibat untuk melakukan analisis filosofis, penelitian dan studi tentang isu-isu kontemporer. Kajian ini adalah upaya merespon secara efektif terhadap tantangan yang dihadapi umat manusia saat ini. Di era society 5.0 manusia modern harus mampu bersanding dengan teknologi. Maka disinilah pentingnya pengajaran filsafat bagi generasi mendatang.
Hari Filsafat Sedunia 2021 membuka diskusi tentang berbagai interaksi manusia dengan lingkungan sosial, budaya, geografis, dan politik mereka, dengan tujuan mendasar untuk lebih memahami kontribusi filsafat dalam masyarakat kontemporer kita dan tantangan yang mereka hadapi. Filsafat memberikan dasar konseptual prinsip dan nilai yang menjadi sandaran perdamaian dunia.
Pandemi yang belum usai menjadi tantangan tersendiri menginjak tahun  ketiga Covid-19 muncul di dunia. Filsafat diharapkan menjadi jawaban utama dalam penangannya. Vaksinasi yang semakin digencarkan di dunia juga tantangan selanjutnya menjadikan Covid- 19 menjadi endemi. Harus dijawab filsuf modern dengan ilmu dan kepastian. Bahwa filsafat mampu menjadi keyword dan selalu up-date terhadap berbagai persoalan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H